Taliya sedang asik melihat isi dalam kulkasnya. Si cantik lapar. Padahal baru 30 menit yang lalu selesai makan. Tapi sudah kembali lapar.
"Aduh, dedek, kamu jangan banyak makan. Nanti kalau kamu gendut, Bunda susah ngeluarin kamu," monolognya dengan tangan kiri yang sibuk mengusap perut sedangkan tangan kanannya memakan apel.
"AAAA!!! MAS MARGA!"
Taliya terdiam. Matanya membulat terkejut. "Itu suara Hedia bukan, ya? Kaya suara Hedia. Tapi dia kan lagi di luar, periksa kandungan. Apa udah pulang?"
Kakinya pun melangkah santai ke luar rumah. Berniat untuk memeriksa rumah Hedia. Tepat saat di pekarangan rumah, ia melihat Telma dengan Jay di gendongannya.
"Lu denger juga?" Telma berjalan cepat menghampiri Taliya.
"MAS, SAKIT!"
Telma dan Taliya melihat Kanaya, Winnie, dan Yuta yang berjalan menuju rumah Marga dan Hedia.
"Eh, eh, eh, itu Hedia kenapa digendong Mas Yuta?"
Taliya hampir berlari menuju rumah Hedia jika tidak ditahan oleh Telma.
"Lu lagi hamil, jangan lari!" Telma menyatukan giginya dan mendesis marah. "Jalan aja sama gua. Gua juga bawa Jay, gak bisa lari," lanjutnya.
Keduanya pun berjalan menuju rumah Marga dan Hedia dengan langkah agak cepat. Tidak berlari.
"Mbak," panggil Telma saat melihat Kanaya sedang menenangkan Marga yang masih terduduk di pekarangan rumah.
"Mas Marga gak apa-apa?" Taliya ikut berjongkok di dekat Marga.
"Mbak, tolong pesenin gojek. Saya harus ada di rumah sakit juga."
"Mas Marga, mending Mas istirahat dulu aja. Hedia pasti baik-baik aja."
"Nggak, Mbak!"
Ketiga wanita itu terkesiap mendengar bentakan Marga.
"Hedia gak baik-baik aja. Yang ke luar bukan cuman air ketuban, tapi darah juga. Dan airnya gak bening, Mbak." Marga menangis keras.
Ketiga wanita itu diam. Tahu dengan pasti apa yang dikhawatirkan oleh Marga. Ada dua wanita yang sudah melahirkan dan satu wanita yang akan melahirkan. Dan mereka semua tahu apa yang ditakutkan oleh Marga.
"Aku ambil handphone aku dulu. Biar aku yang pesenin," ujar Taliya yang kemudian berdiri.
TIN TIN
Sebuah mobil berhenti di depan rumah Marga dan Hedia. Taliya terdiam. Tahu dengan pasti mobil siapa itu.
Tidak lain dan tidak bukan milik Julio. Taliya pun segera menghampiri Julio yang sudah membuka jendela mobil.
"Hai, cewek cantik. Aku ada barang ketinggalan. Tapi aku mau balik ke kantor habis makan siang. Mau makan bareng kamu dulu."
Taliya menggelengkan kepalanya. "Li, bantuin Marga dulu. Dia perlu ke rumah sakit."
Julio membulatkan matanya. "Marga kenapa?" Ia melepaskan sabuk pengamannya dan ke luar dari mobil. Kakinya melangkah cepat di mana Kanaya dan Telma berada.
"Mas Marga, kenapa, Mas?" Julio berjongkok di dekat Marga.
"Anterin saya ke rumah sakit, Mas. Tolong, saya harus ada di sebelah Hedia."
Julio dengan cepat menyampirkan tangan Marga di pundaknya. Berusaha sekuat tenaga mengarahkan Marga untuk masuk ke dalam mobil.
"Kamu gak usah ikut," ujar Julio menahan Taliya yang hendak masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperate Housewives ✓
RandomIni cerita keluarga yang berada di sebuah Town House Rengganis. Cerita ini akan mengisahkan bagaimana peran seorang istri dan Ibu di keluarga yang tinggal di Town House Rengganis Season 2 dari; Dicari: Suami Series