Arabella melangkahkan kakinya menuju rooftop. Kelas terakhinya hari ini telah selesai 30 menit yang lalu. Dan selama itu Arabella habiskan untuk berbicara dengan pohon atau tanaman, selagi menunggu keempat kakaknya yang masih belum menampakkan batang hidung nya.
Banyak yang ingin memberi Arabella tumpangan untuk pulang, tetapi semua di tolak dengan alasan menunggu Roberts bersaudara. Ya karena memang kenyataannya begitu jika tidak di turuti nanti ia akan di interogasi di rumah dan Arabella tidak menginginkan itu terjadi.Arabella menaiki anak tangga terakhir dan mengedarkan pandangannya mencari keempat kakaknya. Ada sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Dan dari tempatnya berdiri Arabella dapat mendengar suara desahan perempuan yang membuat bulu kuduknya berdiri. Bisa di bayangkan sendiri betapa ganasnya keempat kakaknya itu.
Arabella menghembuskan napasnya kasar. Sudah ia duga sepanjang perjalanan nya kemari bahwa inilah yang membuat Roberts bersaudara belum menampakkan batang hidungnya. Arabella curiga waktu Milena mengandung Roberts bersaudara dulu ngidamnya obat kuat sama obat perangsang.
'Ini niat kuliah atau lomba buat anak sih?' batin Arabella.Setelah berdiri mematung cukup lama akhirnya pintu ruangan itu terbuka menampilkan seorang perempuan dengan penampilan berantakan. Bau sperma menguar jelas memenuhi indra penciuman Arabella.
"Habis di gangbang kak? Kok masih hidup" Arabella refleks menutup mulutnya saat manik perempuan itu menatapnya tajam yang di balas Arabella dengan tatapan polosnya.Perempuan itu melangkah pergi meninggalkan Arabella sambil sesekali meringis saat melangkah menuruni tangga. Arabella bergidik sekaligus kasihan pada perempuan itu tapi itu salahnya karena terlalu terpesona pada keempat kakaknya yang merupakan jelmaan setan.
'satu saja sudah mau mati apalagi empat' pikir Arabella."Lho adek" kaget Hayden "lama nunggunya?"
"Tidak kak, hanya 2 jam 30 menit. Tidak lama, bukan?" Arabella tersenyum tapi Hayden tahu Arabella sedang menyindirnya.
Hayden tersenyum kecil "kita tunggu Barra dan yang lain dulu" ucapnya lalu mendudukkan dirinya di sofa panjang disitu. Sedangkan Arabella sedari tadi memilih berdiri di dekat tangga.Barra, Jevano, dan Jeffrey mulai menampakkan dirinya. Seperti Hayden, mereka bertiga kaget dengan keberadaan Arabella disini.
"Bagaimana kak? Sudah olahraga nya? Sudah sehat? 2 jam 30 menit lho kakak pasti sehat kan" Arabella tersenyum manis padahal di dalam hatinya ia sudah mengumpat. Dan Roberts bersaudara tahu si bungsu sedang menyindir mereka.
"Adek marah?" tanya Jevano.
'pakai ditanya lagi. Ya jelas marahlah anak perawan di suruh berjemur 2 jam 30 menit. Memang Arabella ikan asin apa..' batin Arabella kesal.
"Tentu saja tidak, lagipula itu hak kakak" jawab Arabella sembari tersenyum kecil.
"Adek mau pulang sekarang?" tanya Barra.
"Sekarang lah kak masa tahun depan" Arabella menghembuskan napasnya kasar dan menggembungkan kedua pipinya. Ia sangat kesal sekarang.
Roberts bersaudara tertawa kecil melihat ekspresi kesal si bungsu. Sangat lucu dan menggemaskan.
"Ayo kita pulang" ucap Barra.Arabella berbalik lebih dulu menuruni tangga dibelakangnya keempat kakaknya mengikuti.
Sesampainya di parkiran. Roberts bersaudara dan Arabella memasuki mobil. Barra menjalankan mobilnya melaju meninggalkan area kampus menuju rumah mereka.Mobil yang membawa Arabella dan Roberts bersaudara memasuki pekarangan rumah mereka. Sesampainya di sana mereka turun dari mobil.
Plakk!
"Awww"
Arabella menatap kesal pelaku yang baru saja menepuk bokong nya "kak Hayden jangan seperti itu, adek tidak suka" ucapnya kesal lalu melangkah masuk kedalam rumah.
"Bagaimana?" tanya Jeffrey sambil menaikturunkan alisnya.
Hayden menyeringai kecil "empuk..."
"Tiba-tiba sekali?" Jevano bertanya dan menyeringai kecil.
"Aku tidak tahan lagi. Lumayan untuk bahan nanti" Hayden tertawa.
"Dia sudah mulai gila" gumam Jevano lalu melangkah masuk kedalam rumah.
"Iri bilang bos" teriak Hayden.
"Bangsat!" umpat Jevano dari dalam rumah.
Barra, dan Jeffrey hanya tertawa sudah terbiasa dengan pertengkaran Hayden dan Jevano.~~~~
Jeremy sedari tadi memperhatikan Milena yang hanya mengaduk-aduk makanan nya. Tatapannya kosong seolah memikirkan sesuatu.
"Len, makanlah" ucap Jeremy lembut "kau akan sakit jika tidak makan"
"Aku memikirkan Arabella, Jer. Apakah dia makan dengan baik disana? Atau apakah ia di jaga dengan baik oleh keempat kakaknya? Semua pertanyaan itu muncul di pikiranku" Milena mengalihkan pandangnya menatap Jeremy "aku sangat menyayangi Arabella. Aku merindukan nya"Jeremy tersenyum lembut dan mengacak lembut rambut Milena "kita akan menelponnya nanti. Lagipula rapat sudah selesai. Jadi, kau makanlah dulu. Kau tidak ingin Arabella khawatir, bukan?"
Milena mengangguk dan tersenyum kecil "kau benar. Aku tidak boleh membuat anak bungsu ku khawatir"
Melihat ekspresi Milena yang kembali ceria, Jeremy tersenyum lebar. Dalam lubuk hatinya ia juga sangat merindukan putri bungsunya itu.'Arabella, jaga dirimu sayang. Daddy dan mommy sangat menyayangi mu' batin Jeremy.
~~~~
Keringat dingin mengucur membasahi tubuh Arabella. Menghembuskan napasnya perlahan berusaha fokus dengan tugas sekolah nya mengabaikan suara-suara laknat dari kamar sebelah.
Bagaimana tidak?!
Setelah makan malam tadi, Arabella segera melarikan dirinya memasuki kamarnya sebelum keempat kakaknya itu menyelesaikan makan malam mereka.Arabella membuka bukunya untuk mengerjakan tugas kampusnya yang di berikan Dosen tadi siang. Namun gilanya keempat kakaknya itu malah menonton video porno di kamar Jevano yang bersebelahan dengan kamar Arabella dengan loud speaker dan itu sangat menganggu.
Ingin rasanya Arabella berteriak dan memaki dengan nama kebun binatang, jika tidak ingat ia serumah dengan setan berwujud manusia.Semakin lama suara laknat itu semakin jelas terdengar. Arabella yang sudah tidak tahan beranjak dari kamarnya dan menggedor brutal pintu kamar Jevano.
"Masuk saja tidak di kunci" teriak Jevano dari dalam kamar.
Arabella menghela napas panjang lalu meraih kenop pintu dan mendorongnya kasar. Arabella melangkah masuk kedalam kamar Jevano dan mengecilkan volume loud speakernya."Kak, adek sedang mengerjakan tugas. Tolong pengertian nya" Arabella menyatukan kedua telapak tangannya. Maniknya menatap sayu keempat kakaknya.
"Adek tahu yang kami tonton tadi apa?" tanya Jevano menyeringai kecil.
"Tentu saja tahu..."
"Kalau sudah tahu .... prakteknya bisa dong" Jeffrey menaikturunkan alisnya menggoda.Ini nih! Ini nih! Jangan heran jika Arabella berubah menjadi adik laknat nantinya. Punya kakak-kakak jelmaan setan lama-lama Arabella bisa gila.
Deg!!
Arabella merasakan bulu tengkuknya berdiri saat Jeffrey meniup halus lehernya dan mengecup lehernya lembut, sedang tangan Jevano terangkat meremas bokong nya. Arabella semakin merasakan sinyal bahaya saat Hayden melangkah mendekat belum lagi Barra yang tersenyum mesum kearahnya.'Mommy, tolong Arabella. Arabella takut' batin Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's obsession ⚠️(21+)✔️
Mystery / Thriller"Kau milik kami,, apa yang kami inginkan, akan kami dapatkan dengan cara apapun!" "Tak akan ku biarkan kau dimiliki oleh siapa pun!" "Hidup adalah pilihan.." " kau harus memutuskan......, memaafkan dan kembali atau pergi untuk selamanya!" •••••• ❗21...