Kenzo dan Carla sampai rumah tepat pukul 21.05 setelah ia menghantar Agatha dana Eza pulang ia segera bergegas kembali ke rumahnya.
"Carla jangan bilang siapa-siapa ya kalau kita tadi habis ketemu sama kak Agatha. Apa lagi papa. Jangan sampai tahu." ucap Kenzo.
"Kenapa bang? Kak Atha salah apa?" tanyanya polos.
"Kak Agatha gak salah apa-apa kok. Cuman, kalau Carla bilang. Ntar Carla gakan bisa main sama kak Agatha lagi. Jadi Carla diam-diam aja. Ini jadi rahasia kita berdua. Janji?"
"Oke deh." Carla tersenyum manis sekali.
"Yaudah ayo turun abang gendong ya."
"Kalla jalan aja. Kalla mau gendong bonekanya."
Mereka berduapun segera masuk ke dalam rumah dan ternyata Steffi dan Gathran tengah menunggu mereka berdua diruang tv.
"Mama.. Kalla bawa boneka!" Carla berlari riang memeluk Steffi sambil menunjukkan boneka kesayangannya yang baru saja ia dapatkan dari Kenzo.
"Wah bagus juga besar sekali."
"Mama tahu gak. Disana itu banyak kali bonekanya. Kalla suka boneka ini kalna bonekanya cantik. Kalla suka gaunnya mama Kalla mau gaun yang dipakai boneka ini boleh ya?"
"Tapi gaunnya gak muat sayang sama kamu." Steffi mencubit pipi anaknya gemas.
"Mama kita pesan ya bajunya boleh ya?" Carla menampilkan wajah imutnya.
"Iya nanti kalau papa udah pulang ya. Sekarang Carla cuci kaki gosok gigi tidur."
"Baik ma!"
"Oh ya tunggu nak. Ken, kamu dapat uang dari mana bisa beliin Carla boneka sebesar itu?" bisik Steffi.
"Mama tenang aja. Ini semua udah Kenzo siapin jauh-jauh hari."
"Hm yaudah kamu tidur sana. Kamu pasti lelah seharian main dengan Carla." Kenzo menganggukkan kepalanya. "Mama ke atas ya. Nemeni Carla tidur."
"Iya ma." jawab Kenzo dan Gathran kompak.
"Lo pasti habis ketemu Agatha." tanpa basa-basi lagi Gathran sudah tidak tahan lagi ingin menanyakan hal ini.
"Kalau enggak kenapa? Dan kalau iya kenapa?" jawab Kenzo dengan santai sambil ikut duduk di sofa depan Gathran.
Saat ini manik mata mereka sedang beradu. Terlihat jelas tatapan tidak suka dari Gathran. Berbeda dengan Kenzo yang selalu menanggapinya biasa-biasa saja.
"Lo ngibari bendera perang? Jawab serius!" Gathran coba menahan emosinya.
Kenzo hanya diam dan mengangkat kedua bahunya.
"Oke. Gue aduhi ke papa." ancam Gathran namun Kenzo terlihat biasa saja dengan ancaman Gathran.
"Lo bakal dihukum dan dapat dipastiin 24 jam pak Heri selalu ada dimanapun lo berada. Dan lo tahu artinya apa?" Gathran sedikit menggantungkan kalimatnya dengan sudut bibir yang terlihat naik.
"Aduhi aja. Terserah. Dan asal lo tahu. Setelah ini papa gakan tinggal diam. Dimana ada pak Heri pasti ada lo dan lo tahu disitu ada gue juga. Jadi 24 jam gue sama lo. Dan lo tahu apa yang terjadi dengan Agatha selanjutnya." Kenzo memilih pergi ke kamarnya. Malas rasanya jika ia harus berdebat dengan Gathran juga.
"Sial." desis Gathran. "Kalau gue aduhi Kenzo. Papa pasti akan terus mengancam Agatha." Gathran mengacak-acak rambutnya kesal.
***
Pagi ini seperti biasa Kenzo bersiap-siap bergegas pergi kesekolah. Setelah selesai berpakaian rapi iapun keluar dari dalam kamarnya. Sebelum menuju meja makan Kenzo mengetuk pintu kamar Gathran memastikan bahwa Gathran sudah bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha's
Fiction générale'Gue tahu seberapa pandai lo dalam sembunyikan luka, tapi mata lo gak bisa bohongi perasaan lo sendiri Gath. Mungkin gue bukan orang yang bisa buat lo bahagia. Tapi gue adalah orang yang gak bisa lihat lo terluka. Yang perlu lo tahu! Bahagia lo bah...