Bab 13

3.7K 80 0
                                    

Arabella memejamkan matanya berusaha untuk tidur sedari tadi namun semua itu sia-sia. Ia masih terjaga padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Arabella beranjak dari kasurnya dan pergi keluar kamarnya. Langkahnya ia bawa menuju dapur. Membuka kulkas dan meminum susu kotak coklatnya, lalu kemudian Arabella melangkahkan kakinya dan duduk di ruang tamu untuk menonton televisi.

Suasana rumah sangat lah sepi. Para maid sudah beristirahat tidur di kamar mereka sedang Roberts bersaudara masih belum kembali dari urusan mereka dan Arabella tidak tahu kemana mereka pergi.
Ucapan Grace masih terbayang di ingatan Arabella. Setelah Arabella bertanya tentang kejadian 4 tahun lalu, Grace mengatakan Arabella tidak perlu tahu dan itu hanyalah masa lalu.

Kepala Arabella mendadak pusing. Kehidupan barunya lebih rumit dari kehidupan lamanya. Andaikan Arabella tahu bahwa kehidupan barunya seperti neraka, Arabella tidak akan mau di bawa kesini. Ia akan tetap memilih tinggal di Canada, walaupun sendiri setidaknya Arabella masih bisa merasakan ketenangan. Punya keempat kakak yang hypersex, jelmaan setan di tambah lagi ada banyak rahasia yang sengaja di sembunyikan, siapa yang tahan?.

"Pa..,ma..., kenapa kalian sangat cepat meninggalkan Ara?" Air mata Arabella jatuh membasahi pipinya. Arabella menekuk lututnya dan memeluk dirinya sendiri "Arabella sangat takut disini"
Ditemani suara dentingan Jam ditengah kesunyian serta dinginnya malam yang menyelimuti, Arabella menumpahkan segala kesedihannya. Ingin rasanya Arabella melarikan dari tempat ini, tapi bagaimana ia akan menjelaskannya pada Jeremy dan Milena nantinya. Mereka berdua sangat menyayangi Arabella dan menganggap Arabella seperti anak mereka sendiri dan Arabella masih tidak bisa membalas kebaikan mereka. Kecuali hanya dengan satu cara, diam dan bertahan.

"Aku takut" gumam Arabella di sela tangisannya.

~~~~
"Bagaimana? Sudah meninggal?" Barra bertanya sembari menatap datar mayat seorang lelaki yang bersimbah darah di lantai rumahnya sendiri.
"Tidak ada yang bisa bertahan hidup jika jantungnya di tembak" ucap Jevano datar.
"Mayatnya di buang kemana?" tanya Hayden yang sudah membawa kantong plastik besar di tangannya.
"Potong tubuhnya dulu. Membunuh kurang lengkap jika tidak di mutilasi" Jeffrey tersenyum psikopat.
"Lakukanlah aku akan menunggu" ucap Jevano dan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu mayat lelaki itu. Disampingnya Barra sedang sibuk mengotak-atik keyboard laptopnya.

Jeffrey dan Hayden memotong tubuh mayat lelaki yang bernama David  itu menjadi beberapa bagian. Jeffrey membelah perut David untuk di ambil organnya dan di letakkan di sebuah box yang sudah diisi dengan potongan batu es.
Tidak ada rasa jijik saat kedua lelaki itu memotong tubuh David selain karena mereka memang sudah terbiasa melakukannya, mereka juga meluapkan kemarahan mereka karena David berani mendekati apa yang sudah mereka tandai untuk menjadi milik mereka.

Hayden mengumpulkan potongan tubuh David kedalam plastik untuk dibawa oleh Jevano sedangkan Jeffrey membersihkan bekas-bekas darah di lantai untuk menghilangkan bukti.
Jevano beranjak dari duduknya dan mengambil plastik besar yang sudah diikat oleh Hayden untuk dikubur di tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah David sendiri.

"Aku sudah meretas CCTV nya, tidak akan ada yang mengetahui David dibunuh oleh kita" Barra menyeringai seraya menutup laptopnya.
"Inilah akibatnya jika bermain-main dengan Roberts bersaudara. Jika orang tua Arabella saja bisa kita bunuh maka yang lain hanyalah semut kecil yang sangat mudah untuk di musnahkan" ucap Hayden yang diangguki setuju oleh para saudaranya yang lain.

~~~~
Sinar matahari mulai menampakkan sinarnya. Arabella bergegas untuk bersiap-siap pergi ke kampus. Arabella mengenakan slim fit dengan belahan di mata kaki dipadukan dengan jaket jeans berwarna biru tuanya, serta sneakers putih dan backpack kecil, sementara rambutnya dibiarkan tergerai.

 Arabella mengenakan slim fit dengan belahan di mata kaki dipadukan dengan jaket jeans berwarna biru tuanya, serta sneakers putih dan backpack kecil, sementara rambutnya dibiarkan tergerai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arabella melangkahkan kakinya ke luar kamar nya, menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan.
Sesampainya di meja makan Arabella mematung saat Roberts bersaudara sudah ada di sana.
"Adek, kemarilah" Jevano menepuk kursi di sebelahnya agar Arabella duduk di dekatnya.

Arabella mengangguk sembari tersenyum kecil dan melangkahkan kakinya mendekat dan duduk di samping Jevano "kemarin kemana kak? Pulangnya malam sekali pasti"
"Cari hiburan" jawab Jevano dan tersenyum lebar menatap Arabella.
Arabella mengangguk mengerti dan tidak lama Hayden datang membawa piring berisi nasi goreng dan meletakkannya di depan Arabella "makanlah sayang, kak Hayden sudah membuat nasi goreng spesial untukmu lengkap dengan bumbu cinta" ucapnya manja.
Ketiga saudaranya yang lain hanya menatap jijik Hayden.

"Jangan di makan nanti adek keracunan" ucap Jeffrey yang baru saja bergabung setelah melepaskan celemek di pinggangnya.
"Jangan percaya, dek. Kau bisa keracunan jika memakan masakan milik Barra" ucap Hayden.
Barra yang saat itu sedang membalas chat dari kekasihnya mengalihkan pandangannya kearah Hayden dan menatapnya datar "setidaknya aku tidak pernah membuat dapur kebakaran seperti mu"
"Yakkk! Kenapa kau masih mengingat nya?" kesal Hayden.
"Momen aib sangat sayang untuk di lupakan" timpal Jevano.

Hayden berdecak lalu mendudukkan dirinya di samping Arabella dan merangkul pundaknya "adek cantik sekali pagi ini" ucap Hayden dan mengecup singkat pipi Arabella.
"Hayden Ryonar Roberts! Jaga sikapmu!" kesal Jeffrey. Hayden menyeringai dan menjulurkan lidahnya mengejek.
Jeffrey dan Barra beranjak dari kursi dan menyeret Hayden dari kursi untuk menjauh dari Arabella dan memberi nya pelajaran. Aksi baku hantam dan adu bacot pun terjadi. Arabella yang memperhatikan kakaknya hanya mengerjapkan matanya bingung lalu mengalihkan pandangnya kearah piring yang berisi sarapan yang di buat Hayden.

Arabella menyendok nasi goreng dan memakannya. Dahinya mengerinyit saat nasi goreng itu di cerna di mulut nya dan itu tidak luput dari perhatian Jevano.
"Jangan dimakan, masakan Hayden itu beracun. Aku pernah sakit perut 3 hari 3 malam karena meminum jus buatannya" Jevano beranjak dari duduknya dan tidak lama membawa sepiring nasi goreng dan menaruhnya di depan Arabella "ini buatan Jeffrey. Kau bisa memakannya. Jeffrey berbakat dalam hal memasak"
"Memangnya kemana para pelayan kak?"
"Mereka membeli bahan makanan di supermarket mungkin sebentar lagi akan pulang" Jevano tersenyum tampan dan membelai lembut rambut Arabella lalu kemudian berbalik dan menatap datar ketiga saudaranya yang sedang sibuk baku hantam.

Jevano mengambil ponsel di saku celananya dan menekan angka untuk di hubungi "halo pak polisi hutan, disini ada tiga binatang liar yang sedang bertengkar tolong anda kemari dan kembalikan mereka ke tempat asalnya".

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang