Aksi Kembar

789 143 69
                                    

Sudah jadi rahasia umum jika Rai dan Ari adalah dua kembar kesayangan Jihan yang sangat aktif.

Dua bocah itu kini turun dari bus sekolah. Baru menyelesaikan sekolah mereka di taman kanak-kanak. Rai mengambil salah satu sepatu, mengeluarkan kunci rumah dari dalamnya.

Tadi sebelum berangkat sekolah, Jihan bilang tidak bisa menyambut di rumah. Ada rapat orangtua di sekolah Bisma. Sang Ibu pun berpesan untuk menjadi anak baik, jika kesulitan segera pergi ke rumah Tante Winnie, Tante Kanaya, atau Tante Hedia.

"Bunda masak apa?" tanya Rai kepada Ari yang sedang membuka tudung saji di atas meja makan.

"Semur daging kesukaan Ayah. Sama ada sayur kangkung," jawab Ari yang kemudian kembali menutup tudung saji.

"Ayah udah pulang?"

"Oh iya?"

"Aku nanya."

Ari mengedikan bahunya. "Kan aku baru pulang sekolah."

Rai menatap malas ke arah kembarannya. "Kamu kira aku darimana kalau gak dari sekolah juga?"

Kedua bocah itu kini memasuki kamar mereka untuk mengganti baju seragam mereka ke baju santai. Takut nanti Jihan marah jika baju seragam mereka kotor karena digunakan untuk bermain.

Oh, jangan kaget. Si kembar dengan perlahan menepati janji mereka kepada Jihan untuk menjadi anak baik. Tidak ingin membuat Ibu mereka menangis lagi karena kenakalan mereka.

"Kita ke rumah Om Julio, yuk," ajak Rai dengan semangat.

"Ayo. Aku bawa monopoli, ya."

"Iya. Tapi nanti dijaga, ya. Kalau hilang, Abang Bisma marah. Kalau Abang Bisma marah pasti ngadu ke Bunda."

Ari menganggukan kepalanya dengan patuh. "Aku udah siap. Ayo pergi."

"Makan dulu, Ari. Bunda bilang kita harus makan dulu sebelum main," balas Rai.

"Aku gak laper."

"Nanti Bunda sedih lho kalau makanan yang dimasak gak kita makan."

Dengan sangat terpaksa Ari mengikuti perintah Rai. Tidak ingin membuat Jihan sedih karena makanan yang berada di atas meja tidak habis.

Keduanya makan dengan lahap. Ari yang awalnya bilang tidak lapar malah menambah lagi. Entah bocah itu sebenarnya lapar atau memang masakan Jihan itu lezat. Tidak ada yang tahu.

"Ayok!" ajak Rai dengan semangat.

"Yuk!"

Dua bocah itu kini berjalan menuju rumah Julio dan Taliya. Sesekali mereka iseng berteriak memanggil nama setiap penghuni perumahan.

"OM YUTA!"

"TANTE MIRNA!"

"KAK HAKA!"

"TANTE HEDIA!"

"OM MARGA!"

"BU, ... ,"

Teriakan keduanya terhenti. Rai segera meletakan telunjuknya pada bibir Ari. "Jangan dipanggilin. Nanti marah. Kalau marah, naganya keluar."

Keduanya kemudian tertawa senang akibat ucapan Rai.

"OM JORDY!

Kegiatan iseng kkembali berlanjut setelah melewati nama Bu Muna.

"OM JOHNSON!

Kini keduanya memasuki pekarangan rumah Julio dan Taliya.

"Om Julio!" panggil Rai yang kemudian mengetuk pintu rumah di depannya.

Desperate Housewives  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang