Bab 38

1.4K 41 1
                                    

Keempat mobil mewah Roberts bersaudara telah memasuki halaman rumah mereka. Turun dari mobil mereka masing-masing lalu melangkah masuk ke dalam rumah untuk menemui orang tua mereka yang telah kembali.
"KAMI PULANG" teriak Hayden yang sontak membuat perhatian ketiga orang yang tengah duduk di ruang tamu itu teralih. Hayden merentangkan tangan ingin memeluk Milena yang sekarang melangkah ke arah mereka.
"Mom, aku rin--"
Plakkk!!!

Bukan pelukan hangat yang di dapatkan melainkan sebuah tamparan. Milena menatap tajam keempat anak kandungnya, maniknya berkaca-kaca menahan amarah yang menggumpal di dada.
"MOMMY KECEWA DENGAN KALIAN!!! MANA KEWAJIBAN KALIAN SEBAGAI SEORANG KAKAK?!! ADIK BUNGSU KALIAN HILANG DAN KALIAN MASIH BISA BERMAIN-MAIN SEPERTI INI!!! ADA APA DENGAN KALIAN, HAH?!!"
"Mom, dengarkan kami dulu---"
"DENGARKAN APA LAGI, JEFFREY?!! KALIAN TAHU BETAPA GILANYA MOMMY MEMIKIRKAN ADIK BUNGSU KALIAN?!! APALAGI SAAT GRACE MENGATAKAN KALAU ADA SEKELOMPOK ORANG JAHAT YANG MENGINCARNYA, MOMMY TIDAK BISA TENANG!!!" Milena tidak dapat lagi menahan tangisnya. Di depan anak-anaknya ia menumpahkan segala frustasinya.
Namun seperti biasa Roberts bersaudara tidak akan tersentuh dengan itu. Perasaan iba mereka sudah lama mati. Tapi satu nama yang disebut Milena barusan menjadi fokus utama Roberts bersaudara.
"Kapan Grace mengatakan itu, mom?" Jeffrey mendekati Milena dan memeluk Milena untuk menenangkannya.
"Kemarin malam, saat om kalian Reynold menghubungi Grace"
"Tunggu, bukannya Grace ada di penjara?" Barra bingung.
"Memangnya apa kesalahan yang putriku lakukan sampai harus dipenjara? Kalian bermimpi hah? Buktinya dia menjawab panggilan ku kemarin malam dan mengatakan sedang mencari Arabella bersama kekasihnya Erlan dan sahabat Arabella, namanya Bintang" ucap Reynold yang membuat ekspresi Roberts bersaudara berubah.
"Apa kalian tidak malu? Kalian sebagai seorang kakak sudah gagal menjaga adik bungsu kalian!" Jerremy menatap datar keempat putranya. Ia sungguh kecewa dengan Roberts bersaudara.
"Kami janji mom, kami akan segera menemukan Arabella. Mommy tidak perlu khawatir" Barra selaku yang tertua berucap dan diangguki oleh ketiga saudaranya yang lain.
"Daddy dan mommy sudah lapor polisi dan mereka juga sedang dalam tahap pencarian. Ini akan memudahkan kita untuk menemukan keberadaan si bungsu" ucap Jerremy yang membuat Roberts bersaudara menoleh cepat pada sang Daddy.
"Kenapa harus melibatkan polisi?" Jevano bertanya, tampak sekali tidak suka dengan kalimat sang daddy.
"Dengan begitu kita akan cepat menemukan keberadaan Arabella" Jerremy menjawab.
'Shit!'
"Malam ini kalian tidak mommy izinkan pergi kemana-mana. Tetap dirumah sampai kalian menyadari kesalahan kalian dan tidak ada bantahan"
'Oh, fuck!'

~~~~
Arabella membuka kelopak matanya yang terasa berat. Penglihatannya kabur, membuatnya mengerjapkan matanya beberapa kali sampai penglihatannya benar-benar jelas. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan merasa asing dengan ruangan yang minim cahaya ini.
Tubuh kurusnya yang bugil kini telah dikenakan hoodie kebesaran yang menutupi setengah pahanya. Ia diikat di kursi yang membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya bisa terdiam di situ.

"Adikku tersayang sudah bangun rupanya"
Arabella mendongak saat mendengar suara orang lain di ruangan itu. Seorang perempuan yang hanya mengenakan tank top dan hotpants tersenyum lebar padanya. Puntung rokok yang masih menyala dihisapnya dan asapnya ia hembuskan di wajah Arabella.
"Kau sungguh manis dan imut Arabella dengan proporsi tubuh yang cukup membuat semua wanita iri. Ku akui kau cukup sempurna, adikku" perempuan itu -Chika- tertawa kecil lalu berbalik membelakangi Arabella.
"Bagaimana rasanya menjadi yatim piatu? Ahh, pertanyaan bodoh. Tentu saja kau sangat sedih dan kehilangan" Chika terkekeh geli dengan kalimat nya sendiri.
"Kalau begitu aku akan ganti pertanyaan nya, bagaimana perasaan mu setelah mengetahui semua kebenaran ini?" Chika berbalik dan tersenyum manis menatap Arabella.
"Sebenarnya apa mau mu?" Arabella balik bertanya. Ia tidak mengenal perempuan itu dan baru hari ini bertemu dengannya.
"Mau ku? Aku ingin kau hancur! Mati! AKU MEMBENCI MU, SIALAN!!! Selama ini aku menahan rasa sakit ini sendirian. Gara-gara papa sialanmu itu yang tidak ingin menceraikan ibu mu, hingga akhirnya ibu ku bunuh diri dan papamu tidak ingin mengakui ku sebagai anaknya. Dan kau tahu saat melihat mu tersenyum bahagia bersama keluarga kecil mu itu, aku jadi semakin membencimu arghhh bedebah!!!" Chika menarik rambut nya sendiri dan berteriak, membuat Arabella takut.
"Untuk bertahan hidup aku harus menjadi sugar baby seorang pria tua tapi itu tidak masalah asal aku hidup mewah. Dan kau tahu apa yang kulakukan pada orang itu? Aku membunuhnya hahahaha....aku meracuninya dan otomatis semua kekayaannya menjadi milikku. Dan selanjutnya takdir juga mendukung ku untuk membalas dendam dengan papa mu, aku bertemu Roberts bersaudara. Kakak-kakak mu itu selalu melindungi ku dan memperlakukan ku seperti ratu. Sampai akhirnya aku tahu kalau Roberts bersaudara punya perasaan pada adik sepupu mereka yaitu kau. Sial! Kenapa kau selalu ada di kehidupan ku?! Tidak cukup kah kau merebut kebahagiaan ku sebelumnya?!"

Arabella merasakan kepalanya seperti mau pecah. Potongan-potongan puzzle memori masa lalunya perlahan terbentuk membuatnya mengingat kejadian-kejadian yang pernah terjadi di masa lalunya. Masa kecilnya bersama Roberts bersaudara dan kecelakaan yang menimpa keluarganya. Terakhir kali sebelum ia benar-benar hilang kesadarannya ia melihat Roberts bersaudara ada disana. Dengan Barra dan Jevano yang membantu nya keluar dari mobil yang hampir hancur itu dan dimasukkan ke dalam mobil yang lain untuk dilarikan ke rumah sakit.

"ARGHHH!!!" Arabella berteriak kesakitan saat memori masa lalu nya kembali. Ia seperti berada diambang kematiannya saat masa lalunya terputar dengan jelas dipikirannya.
"Kau mimisan? Apa kau sudah mengingat masa lalu mu yang dihapus itu? Kalau begitu aku akan membantumu mengingat nya dengan menceritakan cerita menarik yang kau tidak tahu"
"Tidak---"
" Seorang gadis remaja yang mengalami kecelakaan bersama orangtuanya saat ingin berlibur dan bertemu dengan keempat pangerannya. Sebagian memori ingatan nya dihapus secara paksa oleh keempat pangeran itu agar dia tidak ingat kalau keempat pangeran itulah yang menyelamatkan nya. Sungguh miris---"
"Cukup!!!"
"Keempat pangeran itu selalu menjenguk gadis itu dan menjaganya sampai dia sadar. Dan saat mengetahui gadis itu kehilangan banyak darah karena kecelakaan itu, keempat pangeran itu membunuh banyak orang yang golongan darahnya sama dengan gadis itu dan mengumpulkan darah orang-orang itu untuk gadis itu agar dia tetap hidup. Mereka sangat mencintai gadis yang lemah itu sampai mendobrak batas-batas yang ada"
"HENTIKAN!!!"
"Cinta keempat pangeran itu yang berubah obsesi membuat gadis itu selalu ketakutan dan menutup diri. Setiap ada yang mendekati gadis itu maka mereka akan selalu menghilang dan dikabarkan sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Sampai akhirnya remaja itu menginjak umur 17 tahun, ia dibawa ke istana keempat pangeran itu dan disayangi bagai adik kandung sendiri tanpa ia tahu fakta gelap keempat pangeran itu"
"Cukup. Aku tidak ingin mendengar nya"
"APA KAU SADAR KEMATIAN ORANG-ORANG DISEKITAR MU ADALAH KARENA KAU ARABELLA!!!"
"TIDAK!!!"
"ORANG TUA MU MATI KARENA MU, TEMAN-TEMAN TERDEKAT MU, ORANG LAIN JUGA HARUS MENERIMA AKIBATNYA KARENA MU!!! KAULAH YANG HARUS DISALAHKAN BAHKAN ORANG TUA ANGKAT MU JUGA HARUS TERSIKSA KARENA MU!!! KAU YANG HARUS MENERIMA AKIBATNYA!!! KAU HARUS MATI!!! KAU PEMBUNUH!!! PEMBUNUH!!!"
"ARGHHHHHH!!!!"

Chika tersenyum manis saat melihat Arabella berteriak frustasi. Ia lebih suka begini, daripada membunuhnya Chika  lebih suka bermain-main dengan mentalnya. Karena itu akan membuat Arabella benar-benar tersiksa dan gila. Ia mengambil sebuah suntikan dari atas meja yang sudah ia siapkan hanya untuk Arabella lalu kemudian menyuntikkan nya ke tengkuk Arabella. Detik kemudian Arabella merasakan kepalanya pusing dan perlahan kesadarannya menghilang dan semua gelap.
"Ini akan membuat mental mu terganggu, Arabella. Setelah itu kau akan bunuh diri dan Roberts bersaudara akan menjadi milikku" Chika tersenyum.

Brakkkk!!
Perhatian Chika teralih saat mendengar pintu ruangan itu didobrak paksa. Ia melebarkan mata saat melihat siapa tamu tak diundang nya.
"Aku sudah menduga kau akan melakukan ini. Menyiksa mental seseorang seperti nya sudah menjadi kesukaan mu ya? Kau sungguh bitch, Chika"
"Lalu apa mau mu?"
"To the point saja, kau mati!"

Deg!!

Tbc.....

Chika Gidara AlexanderSaudara tiri Arabella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chika Gidara Alexander
Saudara tiri Arabella

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang