Langit sudah berubah warna menjadi gelap. Arian dan Bintang memutuskan pamit untuk pulang. Padahal ada banyak hal yang ingin Bintang ceritakan pada Arabella tapi karena Roberts bersaudara juga turut serta disitu dan selalu mengawasi Arabella seolah-olah Arian dan dirinya akan menculik Arabella dari mereka membuat Bintang banyak diam. Arian apalagi, ia merasa bagaikan butiran debu di tengah-tengah mereka. Dan yang banyak bercerita hanyalah Arabella.
Setelah Arabella mengantarkan Bintang dan Arian sampai ke depan pintu pagar rumah mereka. Tidak lama Roberts bersaudara juga pergi dan mereka mengatakan pada Arabella ada urusan sebentar. Arabella kembali memasuki rumahnya yang terasa seperti neraka. Bagaimana tidak? serumah dengan keempat lelaki yang hypersex yang otaknya hanya berisi selangkangan membuat Arabella harus selalu berhati-hati.
Setelah Bintang memberi pesan untuk berhati-hati dengan Roberts bersaudara, Arabella yakin ada yang tidak beres dengan keempat kakaknya itu. Arabella memang tidak terlalu akrab dengan mereka ia hanya mencoba untuk selalu berpikir positif karena Roberts bersaudara adalah kakak-kakaknya.
Namun belum satu minggu Arabella sudah mendapatkan tiga peringatan untuk selalu berhati-hati terhadap keempat kakak barunya itu. Yang pertama dari Grace, kedua Erlan, dan sekarang Bintang. Arabella sadar tatapan nakal dari keempat kakaknya tapi ia selalu menepisnya dan selalu berpikir positif. Tetapi sekarang ia jadi ragu pada keempat kakaknya itu. Pertanyaan yang muncul di otak Arabella sekarang, mereka baik pada Arabella itu tulus atau ada yang ingin mereka rencanakan?"Mommy kapan pulang? Aku takut" gumam Arabella sambil memeluk dirinya sendiri di dalam kamarnya.
~~~~
"Kenapa kau memperingati Arabella untuk berhati-hati pada keempat kakaknya? Bukankah mereka adik-kakak tidak mungkin mereka melakukan hal buruk pada adik mereka sendiri" Arian mengendarai mobilnya dengan santai melewati jalanan Paris yang masih ramai di malam hari sembari sesekali melirik Bintang menunggu jawaban.Bintang menghela napas panjang. Perkataan Arian memang ada benarnya tidak mungkin Roberts bersaudara berniat buruk pada Arabella. Tapi hanya orang bodoh yang tidak bisa melihat betapa tertarik nya Roberts bersaudara pada Arabella. Dan Bintang tidak sebodoh itu saat melihat tatapan Roberts bersaudara pada Arabella. Sangat dalam, seolah-olah Arabella adalah makanan lezat untuk di nikmati.
"Dunia ini sudah gila, Arian. Banyak kasus seorang kakak mencabuli adiknya sendiri. Kau tidak bisa percaya pada siapapun di dunia ini karena hati orang tidak ada yang tahu" Bintang menjeda ucapannya untuk menghela napas dan menutup kelopak matanya "dan lagi Arabella bukanlah adik kandung Roberts bersaudara. Mereka adalah sepupu. Tetapi karena kedua orang tua Arabella meninggal, keluarga Roberts mengangkatnya jadi bagian keluarga"
Mulut Arian membentuk huruf 'O' setelah mendengar ucapan Bintang. Sedikit terkejut dengan fakta sebenarnya.
"Tapi mereka terlihat posesif dengan Arabella"
"Itulah yang menjadi pikiranku, Arian" Bintang membenarkan duduknya "setahuku Roberts bersaudara bukanlah orang yang akan peduli dengan orang lain ditambah lagi Arabella adalah orang baru. Jadi ini agak sedikit aneh menurutku. Aku memang tidak sepenuhnya mengenal mereka tapi mereka memang cuek dan dingin kepada orang lain. Dan melihat perlakuan manis mereka kepada Arabella, aku terkejut sampai rasanya jantungku berhenti berdetak saat itu juga"
Arian memutar bola matanya malas saat mendengar kalimat Bintang yang sedikit lebay di akhir."Aku merasa mereka tertarik pada Arabella" Bintang yakin.
"Kau ini ada-ada saja mana mungkin mereka tertarik pada adik mereka sendiri--"
"Tapi dia cantik, manis, dan imut" potong Bintang "kau bahkan terpesona saat pertama kali bertemu dengannya. Arabella itu mempunyai tubuh yang bagus. Dia tinggi, ramping, baby face, cantik, putih, imut. Sempurna intinya."
Arian tidak membantah. Semua yang diucapkan Bintang memang benar. Arabella itu sangat manis.
"Tapi maksudku keempat kakak Arabella tidak mungkin tertarik pada keluarganya sendiri--"
"Eitss! Kata siapa? Tidak peduli perempuan mana pun itu, semua di bobol. Buaya amazon seperti mereka mudah sekali mendapatkan mangsa. Dan aku berani bertaruh jika perkataan ku benar tentang Roberts bersaudara yang tertarik pada Arabella. Maka sekarang mereka sedang merencanakan sesuatu untuk mendapatkan Arabella tidak peduli itu baik ataupun buruk"~~~~
Roberts bersaudara memasuki sebuah club mewah di Seoul. Banyak pasang mata tertuju kearah mereka. Ketampanan bak dewa Yunani itu mampu membius siapapun yang melihatnya.
Bermacam-macam alkohol di sediakan di atas meja Roberts bersaudara dari yang memiliki kadar alkohol yang rendah sampai kadar alkohol yang tinggi. Di temani kebisingan musik DJ, para jalang yang haus akan belaian, dan alkohol yang memabukkan sudah menjadi rutinitas Roberts bersaudara di malam hari."Siapa nama lelaki yang bersama sahabat Arabella tadi? Aku lupa" tanya Hayden.
"Arian" jawab Jevano.
"Ya dia, sepertinya dia tertarik pada Arabella"
"Bukankah Arabella memang menarik? Tidak heran banyak yang terpesona padanya" Jeffrey meminum wine nya. Di antara Roberts bersaudara hanya dia yang tidak terlalu suka alkohol yang memiliki kadar yang tinggi.
"Justru itu, dia akan menjadi saingan kita" Jevano berucap serius "dan itu berbahaya untuk rencana kita"
"Kudengar dikelas Arabella, dia menjadi primadona dan memiliki banyak fanboy disana" ucap Hayden setelah meneguk habis vodkanya.
"Benarkah? Bagaimana kau tahu?" tanya Jevano.
"Salah satu jalang ku, dia teman sekelas Arabella"
"Ini mulai terdengar menyebalkan" ucap Jeffrey. Ekspresi nya terlihat kesal.
"Kita harus menjaga milik kita" ucap Hayden "Arabella itu milik kita dan tidak ada yang boleh memilikinya selain kita"
"Barra, bagaimana?" Jevano bertanya.Barra yang sedari tadi menyimak pembicaraan saudara-saudaranya menyeringai kecil.
"Untuk apa ambil pusing tinggal bunuh mereka yang menjadi penghalang"
"Seperti yang di harapkan, Barra" Jevano tersenyum smirk "bukankah kita sudah lama tidak membunuh orang?"
"Kau benar, Jev. Rasanya tanganku gatal ingin bermain-main dengan benda-benda tajam dan melihat genangan darah" ucap Hayden lalu tertawa keras.
"Dan sampai sekarang tidak ada yang tahu jika kitalah dalang di balik kematian orang tua Arabella" Jeffrey menyeringai lebar diikuti senyum psikopat dari saudaranya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's obsession ⚠️(21+)✔️
Misterio / Suspenso"Kau milik kami,, apa yang kami inginkan, akan kami dapatkan dengan cara apapun!" "Tak akan ku biarkan kau dimiliki oleh siapa pun!" "Hidup adalah pilihan.." " kau harus memutuskan......, memaafkan dan kembali atau pergi untuk selamanya!" •••••• ❗21...