#episode 12

61 5 0
                                    

"Kau tahu? Merelakanmu sama saja dengan menguburku hidup-hidup"~Gathran

"Lantas apa yang harus aku lakukan? Jika bertahan membuatku sakit dan pergi pun membuatku terluka!"~Kenzo

"Percayalah, melepas yang hampir tenggelam itu menyakitkan!"~Agatha

***

Gathran hendak mengangkat dagu Agatha namun tiba-tiba Steffi masuk kedalam kamar anaknya, Kenzo.

"Permisi! Maaf mama ganggu sebentar!"

"Eh.. mama!" Gathran menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gathran di tunggu papa di ruangannya. Sekarang!"

"Iya ma! Gathran segera kesana."

"Yaudah dilanjuti ngobrolnya! Maaf ya tante mengganggu!" Steffipun berjalan keluar dari kamar anaknya.

"Hm..iya tante!" jawab Bryan.

"Tan?" Kenzo berjalan mendekat ke arah Gathran.

"Apa?"

"Lo disuruh menghadap papa?"

"Mm.."

"Gue ikut ya!"

"Gausah. Ribet!"

"Gue tahu pasti masalah tadikan? Gue bakal bantuin lo, kalau lo emang gak salah!"

"Bukan urusan lo!" Gathran berjalan keluar tanpa memperdulikan Kenzo yang terus memanggil namanya.

"Udah bang mending lo istirahat dulu, lo juga belum pulih bener!" Bryan menuntun Kenzo kembali ke ranjangnya.

"Yan! Yang sakit pundak gue bukan kaki gue gak perlu pakai lo tuntun gue segala!"

"Ahela..bilang makasih kek!"

"Oke makasih!"jawab Kenzo jutek.

"Kenzo gimana pundak kamu udah merasa baikan?" tanya Gissha yang mulai mendekat ke arah Kenzo diikuti dengan Agatha di belakangnya.

"Ah, udah mendingan kok kak Gissh!"

Kenzo menatap Agatha yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya.

"Oh ya Yan, buahnya mana ? Kasihkan gih!"

"Sama kak Gatha tadi! Buahnya mana kak?" Bryan balik bertanya kepada Agatha.

"Astaga lupa! Ketinggalan dalam mobil!" Gatha menepuk keningnya pelan.

"Kamu ini!" Gissha menggelengkan kepalanya.

Kenzo terus memfokuskan pandangannya kepada Agatha dengan wajah yang datar.

"Yaudah biar Bryan aja yang ambil kak Giss!"

"Oh ya kakak ikut sekalian mau ambil handphone kakak yang tertinggal juga." ucap Gissha seperti tahu dalam membaca situasi.

"Gue i-"

"Kamu temeni Kenzo sebentar ya!"

"Tapi kak?"

Gissha dan Bryan berlalu pergi hingga hilang di balik pintu.

Kini hanya tinggal mereka berdua, Agatha terus menundukkan kepalanya. Ia merasa canggung saat di tatap Kenzo seperti ini. Sebenarnya, ia sudah biasa dibertatapan dengan Kenzo. Tapi, entah mengapa kini rasanya jauh lebih berbeda. Seperti orang yang baru kenal saja.

Agatha'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang