Erlan menjalankan mobilnya melaju menuju kediaman keluarga Roberts untuk mengantarkan Arabella setelah dirinya mengantar kekasihnya -Grace- pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan keduanya saling berbincang. Hanya percakapan biasa yang di lontarkan Erlan seperti, apa Arabella makan dengan baik, apa Arabella menyukai kampus barunya serta kehidupannya di Paris, dan semacamnya.
Dari percakapan keduanya Erlan mengetahui Arabella adalah anak yang pendiam dan sedikit pemalu, terbukti sedari tadi hanya dialah yang banyak bicara sedangkan Arabella hanya menjawab seperlunya sesuai pertanyaan Erlan.Mobil Erlan memasuki pekarangan rumah keluarga Roberts dan disana terdapat beberapa maid yang sepertinya sedang menunggu kedatangan bungsu keluarga Roberts itu. Seperti perintah Milena bahwa mereka harus menjaga Arabella dengan baik, jika sampai Arabella kenapa-napa maka di pastikan mereka akan di marahi habis-habisan oleh Milena.
Arabella turun dari mobil Erlan "kak, tidak ingin mampir dulu?" tanya Arabella sebelum menutup pintu mobil.
Erlan menggeleng "aku langsung pulang saja. Jaga dirimu baik-baik"
Arabella mengangguk dan tersenyum kecil lalu menutup pintu mobil Erlan dan berbalik melangkahkan kakinya memasuki rumah diikuti para maid.~~~~
Drrrtttt drrrtttt
"Hallo"
"..............."
"Mereka memang pantas mendapatkan nya"
"..................."
"Kirim kan alamatnya aku akan menuju kesana"
".............."
Grace menghembuskan napasnya kasar dan memejamkan matanya sebentar "siapa lagi yang berani menantang maut seperti ini?" gumamnya lalu menjalankan mobilnya dan menambah kecepatannya saat mata-matanya telah mengirim alamat yang akan ia tuju.
"Semoga aku tidak terlambat menyelamatkan nyawa anak itu sebelum Roberts bersaudara memutilasi nya" monolog Grace dan menambah kecepatannya diatas rata-rata melaju membelah jalanan Paris yang sepi di gelapnya malam.~~~~
Bintang mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya. Kepalanya terasa sangat pusing seperti habis di pukuli. Ia berada di ruangan yang minim cahaya dan sunyi, sekitarnya terlihat berantakan dan kotor seperti tidak berpenghuni.
Namun tidak lama manik Bintang terbuka lebar saat melihat dirinya diikat dan di baringkan di sebuah ranjang seperti pasien yang siap untuk di bedah. Bintang mencoba mengingat kenapa ia bisa disini hingga memorinya memutar kilas balik saat ia bertemu dengan Hayden dan setelah itu seseorang dari arah belakang memukul kepalanya dengan balok kayu dan setelah itu semuanya tiba-tiba gelap."Kau pingsan lama sekali padahal aku memukul mu tidak keras"
Ucapan dengan nada dingin dan datar dari sampingnya mengejutkan Bintang. Menoleh kesamping dan melebarkan matanya saat melihat Jevano berdiri sambil menghisap puntung rokoknya yang sisa setengah. Jevano melangkahkan kakinya mendekati Bintang, tatapannya sangat dingin yang membuat Bintang bergidik takut. Jevano membuang puntung rokoknya sembarang dan menghembuskan asap rokoknya di depan wajah bintang yang membuat gadis manis itu terbatuk-batuk.
"Kau ingin tahu kenapa sampai sekarang tidak ada yang bisa mengetahui bahwa kami adalah pembunuh"
"K-kenapa?" Bintang takut.
Jevano menyeringai kecil "karena kami punya insting yang tajam dan jika kau pikir bahwa kami tidak mengetahui kalau kau mengikuti kami sedari tadi maka kau sangat bodoh" Jevano menjeda ucapannya untuk tertawa "ya kau sangat bodoh Bintang kalau kau ingin mengikuti kami setidaknya berpikir lah lebih cerdik. Ngomong-ngomong bagaimana tontonan yang kami suguhkan, kau menyukainya?".
"Kalian sangat kejam" manik Bintang berkaca-kaca "Arabella tidak pantas mempunyai kakak iblis seperti kalian"
Plakkk!!
"Jaga ucapan mu, sialan!"
Bintang meringis. Pipinya terasa nyeri karena tamparan tangan Jevano.
"Sudahlah Jevan untuk apa berbicara dengan orang yang sebentar lagi akan menemui kematiannya lebih baik kita ganti baju sekarang, kau tidak ingin Arabella mengetahui bahwa kita baru saja membunuh orang kan?" Hayden berucap dari luar ruangan.Jevano menatap Bintang lama sebelum akhirnya berbalik mendekati Hayden dan meninggalkan Bintang sendirian di dalam ruangan yang dingin dan kotor itu.
Air mata Bintang mengalir deras. Ia hanya bisa berdoa pada Tuhan agar bisa terbebas dari sini dan masih bisa menghirup udara segar.
' Kumohon siapapun selamatkan aku. Aku harus tetap hidup untuk Arabella, aku ingin menemaninya. Kumohon siapapun tolong aku ' batin Bintang.~~~~
Arabella melangkahkan kakinya memutari ruangan tamu. Ia baru saja selesai makan malam. Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam dan Roberts bersaudara belum menampakkan batang hidungnya. Arabella khawatir, Walaupun Roberts bersaudara itu sangat menakutkan tapi tetap saja bagi Arabella mereka adalah kakak-kakaknya. Roberts bersaudara adalah keluarganya sekarang.1 jam kegiatannya hanya di habiskan dengan mengelilingi ruang tamu dan berbicara sendiri yang membuat para maid yang lewat takut kalau-kalau nona mereka itu seorang anak indihome.
Bosan dengan kegiatannya mengelilingi ruang tamu dan berbicara sendiri, Arabella putuskan untuk berjalan-jalan melihat-lihat keseluruhan ruangan di rumah ini. Selama Arabella tinggal disini ia hanya tahu ruang dapur, kamarnya, ruang tamu selain dari itu ia tidak tahu apa-apa padahal rumah ini sangat besar dan luas serta memiliki banyak sekali ruangan di dalamnya.
Arabella terus melangkahkan kakinya sampai perhatiannya tertuju pada sebuah ruangan yang pintunya tertutup rapat. Entah kenapa perasaan Arabella menuntunnya untuk mendekati ruangan itu dan masuk kedalamnya.
Dengan ragu Arabella melangkahkan kakinya mendekat, tangannya terangkat meraih kenop pintu dan mendorongnya perlahan. Pintu terbuka menampilkan ruangan yang sangat gelap tanpa adanya cahaya sedikitpun. Bulu kuduk Arabella berdiri, ia adalah orang yang penakut terhadap ruangan yang gelap karena ia pikir bisa saja di dalamnya ada hantu atau monster yang akan menculiknya dan lebih parahnya lagi ia bisa saja menjadi santapan mereka. Membayangkannya saja semakin membuat Arabella merasa takut tapi ia juga sangat penasaran dengan ruangan ini karena dari setiap ruangan yang sudah ia masuki hanya ruangan ini yang tidak di pasang lampu dan di biarkan gelap."Nona, apa yang anda lakukan disini?"
Arabella terperanjat dan berbalik "a-aku--"
"Kembalilah ke kamar anda nona"
Maid itu melangkah mendekati Arabella dan kembali menutup pintu ruangan yang di buka Arabella barusan.
"Bibi tahu kenapa ruangan ini di biarkan gelap?" tanya Arabella penasaran.
"Saya tidak tahu nona saya tidak pernah memasuki ruangan ini, ke empat kakak nona melarang kami memasuki ruangan ini"
Arabella mengerutkan keningnya "memangnya kenapa?"
"Saya tidak tahu non"
"Kalau begitu ayo kita cek sama-sama bi"
"Jangan nekad non, saya masih sayang nyawa"
Mendengar kalimat maid itu membuat Arabella semakin penasaran sekarang. Seperti ada hal besar yang disembunyikan maid itu darinya.
"Sudahlah non, ayo istirahat ke kamar anda sekarang. Mari saya antar"
Arabella mengangguk dan melangkahkan kakinya lebih dulu sedang maid itu mengikuti langkah Arabella di belakang.' Sebenarnya ada apa di ruangan itu?' batin Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's obsession ⚠️(21+)✔️
Misterio / Suspenso"Kau milik kami,, apa yang kami inginkan, akan kami dapatkan dengan cara apapun!" "Tak akan ku biarkan kau dimiliki oleh siapa pun!" "Hidup adalah pilihan.." " kau harus memutuskan......, memaafkan dan kembali atau pergi untuk selamanya!" •••••• ❗21...