"Jangan lari bila hanya ingin dikejar"~Gathran
"Kita rasa yang tepat diwaktu yang salah"~Agatha
***
Jadi, kamu adalah penyebab semua ini? Hingga anak saya jadi seperti ini?" ucap Fahlevi keras menahan amarah kepada seorang gadis dihadapannya saat ini, Agatha.
"Maafin saya om!" ucapnya sambil menahan tangis.
"Pa, ini bukan salahnya. Ini salah Kenzo." ucap Kenzo yang tiba-tiba muncul di belakang Agatha.
"Bukan om, ini salah saya. Saya yang mengendarai mobilnya." tukas Deren.
"Saya yang paling bersalah om. Saya yang meminta dan memaksa Deren untuk mengendarai dengan kecepatan lebih." ucap Eza. Berdiri diantara Kenzo dan Deren.
"Saya juga salah om. Tidak bisa mencegahnya." Bryanpun ikut angkat bicara.
Agatha menatap mereka secara bergantian, seolah tak menyangka bahwa mereka akan melakukan seperti ini.
Kenzo sekilas tersenyum kepada Agatha yang di balas dengan tatapan tanpa ekspresi apapun.
"Mereka gak bersalah." ucap Fara dan menghampiri segerumbulan tersebut. "Karena disini yang bersalah adalah." Fara menahan kalimatnya saat berhadapan dengan Agatha. "Elo!"
"Kalian membuat saya pusing. Siapa yang paling bersalah disini?"
"Kenzo pa!"
"Saya om!" tukas Deren.
"Saya om!"
"Saya om!" ucap Eza dan Bryan bergantian.
"Bukan, disini yang salah Agatha. Karena dialah penyebab Gathran ada disini. Lo itu pembawa sial, kalau lo gak terus ganggu Gathran semua gakan jadi seperti ini. Lo harusnya sadar diri siapa diri lo?" ketus Fara.
"Sudah pa jangan ribut dirumah sakit. Gak baik. Mengganggu pasien yang lain." Steffi mencoba menengahi.
Fahlevi menatap Agatha dengan penuh amarah. "Mulai saat ini. Jangan ganggu anak saya lagi, Gathran. Mengerti?"
Tangis Agatha mulain pecah, ia hanya menganggukkan kepalanya. "Maafin saya om!" ucapnya sopan dan berpamitan segera pergi dari tempat tersebut.
Kenzo mencoba mengejar Agatha namun langkahnya tertahan oleh papanya. "Kamu mau kemana? Bukan berarti kamu terbebas dari hukuman. Kembali!" tegas Fahlevi namun ucapannya tersebut tidak mampu menahan langkah Kenzo lagi.
Kenzo mencari-cari sosok Agatha. Agatha tengah duduk di bangku tepatnya dibawah pohon.
Kenzo memandangi Agatha dari kejauhan ia tahu apa yang dirasakan Agatha saat ini.
Agatha menangis dan terus menundukkan kepalanya seolah tidak ingin orang lain tahu bahwa ia sedang menangis.
Hari sudah mulai gelap tetapi Agatha belum juga pergi dari tempatnya. Sementara Kenzo terus mengawasainya dari kejauhan.
"Bro!" sapa seseorang dan menepuk bahu Kenzo.
Kenzo tersentak, "Apa lo buat gue jantungan aja!" cerocos Kenzo.
"Yah elo ngapain melamun sendirian. Kesambet ntar lo." Eza tertawa jail.
"Ada apa?"
"Lo dicari nyokap lo. Gathran udah siuman. Ayo!"
"Lo duluan aja. Ntar gue nyusul."
"Yaudah deh. Jangan melamun lo hari udah mulai gelap hati-hati kesambet ya!" Eza berlalu pergi meninggalkan Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha's
Художественная проза'Gue tahu seberapa pandai lo dalam sembunyikan luka, tapi mata lo gak bisa bohongi perasaan lo sendiri Gath. Mungkin gue bukan orang yang bisa buat lo bahagia. Tapi gue adalah orang yang gak bisa lihat lo terluka. Yang perlu lo tahu! Bahagia lo bah...