#episode 32

8 1 4
                                    

"Aku tahu hadirku tak kau harapkan.
Tapi, yang harus kau tahu hadirmu yang selalu ku nantikan." ~Amellya

***

"Arghh.." Kenzo tampak meggeram menahan sakit di lengannya. "Lo?"

Cengkraman tangan di lengan Kenzo dilepas saat mereka berada sudah cukup jauh dari parkiran.

"Bilang ke gue kenapa?"

"Maksud lo?" Kenzo dibuat bingung dengan pertanyaan yang seperti akan mengintimidasinya.

"Kenapa Agatha pergi sama lo? Gue bisa laporin ini ke papa kalau lo gak bisa kasih penjelasan ke gue. Dan gue juga bakal laporin pak Heri yang ikut membantah papa!"

Kenzo tampak kesal hingga ia mendorong tubuh kekar milik Gathran. "Lo jangan pernah melibatkan pak Heri." ucapnya dengan nada yang ditekan.

Gathran tersenyum miring. "Kenapa? pak Heri udah melanggar aturan papa. Biar dia dipecat dan dipastikan tidak dapat pekerjaan yang layak buatnya. Dan lo? Akan pindah dari sini."

"Lo boleh laporin gue. Tapi jangan pak Heri." ucapnya dengan nada yang sedikit keras.

"Ken!" Deren berlari mencoba menengahi dua bersaudara itu. "Lo disini ternyata gue cariin. Agatha juga udah nunggu sama Diandra."

Mendengar pernyataan dari Deren, Gathran membulatkan matanya dan menatap tajam ke arah Kenzo. "Gue tahu lo itu muna juga licik." ucapnya dengan penuh marah.

"Tan lo-"

"Gue gak bicara sama lo." Gathran memotong pembicaraan Deren. "Gue tahu lo manfaati hubungan gue dengan Fara. Supaya lo bisa dekat sama Agatha. Lo ngaku saudara gue, mengaku sebagai adik gue. Tapi lo nusuk gue." Gathran menarik napas dalam. "Lo orang lain bagi gue. Dan lo satu-satunya orang yang gue harap cepat segera lenyap dari dunia ini."

Deren tidak menyangka Gathran akan bicara seperti itu kepada Kenzo.

Kenzo merasa hatinya seperti tertusuk LAGI. Ia coba bersikap tenang. Ini bukan kali pertama ia mendengar kalimat yang menyakitkan dari Gathran.

"Tan. Lo boleh laporin gue ke papa. Lo boleh anggap gue orang lain. Tapi gue mohon untuk gak laporin ke papa sekarang. Ada yang harus gue lakukan. Setelah semuanya selesai lo bisa laporin gue tanpa melibatkan pak Heri. Gue siap pindah dari sini. Jauh dari keluarga gue." ucapnya getir.

"Kenapa gue harus nuruti lo?"

"Karena ini menyangkut soal Agatha." sambungnya. Gathran tampak terkejut. "Apa maksudnya?"

"Gue tahu lo suka sama dia. Dan gue tahu lo manfaati dan cari kesempa-"

"RUMAH AGATHA KEBAKARAN TAN. MEREKA BUTUH BANTUAN KITA SEMUA." tukas Deren.

Gathran terlonjak tak percaya. "Apa?"

"Ya. Tadi malam rumah orangtua Agatha terbakar, dan mereka gadak tempat tinggal saat ini. Sekarang mereka tinggal dirumah gue. Dan hari ini juga mereka ingin cari kontrakan. Dan sumbangan yang dikutip tadi itu untuk mereka. Karena mereka emang bener-bener butuh bantuan kita semua. Dan itu juga belum cukup." jelas Deren untuk pertama kalinya bicara panjang lebar dengan Gathran.

"Lo boleh laporin Kenzo setelah kami selesai bantuin Agatha. Tapi coba lo pikir lagi setelah lo laporin semuanya. Bukan hanya Kenzo dan pak Heri yang menderita. Tapi juga Agatha!"

Gathran hanya diam menunggu kelanjutan dari Deren. Ia bingung ingin berkata apa lagi. Ia merasa malu saat orang yang ia sayangi butuh bantuannya. Tapi, dia tidak ada untuk Agatha dan tidak tahu apapun tentang keadaan Agatha.

Agatha'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang