Bab 39

1.3K 40 6
                                    

Arabella membuka kelopak matanya perlahan. Ia merubah posisinya menjadi duduk, memandang sekelilingnya yang tampak asing. Arabella ketakutan kemudian turun dari kasur dan berdiri disudut, ia duduk meringkuk disana. Sampai akhirnya ia mendengar pintu kamar itu dibuka oleh seseorang.
"Kau sudah bangun? Apa kau sudah merasa baik-baik saja?"
"Aku bukan pembunuh. Aku bukan pembunuh. Semua ini bukan salah ku, aku bukan pembunuh"
"Aku tidak mengatakan kau pembunuh. Ini semua bukan salah mu, kau hanya korban"
"Aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh, aku tidak tahu apa-apa hiksss aku bukan pembunuh"
"Bella, dengarkan aku"
"Aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh--"
"Iya, aku tahu. Kau memang bukan pembunuh. Tidak usah takut, ok?"
"AKU BUKAN PEMBUNUH! MAMA, PAPA, AKU BUKAN PEMBUNUH!"
"ARABELLA, DENGARKAN AKU. KAU BUKAN PEMBUNUH, JADI CUKUP MENGATAKAN KALIMAT IBLIS ITU!!!"
Manik Arabella berkaca-kaca menatap perempuan di depannya. Tubuhnya bergetar hebat. Melihat itu perempuan di depannya itu mengumpat saat tersadar ia baru saja melakukan suatu kesalahan yang membuat yang lebih muda darinya itu semakin ketakutan.

"Arabella...."
"Kau membentakku? Apa semua orang sangat membenciku sampai harus membentakku? Aku tidak suka dibentak hiksss. Mama dan papa tidak pernah membentak" Arabella berucap pelan lalu menangis keras. Membuat perempuan itu gelagapan menenangkannya.
"Bella, dengarkan aku. Kau sempurna dengan apa yang ada padamu, jangan pernah merasa bersalah atas kesalahan yang tidak kau lakukan. Perkataan semua orang tidak harus kau dengar. Terkadang mereka hanya mengatakan apa yang ingin mereka katakan tanpa peduli siapa dirimu. Kau adalah kau dan mereka adalah mereka. Jangan takut, kau mempunyai banyak orang yang menyayangi mu" perempuan itu berucap lembut. Berhati-hati dengan ucapannya agar tidak mengeluarkan kata-kata yang membuat mental Arabella bertambah buruk.

"Apa kau juga bagian dari mereka? Apa kau juga membenciku?" Arabella menatap polos perempuan di depannya.
"Sama sekali tidak. Aku juga membenci mereka. Kau akan aman bersamaku. Kita akan menunggu waktu yang tepat untuk menangkap Roberts bersaudara dan Chika"
"Kau mengenal keempat kakak ku?"
Perempuan itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Memikirkan kalimat untuk menjelaskan pertanyaan ini. Iya, ia mengenal Roberts bersaudara karena Chika selalu membicarakan keempat lelaki itu. Tetapi untuk bertemu, ia masih belum pernah.
"Tidak juga, tetapi keempat kakak mu itu cukup terkenal dan umm yeah..... seperti itu. Oh ya soal pakaian mu, aku yang menggantikan. Pakaian itu terlalu banyak darah dan aku merasa tidak nyaman dengan itu. Oh,, sejak tadi aku banyak bicara tapi belum memperkenalkan diri, perkenalkan namaku Jesslyn" perempuan itu menjelaskan. Mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Emm, terim--hoekkk"
"Kau baik-baik saja? Apa kau belum makan apapun dari kemarin? Bagaimana ini? Aku tidak mengerti cara mengurus anak"
"Hoekkk kamar mandi" Arabella berucap lemah.
"Astaga, astaga, astaga. Oh my gosh, aku akan membantu mu ke kamar mandi sekarang" Jesslyn berucap panik. Ia membantu Arabella berdiri dan menuntunnya masuk ke dalam kamar mandi.
"Aku akan menghubungi dokter pribadi ku. Kau tunggu sebentar disini, muntah kan saja semua, nanti aku akan mengisi isi perut mu lagi dengan banyak makanan enak" ucap Jesslyn dan dijawab anggukan kepala pelan dari Arabella.

Jesslyn berlari keluar kamar untuk mengambil ponselnya yang berada di kamarnya dan segera menghubungi dokter pribadinya. Ia berjalan mondar-mandir sembari menunggu panggilan nya diangkat.
"Kenapa lama sekali sih mengangkat nya? Begini aku baru saja menolong anak gadis, dia tengah sakit atau apalah itu intinya dia mual-mual sekarang. Aku butuh bantuan mu, cepat kemari dan tangani masalah ini"
"Hamil kah?"
"Hamil kepala mu, dia masih belasan tahun......tunggu! Arghhh, aku lupa bertanya. Nanti akan ku hubungi lagi. Sekarang kau cepat kemari tanpa banyak pertanyaan, CEPAT!!"
Jesslyn memutuskan panggilannya sepihak lalu kembali berlari menemui Arabella yang tengah terduduk di dekat kloset nya. Wajahnya pucat dan terlihat tidak sehat.

"Bella, aku punya satu pertanyaan. Apa kau pernah sex dengan seseorang? Apa hubungannya dengan mu? Apa dia punya masa depan yang layak? Berapa kali kalian sudah sex?" Oke, ingatkan Jesslyn kalau pertanyaannya itu lebih dari satu.
"Sebenarnya, keempat kakakku--"
"Cukup. Apa mereka mengeluarkan nya di luar?"
Arabella mengerjapkan matanya mendengar pertanyaan Jesslyn. Ia menundukkan kepalanya dan menggeleng pelan sebagai jawaban.
"F*ck! Bella aku tidak tahu ini akan menjadi kabar baik atau buruk tetapi untuk dugaan sementara sepertinya kau hamil"

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang