Bab 4

6.6K 144 0
                                    

Arabella membuka kelopak matanya saat jam wekernya berbunyi. Mengubah posisinya menjadi duduk ia melihat jam wekernya yang berada di atas meja nakas disamping kasur nya yang menunjukkan pukul 6 pagi. Arabella beranjak dari kasurnya dan melangkah memasuki kamar mandinya untuk mandi dan kemudian bersiap-siap.

"Pagi mom, pagi dad" sapa Arabella sambil melangkah mendekat kearah meja makan.                 
"Pagi juga sayang" ucap Jerremy dan Milena serempak.
Arabella mencium pipi Jerremy dan Milena lalu kemudian mendudukkan dirinya di dekat Milena.

"Kakak masih belum bangun, mom?" tanya Arabella saat melihat keempat kakaknya belum berkumpul bersama mereka.
"Sepertinya iya. Mommy tidak tahu mereka pulang jam berapa malam tadi. Ara, mom ingin minta tolong kau keatas bangunkan kakak-kakak mu ya sayang"
Arabella mengangguk lalu beranjak dari duduknya dan menaiki anak tangga menuju lantai 2.

Sesampainya disana Arabella menatap ragu satu persatu pintu-pintu kamar milik keempat kakaknya.
"Harus bangunkan siapa dulu, ya? Kak Hayden? Kak Jevano? Kak Jeffrey? atau kak Barra?" gumam Arabella sambil mengetuk telunjuknya ke dagunya "coba kak Hayden saja dulu"

Arabella meraih kenop pintu kamar Hayden dan mendorongnya pelan, kepalanya menyembul masuk dan melihat Hayden yang masih tertidur pulas diatas kasurnya. Arabella melangkah masuk dan mengguncang pelan tubuh Hayden.
"Kak Hayden, bangun ayo sarapan"               
Hayden menggeliat lalu merubah posisinya menjadi duduk, maniknya masih belum terbuka sepenuhnya "jam berapa sekarang?"
"Hampir setengah tujuh" jawab Arabella.
Hayden mengangguk. Namun beberapa detik kemudian kesadarannya seakan ditarik keluar saat menyadari sesuatu.

Hayden membuka lebar kelopak matanya dan mengalihkan wajahnya kesamping dan terperanjat saat melihat Arabella berada di kamarnya dengan seragam sekolah lengkap dengan almamater yang melekat di tubuhnya.
"Astaga Arabella, berapa lama kau disini?" kaget Hayden.
"Beberapa menit yang lalu" jawab Arabella dengan tatapan polosnya "kalau kakak tidak keberatan bangunkan yang lain juga ya, aku mau sarapan dulu di bawah. Kakak segera siap-siap" Arabella berbalik pergi dari kamar Hayden meninggalkan Hayden yang masih terdiam di tempatnya.

"Astaga, apa liurku keluar saat aku tidur tadi? Bagaimana jika aku tertidur seperti itu? Tamatlah sudah reputasi ku di matanya. Aishhh!" gumam Hayden sambil mengacak rambutnya.

~~~~   
"Mereka akan menyusul mom" ucap Arabella lalu mendudukkan dirinya di meja makan dan menyantap sarapan nya.
"Ya sudah nanti kau berangkat dengan daddy saja. Ayo habiskan sarapan mu"

"Kenapa tidak bersama kami saja berangkat nya?" Barra berucap sambil melangkah mendekat kearah meja makan di belakangnya ketiga saudaranya mengikuti nya. Dari penampilannya mereka masih belum bersiap-siap dan masih mengenakan baju tidur.
"Mommy masih belum percaya dengan kalian" ucap Milena.
"Cucu kakek Roberts mana bisa di percaya" sindir Jeffrey yang membuat keempat lelaki itu melebarkan matanya.
"Kalau begitu daddy sama saja, daddy kan anaknya kakek Roberts dan kami ini anak daddy" ucap Hayden yang membuat Jeffrey tersedak makanannya.
"Sudah-sudah sesama penerus kakek Roberts tidak usah bertengkar. Hari ini biar bunda yang mengantar Arabella ke kampus" putus Milena.

Arabella mengerjapkan matanya lucu melihat satu persatu anggota keluarganya sebelum akhirnya kembali menyantap sarapannya. Setelah selesai dengan sarapannya Arabella beranjak dari kursinya lalu pergi bersama Milena yang akan mengantarkan nya ke kampus.

Sekarang di meja makan hanya tersisa Roberts bersaudara dan Jeffrey yang saling diam menikmati sarapan mereka.     
"Di kampus nanti jaga Arabella. Dia masih baru takutnya ada yang berani menganggu nya" ucap Jerremy "dan lagi kalian kuliah yang benar jangan cuma bisanya menabung benih"
"Ayolah dad itu hanya untuk hiburan" ucap Hayden.
"Hiburan matamu! Berapa banyak perempuan yang sudah kalian tiduri?! Beruntung mereka tidak menuntut pertanggungjawaban dari kalian. Jika tidak, daddy tidak tahu dimana meletakkan wajah daddy!"
"Itu karena mereka sendiri yang menyerahkan tubuh mereka pada kami" Jevano berucap.
"Tapi bukan berarti kalian bisa merusak masa depan mereka!" Jerremy menghembuskan napasnya kasar lalu menatap satu persatu putranya "Daddy akan berangkat ke kantor dulu" Jerremy beranjak dari duduknya dan meninggalkan keempat putranya yang menundukkan kepala mereka.

~~~~   
Mobil Milena telah tiba di depan gerbang Galaxy Imperial Collage. Milena mencium singkat dahi Arabella, sebelum Arabella keluar dari mobilnya.             
"Arabella, jika keempat kakakmu atau siapapun berani macam-macam denganmu lawan saja jangan takut. Mengerti?"
Arabella mengangguk dan keluar dari mobil Milena. Setelah Arabella keluar dari mobil Milena, barulah Milena menjalankan mobilnya menuju butiknya. Arabella menarik napas dan menghembuskannya perlahan lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam area kampus dan tujuannya sekarang adalah bertemu dengan ketua dari Galaxy Imperial Collage.

Sepanjang perjalanan melewati koridor kampus, Arabella menjadi pusat perhatian. Selain karena visual nya yang menawan, kabar tentang dirinya yang sekarang menjadi bungsu keluarga Roberts sudah tersebar luas ke seluruh wilayah di Eropa dan mengingat keluarga Robert adalah orang terkaya ketiga di dunia. Orang di sekitarnya Ada yang menatapnya terpesona dan ada juga yang menatapnya penuh kebencian.

Arabella memilih tidak peduli, earphone yang terpasang di telinga nya membuatnya tidak mendengarkan bisikan-bisikan dari sekitarnya. Arabella menundukkan wajahnya  sambil terus melangkahkan kakinya.
Brukkk!
"Maafkan aku, apa kau baik-baik saja?" ucap Arabella setelah dirinya tidak sengaja menabrak orang lain.

Orang itu menggeleng sambil tersenyum kecil dan berdiri di bantu Arabella "tidak apa-apa. Kau mahasiswa baru?" tanyanya yang diangguki Arabella.
"Kalau begitu mau ku antar ke ruangan Ketua?" tawar nya.
"Jika tidak merepotkan, aku mau"
"Tentu saja tidak. Ayo ikuti aku. Oh ya perkenalkan namaku Bintang" ucapnya sambil melangkahkan kakinya. Disampingnya Arabella mengikuti langkahnya.
"Namaku Arabella. Salam kenal Bintang"
"Tunggu! Namamu Arabella? Si bungsu keluarga Roberts?"
Arabella mengangguk.
"Kau tahu Arabella kenapa kau jadi pusat perhatian?" tanya Bintang.
Arabella menggeleng.
"Karena kabar tentang dirimu sudah tersebar luas, dan jujur aku tidak heran saat mendengar keluarga Roberts di juluki keluarga visual. Saat melihat mu tadi kukira aku baru saja bertemu salah satu Dewi Yunani-"
"Maaf memotong ucapan mu Bintang, tapi kau terlalu melebih-lebihkan" Arabella memutar bola matanya malas.
Bintang terkekeh dan mencubit pelan pipi Arabella "kau imut Arabella " ucapnya yang membuat Arabella mendengus.             
"Terserah kau saja"

~~~~
Roberts bersaudara  yang baru saja melangkahkan kaki mereka ingin menuju kelas terhenti saat melihat sesuatu yang menarik perhatian mereka.
"Wah lihat siapa dia? Berani sekali menyentuh Arabella" ucap Hayden tidak suka.

                         
"Siapapun dia kita akan menghukumnya karena sudah berani menyentuh milik kita" ucap Jevano sambil menatap datar kearah Bintang dan Arabella yang masuk bersama ke ruang kantor ketua kampus.

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang