Bab 24

2.1K 65 1
                                    

Bintang mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu nya lalu kemudian menyalakan televisi.
Penemuan mayat yang telah di mutilasi membuat gempar masyarakat Paris. Di duga mayat ini adalah mayat David karena mayat ini di temukan di belakang rumahnya. Seperti yang kita tahu David sempat menghilang satu bulan yang lalu bla bla bla.....

Wajah Bintang berubah pucat. Maniknya bergerak gusar kesana kemari. Bintang mengambil ponselnya lalu mencari no. Grace untuk ia hubungi.
"Hallo"
"Kak Grace sudah menonton berita tentang penemuan mayat David?"
"Hm, tapi kau jangan khawatir semua akan baik-baik saja"
"BAGAIMANA BISA AKU TIDAK KHAWATIR?! ARABELLA DALAM BAHAYA DAN KAKAK MEMINTAKU JANGAN KHAWATIR, APA KAKAK GILA?!"
"AKU MENGERTI BINTANG, TAPI MEMANGNYA KITA BISA APA SEKARANG?!"
Suara Grace meninggi dari seberang sana.

Bintang terdiam. Grace benar. Tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang untuk membebaskan Arabella dari Roberts bersaudara.
"Tapi kak aku tidak ingin Arabella berada dalam bahaya"
Air mata Bintang membasahi pipinya. Acara televisi masih menayangkan bagaimana mayat David yang sudah tidak berbentuk itu dengan bagian tubuh yang terpisah yang di kumpulkan dalam satu plastik besar. Kedua orang tua David ada disana dan menangis histeris saat melihat keadaan anak mereka.
"Aku sedang mencari cara untuk bisa membuat Arabella terbebas dari jeratan Roberts bersaudara, Bintang. Seperti yang kau tahu, Roberts bersaudara bukanlah orang yang bodoh yang melakukan apapun tanpa perencanaan yang matang. Dan itulah kenapa sampai sekarang masih belum ada yang bisa menemukan siapa pelaku pembunuhan berantai selama ini"
Bintang tidak sanggup berucap. Selama ini ia sudah sangat salah mengira tentang Roberts bersaudara. Roberts bersaudara yang selalu di kagumi karena ketampanan dan kekayaan mereka itu tidak lebih dari seorang psikopat yang haus darah hanya karena obsesi gila mereka.

"Cukup biarkan Arabella tidak tahu apapun karena jika dia mengetahui nya lebih dulu maka jangan harap Roberts bersaudara akan melepaskannya, kau mengerti Bintang?"
"Baik kak, aku mengerti"
"Selama itu aku akan mencari cara untuk bisa membuat Arabella terbebas dari Roberts bersaudara tanpa harus membuatnya mengetahui apapun tentang obsesi Roberts bersaudara padanya karena takutnya itu akan membuatnya trauma"
"Baik kak"
Bintang mengakhiri teleponnya lalu meletakkan ponselnya kembali keatas meja.

Di sarankan untuk masyarakat agar berhati-hati karena menurut dugaan polisi pembunuhnya adalah orang yang sama dengan pembunuhan berantai yang terjadi 4 tahun yang lalu.

"Kau harus baik-baik saja, Arabella" gumam Bintang sembari maniknya menatap kosong ke arah televisi nya.
"Dan tolong jangan mencoba mencari tahu apapun karena itu akan membunuhmu secara perlahan" gumam Bintang lagi seolah-olah Arabella bisa mendengar apa yang ia katakan.



~~~~
Barra mematikan layar televisi yang menayangkan penemuan mayat David.
"Seharusnya bakar saja mayatnya waktu itu" ucap Hayden lalu mendudukkan dirinya di samping Barra.
"Mereka tidak akan bisa menemukan kita, santai saja" Barra berucap dan diangguki oleh Hayden.
"Mana Jeffrey dan Jevano?" tanya Barra.
"Sedang memotong daging Noah" jawab Hayden
Barra mengangguk. Dan tidak lama kemudian Jeffrey dan Jevano menampakkan batang hidungnya.
"Polisi sudah menemukan dimana mayat Noah" ucap Hayden.
"Lalu?" tanya Jevano "mereka tidak bisa menemukan siapa pelakunya juga" sambungnya lagi.
"Aku tidak peduli, yang pasti tidak ada yang boleh menganggu Arabella dan merebutnya dari kita"

"Atau dia akan bernasib sama dengan orang ini" ucap Jeffrey datar sambil mengangkat tinggi kepala Noah.
"Jika sudah selesai, ayo kita pergi dari sini" ucap Barra lalu beranjak dari duduknya.
"Tapi bagaimana dengan bekas darah ini?" tanya Hayden.
"Tidak perlu di bersihkan, bakar saja rumahnya" ucap Barra.
Ketiga saudaranya mengangguk. Jevano mengambil plastik besar yang berisi daging Noah yang telah di potong Jeffrey seperti potongan daging sapi. Setelah itu mereka melangkah keluar dari rumah itu menyusul Barra yang sudah menunggu di halaman depan rumah.

Jeffrey dan Hayden menyiram sekeliling rumah itu dengan minyak gas. Dan setelah sekeliling rumah itu di siram tanpa ada yang terlewat, Barra menyalakan korek api dan melemparkannya ke rumah Noah. Api menjalar dengan sangat cepat dan perlahan membesar melahap habis rumah Noah. Melihat itu, Roberts bersaudara berbalik dan melangkah menjauh lalu masuk kedalam mobil mereka untuk pulang ke rumah dan kembali menjalani sandiwara yang sangat manis untuk adik bungsu mereka - Arabella - yaitu menjadi sosok kakak yang baik hati dan lemah lembut.



~~~~
"Arghhhh"
Arabella terbangun dari tidurnya. Ia baru saja bermimpi buruk. Keringat dingin membasahi tubuhnya, maniknya bergerak gelisah, dan tubuhnya gemetar hebat.
Di dalam mimpinya Arabella kembali melihat kecelakaan yang menimpa dirinya dan orang tuanya dulu. Kilasan balik kecelakaan itu kembali terputar abstrak dalam ingatan Arabella. Arabella mencoba mengingat masa lalunya yang terhapus di memori ingatan nya, walaupun kepalanya sangat sakit Arabella tetap berusaha untuk mengingat masa lalunya yang terlupa.
"Arghhhh" erang Arabella saat kepalanya terasa sangat sakit seperti ingin pecah dan bersamaan dengan itu darah keluar dari lubang hidungnya.

Arabella menangis menahan sakit sekaligus menahan rindu pada kedua orangtuanya yang sudah di anggap tiada dan pada orang tua barunya yang sedang terbaring di rumah sakit. Dan di saat seperti ini ia sangat butuh kehadiran Jerremy dan Milena di sampingnya namun malangnya Jerremy dan Milena pun sedang berjuang antara hidup dan mati di sana.
"Daddy, mommy, cepatlah sembuh. Aku sangat membutuhkan kalian disini" gumam Arabella di sela tangisnya sembari memegang dadanya yang terasa sesak.


~~~~
"Kau tidak ingin kembali pada keempat pangeran mu itu?"
Perempuan yang ditanya menggelengkan kepalanya lalu menyeringai kecil.
"Belum saatnya" jawabnya lalu meminum wine yang telah di tuangkan pelayannya di dalam gelas.
"Kau menunggu apa lagi? Ini sudah 4 tahun kau bersembunyi sekarang sudah saat nya kau kembali pada Roberts bersaudara" ucap perempuan yang lain yang sedang duduk di sampingnya.
"Aku ingin melihat sejauh mana obsesi gila Roberts bersaudara bisa menghancurkan Arabella dan saat Arabella mengetahuinya nanti itu akan membuat nya trauma dan hancur"
"Kau terlihat sangat membenci Arabella, memangnya kenapa? Apa karena Roberts bersaudara sangat mencintai nya lebih dari mereka mencintai mu?"
"Itu alasan kedua namun aku punya alasan lain kenapa aku sangat membenci Arabella. Dan aku sangat bahagia saat mendengar Roberts bersaudara lah yang membunuh orang tua Arabella" perempuan itu menjeda ucapannya untuk tertawa "ahh~~~ keempat pangeran psikopat ku itu sangat tergila-gila pada adik sepupu mereka rupanya sampai tidak bisa membedakan yang mana cinta dan yang mana obsesi"
"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Tunggu saja tanggal mainnya. Sekarang aku hanya akan diam dan menyaksikan sejauh mana para pangeran psikopat ku itu bertindak untuk obsesinya" ucap perempuan itu lalu tersenyum smirk.

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang