"Bella, apa kau siap?"
"Si-siap apa?"
"Kita akan menantang kematian"
"Huh?"••••
"Sepertinya tidak ada orang dirumah"
"Tidak ada orang dirumah atau tidak ingin membukakan pintu?" Jevano menatap datar Irene.
"Tidak ada cara lain, dobrak saja" Hayden berucap.
"Benar, ayo van kita dobrak bersama" Barra dan Jevano mendobrak pintu itu.Tidak butuh waktu lama pintu itu terbuka. Keadaan rumah yang sunyi langsung menyambut mereka. Barra dan Jevano melangkah masuk disusul Irene, dan Jeffrey sedang Hayden memilih menunggu mereka diluar.
Baru saja Hayden ingin menyalakan sebatang rokok, ia dikejutkan dengan sebuah mobil lain yang meninggalkan halaman rumah itu dan melaju di jalanan."Oh shit!! HEIII! MEREKA BERHASIL KABUR!!"
~~~~
Jesslyn mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Melirik sebentar ke samping untuk melihat Arabella. Gadis yang lebih muda darinya itu menggigit kuku jarinya dan tubuhnya bergetar kecil menandakan ia sangat ketakutan sekarang.Jesslyn melihat kaca spion mobil nya, ada 4 mobil yang tengah mengikuti dibelakangnya. Mengumpat dalam hati, Jesslyn kembali fokus pada jalanan yang ramai. Tujuannya hanya satu sekarang, menyelamatkan nyawa Arabella dan anak di dalam kandungan Arabella.
"Sial!" umpat Jesslyn saat jalanan sangat ramai dengan mobil lain, membuatnya mau tidak mau mengurangi kecepatan demi keselamatan pengendara lain.
Sedangkan dibelakangnya 4 mobil itu tidak mengurangi kecepatan mereka sama sekali. Mobil yang dikemudikan Jevano memimpin lebih dulu, di belakang mobil Jevano ada mobil Barra. Yang ketiga ada Hayden, dan Jeffrey terakhir. Awalnya Jeffrey bersama Irene namun saat mendengar teriakan Hayden di rumah Jesslyn tadi Jeffrey langsung meninggalkan Irene dan bergegas masuk ke dalam mobilnya mengikuti ketiga saudaranya yang sudah pergi lebih dulu.Aksi kejar-kejaran itu berlangsung menegangkan. Bahkan Jevano tidak segan-segan untuk menyingkirkan dan menabrak mobil lain yang dianggap mengganggu pandangan nya. Dan disaat menegangkan seperti itu, ide liar terbesit di pikiran Jesslyn dan ia putuskan untuk melakukan idenya itu walaupun kecil kemungkinan akan berhasil.
Jesslyn menghentikan mobilnya setelah dirasa keadaan aman bagi dirinya dan Arabella. Walaupun jarak mobilnya dengan mobil Jevano dan Barra tadi hampir dekat tetapi dengan keahliannya Jesslyn berhasil menciptakan jarak yang lebar sehingga membuat Jevano dan Barra tertinggal jauh. Turun dari Mobilnya, Jesslyn berlari menghampiri seorang lelaki yang tengah bertelponan di samping sebuah mobil di seberang jalan."Permisi, apa kau pemilik mobil ini?"
"Iya, ada apa?" pria itu menatap Jesslyn bingung.
"Aku ingin membeli mobil mu untuk adik bungsuku"
"Tapi-"
"Ini kartu kredit ku. Kau bisa beli mobil baru yang lain. Aku ingin mobil ini sekarang, berikan kunci mobilnya" Jesslyn menyerahkan sebuah kartu kredit. Pria itu ingin menolak tetapi Jesslyn memaksa. Ditengah kebingungannya pria itu pun akhirnya menyerahkan kunci mobilnya setelah menerima kartu kredit Jesslyn. Dan pergi dari situ dengan raut wajah yang masih kebingungan. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Jesslyn pun kembali berlari dan masuk ke dalam mobilnya."Kak Jess--"
"Arabella, dengarkan kakak. Kau harus segera pergi dari sini sendiri. Ini kunci mobil untuk mu. Kau harus bisa menyelamatkan diri mu. Kakak akan berusaha mengalihkan perhatian mereka. Kau bisa mengendarai mobil 'kan?"
"Bisa"
"Anak pintar. Sekarang pergilah. Kita tidak punya banyak waktu. Mobilnya warna putih dan ada diseberang jalan, cepat pergi"
Arabella melengkungkan bibirnya ke bawah, ia menatap Jesslyn sebentar sebelum turun dari mobil Jesslyn dan berlari menuju mobil yang berada di seberang jalan."Sial!" umpat Jesslyn saat melihat mobil yang mengikutinya tadi kini hampir mendekat. Ia kembali menjalankan mobilnya setelah memastikan Arabella masuk ke dalam mobil yang ia beli tadi dan melaju ke arah yang berlawanan dengan Arabella.
Arabella memperhatikan dari balik kaca mobil dengan manik berkaca-kaca saat melihat Jesslyn dikejar oleh Roberts bersaudara. Saat ia ingin memutar kunci mobil tiba-tiba kaca mobilnya diketuk oleh seseorang. Arabella terperanjat dan keluar dari mobilnya karena orang itu memberikan petunjuk yang tidak Arabella mengerti.
"Ada apa, tuan?"
"Saya ingin mengambil barang saya yang tertinggal di dalam mobil ini"
"Oh iya, silahkan"Mobil Jeffrey yang berada paling terakhir dari antara saudara-saudaranya berhenti saat Jeffrey tidak sengaja melihat ke arah kaca spion dimana ia mengenali postur tubuh seorang gadis yang tengah berbicara dengan seorang pria yang berdiri membelakangi nya. Menurunkan kaca mobilnya, Jeffrey menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas dari kaca spion dan menjalankan mobilnya mundur.
Alis Jeffrey terangkat satu sebelum kemudian menyeringai setelah melihat dengan jelas siapa gadis disana sekarang. Jeffrey menyembulkan kepalanya keluar dari jendela mobil dan menoleh ke belakang. Disana gadis itu masih berbicara dengan pria itu dan saat pria itu pergi sembari membawa sekantong plastik belanjaan, netra Jeffrey dan gadis itu bertemu. Gadis itu -Arabella- melebarkan mata, menatap Jeffrey dengan raut wajah terkejutnya sebelum bergegas masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya."I got you, Arabella" monolog Jeffrey lalu putar balik mengikuti mobil yang dikendarai Arabella.
••••
Erlan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia bersama Grace melanjutkan pencarian Arabella. Erlan menyipitkan matanya saat melihat mobil yang melintas cepat di depannya tadi dan diikuti mobil lain yang juga melaju cepat.
"Sayang, kau melihat mobil yang lewat tadi?"
"Aku mengenalnya. Pertama tadi mobil Jevano, lalu mobil Barra, dan terakhir mobil Hayden"
"Kita akan ikuti mereka" Erlan menginjak gas mobil nya dan melaju membelah jalanan, mengikuti mobil Hayden yang berada di depannya.~~~~
Ditempat lain Rohan dan Bintang juga tengah melakukan pencarian Arabella. Setelah sebelumnya Grace, Erlan, Rohan, dan Bintang berdiskusi mengenai tempat pencarian mereka selanjutnya. Dan setelah diputuskan barulah mereka berangkat untuk mencari Arabella.
Dan disinilah Rohan dan Bintang, di depan sebuah supermarket untuk bertanya-tanya pada orang-orang yang siapa tahu diantara mereka ada melihat Arabella. Namun lagi-lagi gelengan kepala sebagai jawaban membuat Bintang dan Rohan menghela napas lelah. Manik Bintang membulat saat sebuah mobil baru saja melintas cepat di depannya."Rohan, mobil Jeffrey. Lihatlah dia seperti mengikuti mobil putih itu" tunjuk Bintang pada mobil yang baru saja melintas cepat di depannya barusan.
"Lalu?" bingung Rohan.
"Bodoh! Tentu saja kita ikuti. Bagaimana bisa kau meninggalkan otakmu di saat seperti ini?!!" kesal Bintang lalu melangkah ke mobil.
"Jangan hanya berdiri disana! Jika kita kehilangan jejak, penis mu ku potong jadi 5 bagian!!" ancam Bintang saat melihat Rohan hanya berdiri diam sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil."Kekasihmu ganas ya? Pasti di ranjang lebih ganas" seorang wanita paruh baya menggoda Rohan yang dibalas Rohan dengan senyuman canggung.
Rohan melangkah menuju mobil setelah berpamitan pada wanita paruh baya itu. Menjalankan mobilnya melaju, mengikuti mobil Jeffrey yang sudah berada cukup jauh. Bintang duduk dengan gelisah. Perasaannya mengatakan orang yang didalam mobil putih yang diikuti Jeffrey tadi adalah Arabella. Bintang memejamkan mata dan melipat tangannya berdoa. Permohonannya hanya satu yaitu ia bisa bertemu Arabella.'Jika benar itu Arabella, bantu aku untuk menolongnya. Tolong jangan siksa sahabat ku lebih jauh lagi. Untuk kali ini dengarkanlah permohonan ku'
Tbc....
![](https://img.wattpad.com/cover/327063476-288-k529522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's obsession ⚠️(21+)✔️
Mystery / Thriller"Kau milik kami,, apa yang kami inginkan, akan kami dapatkan dengan cara apapun!" "Tak akan ku biarkan kau dimiliki oleh siapa pun!" "Hidup adalah pilihan.." " kau harus memutuskan......, memaafkan dan kembali atau pergi untuk selamanya!" •••••• ❗21...