Bab 7

4.5K 98 1
                                    

Mobil yang di kendarai Bintang dan Arabella memasuki pekarangan rumah keluarga Roberts. Setelah itu ia memarkirkan mobilnya di depan rumah, Arabella berpamitan pada Bintang dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Mau kemana dek?" Hayden bertanya. Arabella yang ingin melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya terhenti dan menoleh kearah sumber suara. Di sana keempat kakaknya sedang duduk di sofa dan menatap kearahnya.
"Ke kamar" jawab Arabella "ada apa kak?"
"Kemari" Hayden memberikan gestur pada Arabella untuk mendekat pada mereka.

Arabella ragu tapi kakinya tetap melangkah mendekati keempat  kakaknya itu.
Arabella mendudukkan dirinya di sofa single lalu menatap satu persatu kakaknya "ada apa kak?"
"Adek tadi pulang dengan siapa?" tanya Barra datar pada Arabella.
"Bintang, dia sahabat adek. Memangnya kenapa?"
"Mulai besok adek berangkat nya sama kita pulang juga sama kita" ucap Barra "jadi jangan berangkat atau pulang dengan orang lain"
Arabella mengangguk mengerti sambil menggembungkan kedua pipinya. Jujur ia sedikit ragu pada Roberts bersaudara dan masih canggung berbicara dengan mereka tapi mungkin sekarang kesempatan Arabella untuk bisa dekat dengan mereka karena walau bagaimanapun sekarang mereka adalah keluarga dan lagi sepertinya Roberts bersaudara sangat menyayangi nya seperti adik sendiri.

"Dek, pernah pacaran belum?" Hayden bertanya.
Arabella menggeleng kecil "belum pernah kak. Soalnya adek tidak berpikiran kesitu"
"Kalau nonton film 69  pernah tidak dek?" gantian Jevano bertanya.
Arabella melebarkan matanya terkejut tapi itu tidak lama setelah itu ia menggeleng "tidak kak tapi pernah melihat teman-teman Arabella melakukannya di kelas saat jam kosong atau jam istirahat"
Roberts bersaudara saling bertukar pandang dan tersenyum tipis 'masih perawan' batin Roberts bersaudara.
                 
"Terus apa yang adek rasakan saat melihat itu?" Jeffrey bertanya.
"Biasa saja dan lagi adek tidak melihatnya sampai habis. Adek lebih dulu pergi karena tidak sanggup melihatnya, sepertinya itu sakit sekali"
"Kata siapa dek itu nikmat lho. Adek saja yang belum pernah tahu rasanya" ucap Jevano menaikturunkan alisnya. Ketiga saudaranya yang lain hanya menyeringai kecil saat melihat ekspresi Arabella yang terlihat tidak nyaman.

"Adek mau merasakan kenikmatan duniawi tidak?" tanya Barra.
"Kalau adek mau kami siap kok ngajarin adek" ucap Hayden.
Arabella menggeleng "tidak kak"
"Adek nanti jangan dekat-dekat dengan lelaki lain,  kami tidak suka" ucap Jeffrey "adek hanya milik kami dan selalu ingat itu"
"Tapi kak--"
"Kami bisa memutuskan kekasih kami agar bisa menjaga adek tapi kami tidak ingin adek dekat-dekat dengan lelaki lain kecuali adek mau orang itu merasakan akibatnya" ucap Hayden sambil tersenyum lebar namun Arabella tahu ia baru saja di ancam.

Arabella mengangguk "B-baik kak."
"jadi...boleh adek ke kamar sekarang?" tanya Arabella ragu.
Roberts bersaudara mengangguk. Arabella beranjak dari duduknya dan melangkah cepat menaiki tangga menuju kamarnya, berbicara dengan Roberts bersaudara membuat bulu kuduknya berdiri sedari tadi. Arabella tidak bodoh saat melihat tatapan nafsu dari keempat kakaknya.
"Ini gila" gumam Arabella lalu masuk ke dalam kamarnya.

Roberts bersaudara memperhatikan Arabella sampai akhirnya tubuhnya menghilang di balik pintu kamar nya. Setelah itu mereka saling bertukar pandang dan menyeringai lebar.

Jeffrey menatap satu persatu saudaranya dan membuka mulutnya berucap "jadi, kapan kita bisa memperkosanya?"

                 
~~~~

Jeremy dan Milena baru saja tiba di kamar apartemen tempat mereka akan menginap selama satu bulan ini. Setibanya disana Jeremy langsung merebahkan dirinya di kasur sedang Milena menaruh pakaian mereka yang ada di koper ke lemari lalu kemudian ikut merebahkan dirinya di samping Jeremy.

"Je, menurutmu apa Roberts bersaudara  akan menyayangi Arabella seperti adik mereka sendiri?"
Jeremy mengalihkan pandangnya dan menatap Milena "ada apa tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Aku sedikit ragu... maksud ku kau tahu sendiri bagaimana kelakuan mereka kan, dan Arabella adalah gadis yang manis dan imut aku takut mereka melakukan hal yang buruk pada Arabella"

Jeremy menghela napas panjang. Jujur ia juga sedikit ragu meninggalkan Arabella sendirian bersama keempat putranya itu, tapi bagaimanapun ini adalah pekerjaannya dan ia tidak mungkin menghindar.
"Jangan berpikiran yang buruk-buruk Len, tidak mungkin putra kita melakukan hal buruk pada adik mereka sendiri. Walaupun kelakuan mereka seperti setan tapi mereka tidak mungkin menodai adik mereka sendiri. Berpikir positif saja"

Milena mengangguk "ya semoga apa yang kau katakan benar. Aku sudah sangat menyayangi Arabella seperti anak ku sendiri dan aku tidak rela jika dia di sakiti oleh siapapun"

~~~~

Roberts bersaudara sedang berkumpul di kamar Jeffrey untuk bermain game bersama. Hayden yang sudah bosan melemparkan ponselnya ke atas kasur Jeffrey.
"Aku bosan" Hayden beranjak dari kasur Jeffrey "kira-kira apa yang di lakukan Arabella sekarang ya?"

Ketiga saudaranya yang lain mengalihkan pandanganya dari ponselnya kearah Hayden.
"Apa?" Hayden mengangkat kedua alisnya saat melihat tatapan ketiga saudaranya "aku hanya penasaran, kenapa menatapku seperti itu?"
"Tapi aku setuju dengan Hayden. Aku penasaran apa yang dilakukan Arabella sekarang" Jevano berucap.
"Tunggu apalagi, ayo ke kamarnya" ucap Barra beranjak dari duduknya bersama ketiga saudaranya dan melangkah menuju kamar Arabella yang bersebelahan dengan kamar Jeffrey.

Tok tok tok tok

"Arabella, buka pintunya"

Tidak ada jawaban.Roberts bersaudara saling bertukar pandang sebelum akhirnya Barra meraih knop pintu kamar Arabella dan mendorongnya perlahan.
Kamar Arabella kosong. Namun suara percikan air dari kamar mandi membuat Roberts bersaudara terpaku menatap pintu kamar mandi.

Tidak lama pintu kamar mandi terbuka menampilkan Arabella yang memakai bathrobe diatas lutut yang membuat kaki jenjangnya terekspos, rambut hitamnya yang masih basah membuat nya terlihat sexy. Dan tanpa sadar Roberts Bersaudara meneguk ludahnya berat melihat penampilan Arabella dari atas kebawah lalu kembali lagi keatas selama berulang-ulang.

Arabella yang baru menyadari kehadiran Roberts bersaudara di kamarnya terperanjat dan membeku di tempatnya berdiri. Arabella mengalihkan pandangnya sampai pandang nya tertuju pada sesuatu yang menonjol di balik celana Roberts bersaudara.

Arabella melebarkan matanya dan mengangkat wajahnya menatap satu persatu kakak-kakaknya itu. Semburat merah muda muncul di kedua pipinya.
"K-kak y-yang menonjol itu apa?"

Deg!

'Oh shit!'

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang