Obsesi dan cinta terkadang sulit untuk di bedakan karena keduanya sama-sama ingin memiliki orang yang disukai seutuhnya. Namun bedanya cinta dapat menerima asalkan orang yang disukai itu dapat berbahagia berbeda dengan obsesi yang akan melakukan apa saja asalkan orang yang di sukai itu dapat menjadi milik mereka dan tidak memberikan pilihan pada orang yang mereka sukai itu untuk bebas dari jeratan mereka.
Orang yang terobsesi akan mendobrak segala batasan untuk mendapatkan apa yang dia mau tidak peduli hal itu akan berdampak buruk untuknya ataupun orang sekitarnya. Tujuan nya hanya satu orang yang dia sukai itu dapat menjadi miliknya.Obsesi jika di biarkan akan berkembang menjadi sesuatu yang lebih buruk. Obsesi bisa berujung pada pembunuhan ataupun perbuatan sadis pada orang-orang di sekitar nya jika sampai ada yang menghalangi keinginannya atau membuatnya tidak nyaman.
Dan untuk kasus Roberts bersaudara, obsesi yang ada di dalam diri mereka sudah berada dalam level paling buruk. Tidak ada rasa penyesalan dalam diri mereka setelah membunuh orang-orang yang dianggap sebagai penghalang. Hanya ada kesenangan dan rasa puas saat melihat korban mereka tergeletak tidak berdaya dengan tubuh bersimbah darah ataupun dengan organ tubuh yang tercerai berai.
Psikopat? Mungkin bisa di bilang begitu. Hanya saja jika psikopat membunuh untuk kesenangan maka Roberts bersaudara membunuh untuk melindungi milik mereka. Terdengar sangat romantis jika dipikirkan dengan pola pikir psikopat tapi untuk orang normal itu adalah hal paling gila.••••
"Ahhh..... pelan-pelan....ahhh "
Plakk!!
Plakk!!
"Kau menyukainya, bitch? Mendesahlah" Jevano menambah temponya membuat Alana mendesah tidak karuan.
"Pelan-pelan.....ahhh.... "
Barra dan Hayden berada di kamar lain dan melakukan hal yang sama pada kedua sahabat Alana. Rumah tak berpenghuni itu menjadi semakin menyeramkan karena di penuhi dengan desahan dan tangisan. Sedang Jeffrey sedari tadi memainkan ponselnya, ditelinga nya terpasang earphone sambil sesekali menatap datar kearah Jevano yang sedang memperkosa Alana dengan kasar.
Jevano menggeram tanda ia telah mencapai klimaksnya kemudian mengeluarkan kejantanannya dari vag*na Alana.
"Kau mau mencobanya?" tanya Jevano pada Jeffrey sambil melangkahkan kakinya mendekati Jeffrey lalu mendudukkan dirinya di sofa di samping Jeffrey.Jeffrey melepaskan earphone nya. Beranjak dari duduknya sambil melepaskan Jaket dan kaosnya menunjukkan tubuh atletisnya lalu kemudian melepaskan celananya. Tanpa malu Jeffrey hanya bertelanjang melewati ranjang tempat Alana berbaring. Mengambil sesuatu dari tasnya yang ternyata adalah sebuah pisau lipat.
Alana memberontak tapi kedua tangan dan kakinya di ikat, ia tidak bisa kabur kemana-mana. Jeffrey melangkah mendekati alana dan tersenyum menyeringai. Membelai lembut pipi Alana yang berwarna merah karena tamparan Jevano dengan pisau lipatnya.
Tubuh Alana bergetar takut. Rasa sakit di selangkangannya teralihkan ke pipinya saat Jeffrey dengan sengaja membuat goresan panjang di pipi Alana yang membuat darah segar mengalir deras dari goresan itu. Alana berteriak. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya.
"Jangan menangis, bitch. Kau pantas mendapatkan nya karena telah menyakiti baby girl kami" bisik Jeffrey lembut di telinga Alana.
"Ku mohon lepaskan aku hiksss aku tidak akan menggangu Arabella lagi, kumohon lepaskan aku"
"Melepaskan mu? Ck itu adalah hal yang terbodoh yang ku lakukan"
"Lalu apa mau mu?"
Jeffrey menyeringai kecil "membunuhmu" ucapnya dan memasukkan kejantanannya kedalam vag*na Alana. Tidak peduli perempuan itu berteriak kesakitan, Jeffrey mempercepat temponya dan membuat permainan itu semakin kasar sambil membuat goresan panjang di beberapa tubuh Alana yang membuat Alana menangis keras menahan sakit.Jevano yang menonton itu menyeringai kecil. Kembarannya itu memang gila dengan segala obsesinya. Jevano meminum soda nya sambil menonton Jeffrey yang sedang memperkosa Alana dengan brutal sampai akhirnya Jeffrey mendapatkan klimaksnya.
Jevano melempar kalengnya ke sembarang arah dan melangkah mendekati Alana lalu melepaskan ikatan talinya sedang Jeffrey berisitirahat sebentar setelah memperoleh klimaksnya.
"Sudah selesai?" Barra berdiri di depan pintu "bawa mereka ke halaman belakang kita mulai hukumannya"
Jevano mengangguk dan mengangkat tubuh Alana ala bridal style sedang Jeffrey membersihkan bekas perbuatan keji mereka sebelum akhirnya menyusul saudaranya yang lain.••••
Bintang bergidik tidak menyangka betapa kejamnya Roberts bersaudara. Sedari tadi ia tidak berani masuk kedalam rumah itu dan hanya bisa bersembunyi dari balik pohon mendengar segala teriakan kesakitan dan tangisan dari Alana dan sahabat-sahabatnya.
"Apa lagi yang akan mereka lakukan?" gumam Bintang saat melihat Barra, Jeffrey dan Jevano yang menggendong Alana dan kedua sahabatnya yang lain menuju halaman belakang rumah kosong itu.
"Aku harus mengikutinya dan memotretnya untuk membuktikan pada Arabella bahwa kakak-kakaknya itu adalah iblis" gumam Bintang dan beranjak dari situ mengikuti Roberts bersaudara.
Sesampainya di halaman belakang rumah alangkah terkejutnya Bintang sampai rasanya tubuhnya melemas saat melihat Roberts bersaudara dengan kejamnya membakar Alana dan kedua sahabat nya hidup-hidup. Bintang mengambil handphonenya di saku celananya untuk mengambil video. Tangisan dan teriakan kesakitan itu terdengar jelas dan Bintang tidak mungkin melupakan kejadian ini seumur hidupnya.
"Tunggu! Dimana Hayden?" monolog Bintang saat menyadari Roberts bersaudara hanya bertiga yaitu Barra, Jevano dan Jeffrey."Mencari ku?"
Bintang refleks menjatuhkan handphonenya dan berbalik. Di hadapannya berdiri Hayden yang menatap nya datar dan dingin. Bintang menelan salivanya berat saat Hayden melangkahkan kakinya mendekat. Bintang memundurkan langkahnya dan tidak sengaja menginjak ranting kayu yang membuat Barra, Jevano, dan Jeffrey menoleh kearah sumber suara.
"Sudah selesai bermain petak umpet nya?" Hayden menyeringai "mau bermain?"'mati aku' batin Bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's obsession ⚠️(21+)✔️
Mystère / Thriller"Kau milik kami,, apa yang kami inginkan, akan kami dapatkan dengan cara apapun!" "Tak akan ku biarkan kau dimiliki oleh siapa pun!" "Hidup adalah pilihan.." " kau harus memutuskan......, memaafkan dan kembali atau pergi untuk selamanya!" •••••• ❗21...