🍞 Roti ( Dainsleif )

1.1K 126 9
                                    

"Fuh akhirnya selesai," keluh mu duduk di samping Dainsleif.

Kalian baru saja selesai melakukan latihan mempelajari beberapa sistem. Dainsleif mengeluarkan sebuah roti lalu menyerahkan nya pada mu. Kamu tersenyum senang lalu menerima roti itu.

"Hehe terimakasih senior~," tutur mu lalu menggigit roti itu. Krim dengan rasa vanilla memenuhi mulut mu.

Dainsleif melirik mu yang sibuk mengunyah lalu memakan roti miliknya sendiri.

"Apa aku boleh bertanya? Aku selalu penasaran dengan pertanyaan ini," tanya mu menatap manik biru gelap nya. Dainsleif mengangguk memperbolehkan mu bertanya.

"Kenapa kau lebih menuruti Administrator dari pada bekerja sama dengan teman-teman mu," tutur mu. Dainsleif diam sebentar mencari kalimat yang bagus agar mudah kamu mengerti.

"Karena Administrator pemilik dunia ini, hanya orang bodoh yang berusaha melawan nya. Administrator itu kurang lebih seperti ayah dan ibu kami," jawab Dainsleif tersenyum sendu.

"Heee jadi intinya kau takut dengan Administrator? Makanya kau memilih menurut dan mengkhianati teman-teman mu?" Tanya mu lagi. Dainsleif mengangguk, manik birunya melirik krim yang menempel di pipi mu.

"Kalau dimasa depan terjadi pemberontakan seperti itu lagi, berarti kau akan berdiri disamping Administrator lagi?" Tutur mu lagi memastikan. Kepalanya lagi-lagi mengangguk.

"Walau kau harus mengkhianati ku juga Dain?" Tanya mu lagi masih belum puas dengan jawaban nya. Namun lagi-lagi Dainsleif mengangguk, tangan nya terangkat menyeka krim di pipi mu.

"Tapi kuharap mimpi buruk itu tak akan terjadi lagi. Aku tak ingin kau jadi ikut terlibat," tutur nya lembut menjilat krim di tangan nya.

Mata mu berkedip beberapa kali baru menyadari apa yang di lakukan Dainsleif. Tangan mu terangkat memegangi pipi mu yang memanas.

Aku yakin dia tak sadar melakukan nya, batin mu gemas. Kamu menunduk meringis berusaha meredakan debaran di hati mu.

Kamu bangun lalu mengepalkan tangan mu. Dainsleif menatap heran wajah mu yang merona.

"Yo-yosh! Tenang saja Dain, selama aku ada disini tak akan kubiarkan mimpi buruk itu datang lagi," sahut mu menghadap Dainsleif, membelakangi sinar mentari.

"Aku tau kau menuruti Administrator demi kebaikan yang lain. Jadi aku percaya pada mu Dain," seru mu tersenyum lebar.

Dainsleif termenung, ntah karena efek sinar matahari atau memang wajah mu yang jadi terlihat sangat cantik ketika tersenyum selebar itu. Yang jelas kini Dain terlena dengan senyuman mu, ada sesuatu yang berdebar kencang di dadanya, bahkan wajahnya perlahan terasa memanas.

"Dain?" Panggil mu terheran-heran melihat Dainsleif yang menunduk sambil memegangi dadanya.

A-apa ini yang namanya sakit jantung? Batin Dainsleif termenung syok.

"Hoi Dain kau kenapa?" Tanya mu panik lalu melangkah hendak mendekati Dainsleif. Na'as kaki mu tersandung batu, tubuh mu oleng kedepan bersiap menubruk Dainsleif yang termenung.

"Sshhh Aduh kepalaku," ringis mu memegangi kening mu yang menghantam kening Dainsleif.

Kamu menyipitkan matamu melirik Dainsleif yang berada tepat di bawah mu. Dainsleif termenung, manik birunya menatap dalam manik hitam mu.

Perlahan mentari mulai terjun ke ufuk barat seolah enggan menjadi saksi dua sejoli yang sibuk mengangumi wajah masing-masing.

Tangan Dainsleif tanpa sadar terulur, mengusap kepala mu lalu berhenti di pipimu. Ibu jarinya mengusap lembut ujung mata mu yang berair.

"(Name) sejak kapan wajah mu jadi sangat mempesona," gumam Dainsleif tanpa sadar.

Kamu melongo syok lalu menepis tangan Dainsleif, kamu buru-buru bangun, berdiri kikuk sambil menarik tudung jubah mu.

"Uwah sudah sore. A-aku harus pergi, ada misi yang harus ku lakukan! Ki-kita bertemu lagi nanti Dain," sorak mu berjalan kikuk meninggal kan Dainsleif yang tengah menutupi wajahnya dengan tangan.

Kurasa Dainsleif mulai gila, batin mu meringis malu.

Seperti nya aku mulai gila, batin Dainsleif memegangi wajah nya yang merona.

🌺🌺🌺














Iya Dain kamu gila. Gila karena Mba nem MWHAHAHA.

Kasian gak pernah suka sama orang. Pas pertama kali ngerasain, Ngiranya sakit jantung (・∀・)

Lalu terimakasih untuk tuan batu yang terhormat karena mau menghalangi jalan Mba nem. ( ꈍᴗꈍ)

Virus SPIN-OFF  ( Genshin Impact X Reader Female )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang