Apapun jawaban dari Agatha, Kenzo sudah siap. Meskipun ia sangat mencintai Agatha tetapi Kenzo tidak ingin memaksakan untuk memilikinya.
"Gu-gue.. Mmm.. Emang gak boleh 3x24 jam untuk jawabnya?" Ucap Agatha tersenyum jail.
"Lama amat Bu mikirnya."
Agatha bingung bagaimana untuk menyikapinya.
"Gue lagi serius. Jangan bercanda dulu." Pinta Kenzo. "Gue udah siap Gath. Apapun keputusannya. Kalau Lo nolak gue ya gapapa. Kita kan masih bisa temenan. Berawal temen ya berakhir juga temenlah. Gak mungkin juga gue musuhin Lo." Ucap Kenzo terlihat raut wajah yang serius.
"Tapi, kalo berawal temen jadi demen gimana?" Agatha menaikan sebelah alisnya dan memberikan senyuman termanisnya.
"Ha? Maksudnya?" Kenzo sedikit tercengang.
"Iya. Kalau gue demen juga gimana?" Agatha tidak ragu dengan keputusannya. Sehebat apapun rintangan yang akan dia lalui. Agatha tidak akan pernah membiarkan orang-orang terdekatnya terluka.
"Ja-jadi ? Lo Nerima gue?"
Melihat ekspresi Kenzo yang lucu, Agatha tidak tahan ingin tertawa.
"Iya. Biasa aja mukanya." Ucap Agatha sambil tertawa geli.Dengan refleks Kenzo menarik Agatha kepelukannya. Agatha dapat merasakan pelukan yang hangat. Lebih hangat dari sekedar teman. Jantung Agatha kembali berdebar tidak karuan. Ia berusaha menyembunyikan debaran jantungnya yang begitu kencang.
"Maaf Gath, gue lancang. Sangkin senengnya gue." Ucap Kenzo setelah melepaskan pelukannya.
Agatha pun tesenyum. "Ini gue gak mimpikan?"
"Ha kenapa?" Tanya Kenzo heran.
"I-iya. Kita jadian. Pacaran."
"Enggak dong sayang." Ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Agatha pelan.
Pipi Agatha semakin ngeblushing mendengar perkataan Kenzo. "Udah ayo masuk. Nanti telat." Ajak Agatha.
"Eh tunggu dulu." Terlihat wajah panik Kenzo.
"Kenapa?" Agathapun ikut panik.
"Muahh"
Dengan cepat Kenzo mencium pipi kanan Agatha dan bergegas keluar sebelum mendapatkan serangan yang tidak terduga.
"KEN..." Teriak Agatha.
Terlihat wajah bahagia Agatha. Agathapun segera keluar dan mencubit perut Kenzo gemas.
"Aww.. Kenapa dicubit?"
"Kamunya kenapa cium tiba-tiba?" Ucap Agatha setengah berbisik takut kedengaran yang lain.
"Sekali doang. Emang kalo ijin dibolehin?" Goda Kenzo. "Eh, udah kamu kamu aja nih. Berarti sekarang manggilnya 'aku' dan 'kamu' gitu?" Kenzo terus menggoda Agatha yang terlihat ngeblushing.
"Udah ah males, aku masuk duluan." Agatha pun melangkahkan kakinya, merasa malu dan kesal karena terus digoda oleh Kenzo.
"Oh udah aku aku juga? Hai kamu, tunggu aku dong!" Kenzo mengejar langkah kaki Agatha. Merekapun berjalan beriringan menuju kelas.
Sesampainya di kelas mereka menjadi pusat perhatian seisi kelas. Tidak hanya itu, Kenzo dan Agatha juga mendapat tatapan tajam dari Gathran yang sudah sampai lebih dulu.
Tanpa memperdulikan tatapan Gathran, Kenzo langsung duduk di bangkunya dimana sudah ada Diandra, Eza, dan Deren disana.
"Gimana best?" Tanya Eza dengan senyuman yang tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha's
General Fiction'Gue tahu seberapa pandai lo dalam sembunyikan luka, tapi mata lo gak bisa bohongi perasaan lo sendiri Gath. Mungkin gue bukan orang yang bisa buat lo bahagia. Tapi gue adalah orang yang gak bisa lihat lo terluka. Yang perlu lo tahu! Bahagia lo bah...