Kelahiran buah hati yang dikandung oleh Taliya adalah momen yang sangat ditunggu oleh Julio. Lelaki itu sangat tidak sabar menunggu kelahiran si dedek.
"Dedek."
Bugh
"AW! Sakit, Li!"
Julio menatap tidak percaya ke arah Taliya yang baru saja menendangnya hingga terjatuh dari kasur.
"Perut aku juga sakit, Li!" Taliya mengeratkan rahangnya menahan sakit pada perutnya. Tangannya meremas selimut dan sprei kasur.
"Kenapa perut kamu sakit?"
"Ya dipikir sama kamu! Si Dedek mau lahir!"
Julio berdiri menatap bingung ke arah Taliya. Ia berjalan mondar-mandir saking tidak bisa berpikirnya.
"Bawa tas lahiran, Li!"
"Ah, iya, tas! Di mana tasnya? Di mana, Li? Aku gak nemu!" Julio berseru panik.
Taliya mengusahakan dirinya untuk bangun dan berjalan menuju ke arah ruang pakaian. Dengan langkah kaki yang tertatih, ia menarik tas besar ke luar dari ruang pakaian.
"Bawa itu, masukin ke dalem mobil. Siapin mobilnya."
"Kamu gimana, Li?"
Taliya menatap tajam ke arah Julio. "Aku bisa jalan sendiri. Awas!"
Julio menatap fokus ke arah kaki Taliya. "Li, itu, ... ,"
Belum sempat Julio menyelesaikan ucapannya, lelaki itu sudah kehilangan kesadaran. Pingsan di hadapan Taliya yang sebentar lagi melahirkan.
Beruntung dalam hidup Taliya, ia terbiasa melakukan segalanya sendiri. Tidak pernah mengharapkan orang lain untuk membantu hidupnya. Lihatlah sekarang, Julio pingsan di saat Taliya pun bisa pingsan kapan saja akibat rasa sakit di perutnya.
Taliya mengambil ponselnya yang berada di atas kasur. Ia mendudukkan diri di pinggir kasur.
"Halo, Hedia. Marga ada di rumah? Aku perlu bantuan. Aku, ... , aku, ... ,"
"Mbak, bentar aku ke sana. Mbak gak apa-apa, kan? Mbak, ... ,"
"AKH! Ke sini aja buruan!"
Taliya segera menjatuhkan punggungnya di atas kasur. Napasnya tersengal akibat rasa sakit yang dirasakan. Tidak tahu sanggup menunggu Marga datang atau tidak.
"Mbak! Saya Marga, Mbak di mana?"
"DI SINI! TOLONG!"
Suara derap kaki menambah rasa bertahan hidup Taliya. Dalam hati menguatkan diri sendiri agar tidak kehilangan kesadaran sebelum anaknya lahir.
Marga masuk ke dalam kamar. Matanya langsung segera tertuju ke arah Taliya yang sedang berbaring di atas kasur. "Mas Julio di mana, Mbak? Lagi sunmori?"
Taliya menggelengkan kepalanya. Tangannya menunjuk ke arah Julio yang masih tergeletak tidak sadarkan diri di lantai.
Tidak lama, Pratama, Yuta, dan tetangga lainnya berkumpul di kamar Taliya. Berhubung hari ini hari Minggu, semua tetangga sedang berada di rumah. Jadilah satu komplek berada di kamar Taliya dan Julio.
Pratama segera menggendong Taliya untuk dibawa ke Mobil Johnson dan Telma yang sudah siap di pekarangan rumah. Marga dan Hedia mengekor di belakangnya. Yuta, Winnie, Mirna, Leila, dan Kanaya pun mencoba untuk membangunkan Julio.
"Sebentar, aku ke dapur dulu. Siapa tau aku bisa buat minuman yang aromanya bisa bangunin Julio," ujar Kanaya.
"Gak usah buatin minuman, sirem aja pake air panas langsung," ujar Leila dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperate Housewives ✓
RandomIni cerita keluarga yang berada di sebuah Town House Rengganis. Cerita ini akan mengisahkan bagaimana peran seorang istri dan Ibu di keluarga yang tinggal di Town House Rengganis Season 2 dari; Dicari: Suami Series