Bab 25

2.1K 67 1
                                    

"Tapi dia anakmu juga!"
"Maafkan aku tapi aku tidak akan meninggalkan keluarga ku. Kau tenang saja segala keperluan kalian akan ku penuhi namun jika kau meminta ku memilih antara kau dan istri pertama ku maka jawabannya aku tetap akan memilih istri pertama ku"
"Kau, brengsek! Suatu saat nanti aku akan membuat kau merasakan akibatnya akan ku buat anak mu tersiksa seumur hidupnya! Ingat itu!"
"Aku membencimu, ayah"

Perempuan cantik itu mengusap air matanya yang mengalir membasahi pipinya. Luka yang masih terbuka lebar di masa lalunya membuat rasa benci dan dendam yang tidak kunjung padam.
"Sampai kapanpun aku tidak akan berhenti untuk membuat anak kesayangan mu itu menderita. Anggap saja ini balasan karena kau telah mencampakkan ibu ku dulu dan sekarang giliran ku untuk membalas dendam"
Perempuan itu menyayat tangannya sendiri membuat goresan yang tidak terlalu panjang di pergelangan tangannya sampai mengeluarkan darah. Setelah itu ia mengambil gelas dan membiarkan darahnya menetes di gelas itu dan setelah itu ia meminumnya.
"Bagaimana perasaan mu saat melihat kalau keponakan mu sendiri yang berkhianat dan melakukan dosa yang sangat besar ini?" Perempuan itu menatap langit malam itu dengan senyuman lebar "sangat menyakitkan, bukan? Hahahaha" Perempuan itu tertawa puas, seolah-olah dirinya bisa membayangkan wajah sedih dari orang yang ia benci di atas sana.
"Sayang sekali kau tidak bisa membantu anakmu dari para pangeran psikopat itu. Kau tenang saja, aku akan membuat skenario yang lebih menarik lagi nantinya. Jadi nikmatilah penderitaan anak kesayangan mu itu"


~~~~
Arabella terbangun dari tidurnya. Jam wekernya menunjukkan pukul 7 pagi. Beranjak dari kasurnya, Arabella melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuruni anak tangga.
Beberapa maid yang melihat bungsu keluarga Roberts itu telah bangun membungkuk singkat padanya lalu kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Arabella melangkahkan kakinya ke teras rumah. Tersenyum kecil sembari memejamkan matanya menghirup udara pagi yang terasa menyegarkan. Pagi ini langit Paris terlihat cerah dengan warna biru dan gumpalan awan-awan putih di sekitarnya dan matahari pagi yang bersinar terang. Sungguh pagi yang indah untuk memulai hari.
Arabella berlari kecil di jalanan sembari menikmati indahnya suasana pagi ini. Senyumnya mengembang manis saat melihat seekor kucing di pinggir jalan. 
"Hai pus pus apa yang kau lakukan disini sendiri?" Arabella bertanya sembari mengusap lembut bulu kucing itu.
" Meow~~meow~~ "
Arabella tersenyum. Di gendong nya kucing itu untuk di bawa pulang dan di pelihara sebagai temannya di rumah. Arabella pikir, keempat kakaknya itu pasti akan mengizinkannya untuk memelihara kucing ini sebagai temannya.
Ngomong-ngomong soal Roberts bersaudara, Arabella jadi penasaran apa yang di lakukan Roberts bersaudara malam tadi. Keempat kakaknya itu pergi saat malam dan  pulang saat Arabella sudah tertidur pulas di kamar.
Arabella menggendong kucing yang ditemuinya barusan dan membawanya duduk di bangku panjang di pinggir jalan.
"Kau tahu, pus aku dulunya punya orang tua yang sangat menyayangi ku. Kami hidup bahagia bertiga. Namun semua itu kini sirna saat kecelakaan itu....." Arabella menjeda ucapannya untuk tersenyum miris "sampai sekarang mayat mereka masih belum di temukan. Tapi aku selalu berdoa agar arwah orang tua ku tenang dan bahagia disana. Dan lagi sekarang aku punya keluarga baru, aku punya tante dan om yang kini ku panggil mommy dan daddy selain itu aku punya keempat kakak yang selalu menjaga, melindungi, dan merawat ku dengan baik. Walaupun awalnya penilaian ku dengan mereka tidak terkesan baik tapi sekarang aku yakin mereka adalah orang baik" ucap Arabella panjang lebar pada kucing yang berada di pangkuannya itu.
"Meow~~~ "
"Kau lapar ya? Kalau begitu ayo kita pulang agar aku dapat memberimu makan" Arabella tersenyum lalu kemudian beranjak dari duduknya dan membawa kucing itu pulang bersamanya.

••••
"Yaampun adek sayang yang paling Hayden sayangi dengan sepenuh jiwa dan raga darimana saja ka---ehh darimana kau dapatkan monyet ini?"
"Meow~~~ "
Seolah tak terima dengan ucapan Hayden yang sembarangan saja menyebutnya monyet, kucing itu menatap Hayden tajam dan mengeluarkan suaranya.
"Beda kak, ini kucing dan lagi sejak kapan monyet mengeong" Arabella memutar matanya malas.
"Ya itu maksud kakak, darimana adek dapatkan hewan berbulu dan kotor ini?"
"Di pinggir jalan tadi saat adek lari pagi. Kasihan kak dia sendirian tidak punya keluarga, boleh ya adek merawatnya? Please~~"
"Tidak boleh"
"Kak Hayden, please" Arabella menatap Hayden dengan manik bulatnya yang terlihat berkaca-kaca.
Hayden menggeleng. Ia tetap tidak mengizinkan ada kucing di rumahnya karena bagi Hayden, kucing itu sangatlah merepotkan.
Melihat penolakan kakaknya, Arabella mempoutkan bibirnya dengan manik nya yang berkaca-kaca menatap Hayden.

Arabella meletakkan kucing yang di bawanya lalu melangkahkan kakinya mendekati Hayden dan menarik ujung kaos lengan Hayden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arabella meletakkan kucing yang di bawanya lalu melangkahkan kakinya mendekati Hayden dan menarik ujung kaos lengan Hayden.
"Kak Haydeeen boleh ya Bellaa rawat kucingnya, pwease"
Pertahanan Hayden runtuh. Tanpa sadar ia mengangguk menyetujui permohonan Arabella untuk menerima kucing liar itu di rumahnya. Arabella tersenyum lebar, melihat itu Hayden mengacak lembut rambut adiknya itu.
"Terimakas--ehh pus pus mau kemana?" Arabella terkejut saat melihat kucing yang di bawanya itu berlalu melewati nya menuju dapur.
Arabella mengejarnya sedang Hayden berdiri mematung dan tidak lama mengumpat saat ingat ada Jeffrey yang sedang memasak daging Noah di dapur.
"Ah shit! "

Arabella berhasil menangkap kucingnya itu namun tidak lama ia mematung di tempatnya berdiri saat melihat Jeffrey yang sedang memasak di dapur. Namun pandangannya bukan pada Jeffrey melainkan pada daging yang sedang Jeffrey masak. Daging itu terlihat aneh di tambah lagi bau amis yang dengan sekejap memenuhi penciumannya dan itu membuat Arabella mual.
"Kak Jeffrey masak apa?" Arabella bertanya sembari melangkahkan kakinya mendekat.
Jeffrey terkejut dengan kedatangan Arabella yang tiba-tiba namun semua itu berhasil ia tutupi dengan senyumnya.
"Memasak daging, adek suka daging kan?" Jeffrey kembali lanjut memotong daging Noah menjadi potongan dadu.
"Suka, tapi daging ini terlihat aneh. Apa ini daging manusia?"

Deg!!
"Kok kak Jeffrey tegang begitu, adek hanya bercanda tadi"
Jeffrey menghentikan memotong dagingnya lalu menoleh pada Arabella dan tersenyum lebar "kalau kakak bilang iya, apa adek akan memakannya?"

Deg!!

Brother's obsession ⚠️(21+)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang