"Let's start the game,baby" bisik Jeffrey lembut dan sedetik kemudian badan Arabella di dorong ke atas sofa yang berhadapan langsung dengan maid itu "kau akan mengingat ini seumur hidup mu"
"Arghhhh"••••
Kedua tangan Arabella di tahan oleh Jevano. Berusaha meronta sekuat apapun, Arabella tidak akan bisa lepas dari cengkeraman kakak-kakaknya.
Pakaian Arabella telah di lucuti semua menampilkan tubuh telanjangnya yang hanya bisa terbaring pasrah di atas sofa. Maid yang telah menolong Arabella itu hanya bisa menangis saat mendengar tangisan pilu dari bungsu keluarga Roberts itu.
Di umurnya yang masih muda, Arabella telah banyak mengalami ujian hidup. Orang tuanya meninggalkannya dan menyisakan trauma yang masih belum sembuh di tambah lagi sekarang Arabella telah tahu siapa yang membunuh orang tuanya dan orang itu adalah orang terdekatnya sendiri. Orang-orang yang sangat ia percayai untuk dapat menjadi rumah dan tempat keluh kesahnya namun semua harapan itu hancur dan hanya mimpi buruk yang sangat buruk lah yang ia dapatkan. Belum terlupakan mimpi buruk yang lama kini sudah ada mimpi buruk baru yang membuat Arabella tidak ingin hidup lebih lama lagi.
Roberts bersaudara telah menanggalkan pakaian mereka dan hanya menyisakan boxer. Kini saat-saat yang mereka nantikan telah tiba untuk dapat menyetubuhi adik bungsu mereka.••••
Jeffrey ingin mencium bibir Arabella namun Arabella lebih dulu mengalihkan wajahnya menghindari Jeffrey. Melihat itu Jeffrey tertawa membuat siapapun yang melihatnya akan berpikir bahwa Jeffrey gila. Namun bagi ketiga saudaranya Jeffrey tertawa tiba-tiba itu adalah hal yang mengerikan karena setelah itu kau hanya bisa melihat sisi sadisnya.Jeffrey menghentikan tawanya. Ekspresi nya berubah dalam sekejap membuat Arabella bergetar takut. Dagu Arabella di cengkram paksa untuk balik menatap Jeffrey lalu bibirnya di lumat kasar. Saat ciumannya tidak terbalas, Jeffrey mengigit kasar bibir Arabella membuat darah segar mengalir dari sana.
Ciuman keduanya terasa anyir dan asin karena bercampur darah dan air mata Arabella yang mengalir namun Jeffrey menikmatinya. Ia bahkan menjilat darah yang mengalir dari bekas gigitannya di bibir Arabella tadi penuh minat.
"Jangan lama pemanasan nya Jeff, aku sudah tidak tahan" Jevano berucap sembari menikmati kaleng soda dan duduk di sofa yang lain bersama Barra, dan Hayden yang sibuk memperhatikan Jeffrey dan Arabella.
Jeffrey berdecak kecil mendengar ucapan Jevano sebelum akhirnya tubuh Arabella di telungkup kan paksa. Kedua tangan Arabella juga diikat dengan tali dan di tarik kebelakang, mulutnya juga disumpal kain dan rambutnya dijambak, dipaksa untuk mendongak membuat Arabella bertatapan langsung dengan maid yang telah menolongnya itu."Nikmati pertunjukkan nya baby" bisik Jeffrey lembut di telinga Arabella.
Arabella bisa melihat kalau Jevano melangkah mendekati maid itu dan berdiri di sampingnya sembari memegang pisau daging.
"Hmmphhh" teriakan Arabella teredam kain yang menutup mulutnya saat Jevano mengangkat pisau dagingnya dan memotong sebelah pergelangan tangan maid itu dan bertepatan dengan itu Jeffrey menghentakkan penisnya di dalam v*g*na Arabella tanpa pelumas membuat Arabella merasakan sakit yang luar biasa yang menjalar ke seluruh bagian tubuhnya.
Arabella menutup matanya saat mendengar teriakan kesakitan dari maid yang menolongnya itu, air matanya tidak hentinya mengalir deras membasahi pipinya.
"Buka matamu baby, ini sangat sayang untuk di lewatkan sayang" Jeffrey mendiamkan sebentar miliknya di dalam v*g*na Arabella. Darah merembes keluar dari v*g*na Arabella membuat Jeffrey menyeringai lebar. Jeffrey menarik kembali sosisnya dari dalam v*g*na Arabella dan melangkah ingin mengambil sesuatu.Melihat Arabella menutup matanya, Hayden melangkah mendekati Arabella dan mencium pipinya. Dan itu berhasil membuat Arabella membuka matanya terkejut.
"Jangan tutup matamu, lihatlah kesana" bisik Hayden di telinga Arabella.
Arabella mengikuti arah tunjuk Hayden. Maniknya melebar dan air matanya semakin mengalir deras saat melihat mayat orang tuanya yang di bawa oleh Barra dan di baringkan di lantai di depan maid yang menolongnya itu."Jika kau tidak menyaksikan penyiksaan pengkhianat itu maka kau akan melihat orang tua mu di mutilasi di depan mata mu sendiri, kau mengerti baby?" Hayden tersenyum lebar sembari mengusap lembut kepala adik bungsunya itu.
Hayden menegakkan tubuhnya berdiri dan melempar senyum misterius pada Jeffrey yang melangkah mendekat dan dibalas Jeffrey dengan seringai tampannya.
"Hmphh"
Rambut Arabella di Jambak Hayden. Dipaksa untuk menyaksikan bagaimana Jevano menyiksa maid itu dengan perlahan sedangkan Barra berdiri di dekat mayat kedua orang tua Arabella bersiap untuk memutilasi tubuh Kenzie dan Mikhaila jika Arabella tidak menyaksikan hukuman yang dilakukan oleh Jevano pada maid yang berani melanggar perintah mereka itu.Sedangkan Jeffrey sibuk mengambil gambar darah yang mengalir dari v*g*na Arabella menggunakan ponselnya. Terdengar gila memang tetapi Jeffrey memang sering mengabadikan momen dimana dirinya akan mengambil gambar seperti itu terhadap perempuan yang masih perawan yang berhasil dibobolnya untuk pertamakali karena baginya itu seperti sebuah seni.
"Oke, mari lanjutkan yang tertunda" Jeffrey meletakkan ponselnya di atas meja di sampingnya dan tanpa aba-aba menghentakkan sosisnya kembali kedalam v*g*na Arabella membuat Arabella memekik namun teredam oleh gumpalan kain di mulutnya. Sedangkan di hadapannya ia juga harus menyaksikan bagaimana Jevano membuat goresan panjang di pipi maid itu yang membuat darah segar mengalir dari bekas sayatan itu.
Maid itu hanya bisa menangis menahan sakit. Teriakan kesakitan nya teredam kain yang menggumpal di dalam mulutnya."Bagaimana Arabella, kau tentu tidak akan melupakan ini 'kan baby? Kami telah membuat ini menjadi berkesan untuk mu" Jeffrey tertawa senang. Tentu saja, karena baginya idenya tidak pernah gagal dan akan selalu meninggalkan kesan yang tidak akan terlupakan.
Arabella hanya bisa menangis, menahan sakit dari fisik dan hatinya. Rambutnya masih di jambak oleh Hayden sedang v*g*nanya terasa perih luar biasa karena hentakan Jeffrey di bawah sana. Ia di paksa untuk menyaksikan penyiksaan sadis yang di lakukan oleh Jevano selain itu ia bisa melihat mayat orang tuanya yang terbujur kaku di depan matanya sendiri.Bayangkan betapa beratnya rasa sakit yang harus di rasakan dari seorang anak yang berumur 17 tahun dengan sisa trauma yang masih belum sembuh namun harus merasakan neraka karena skenario kejam berlatarbelakang dendam masa lalu dari seseorang yang membencinya.
'Papa, mama, Arabella lelah. Boleh Arabella menyusul kalian saja? Arabella sudah tidak kuat hikss'~~~~
Sementara itu di ranjang rumah sakit, Milena telah sadar dari komanya. Membuka kelopak matanya perlahan, Milena menatap ayah Grace -Reynold- yang berada di dekatnya.
"Ada apa? Katakan yang mana yang masih sakit?" tanya Reynold khawatir.
"A-arabella ku, a-apa dia baik-baik saja?"Deg!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's obsession ⚠️(21+)✔️
Misteri / Thriller"Kau milik kami,, apa yang kami inginkan, akan kami dapatkan dengan cara apapun!" "Tak akan ku biarkan kau dimiliki oleh siapa pun!" "Hidup adalah pilihan.." " kau harus memutuskan......, memaafkan dan kembali atau pergi untuk selamanya!" •••••• ❗21...