"Pa, siapa sih itu berisik banget manggil nama Papa."
Pratama yang sedang menyiapkan buah untuk Anna pun menatap ke arah calon anaknya.
"Oh, iya?"
"Keras gitu lho suaranya, Pa. Papa gak denger sama sekali?"
"Kamu nonton cowok Korea kamu kenceng banget volumenya, gimana Papa mau denger orang di luar," balas Pratama dengan jenaka yang kemudian mencuci tangannya.
Anna tersenyum polos. "Maaf, Pa."
"Gak apa-apa, sayang. Bentar Papa liat dulu ke luar," ujar Pratama yang kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu depan rumah.
Pratama agak terkejut saat mendapati Leila yang sedang berdiri di depan pintu dengan raut wajah kesalnya.
"Ada apa, Bu Leila?"
Leila berdecak. "Mas Pratama kok tega sama saya?"
Pratama menyatukan alisnya tidak mengerti. "Maksudnya, Bu?"
"Ini lho saya," Leila menunjuk dirinya. "Menyayangi Mau Pratama setulus hati dari hari pertama kita ketemu. Kok Mas bukannya lamar saya, malah lamar Mirna?"
"Tenang dulu, Bu. Jangan kaya gini," balas Pratama berusaha menenangkan Leila yang terlihat sangat marah.
"Gak bisa, Mas! Gak bisa!"
"Bu Leila gak usah teriak-teriak ke Mas Tama, ya!"
Karen tiba-tiba saja muncul dengan pakaian formal yang melekat ketat di tubuhnya.
Leila mendengus yang melipat tangan di depan dadanya. Lirikan tajam pun ia berikan kepada Karen.
"Diem deh, lu. Gua lagi minta kepastian ke Mas Pratama yang tiba-tiba aja lamar Mirna."
Karen menatap tidak percaya ke arah Pratama. Matanya membulat dengan ekspresi seperti orang yang sangat tersakiti. Kakinya melangkah dengan pelan mendekat ke arah Pratama.
"Terus saya, apa, Mas?"
Pratama pusing. Ia bingung dengan keadaan saat ini. Rasanya sangat tidak etis untuk bertengkar di depan rumah Mirna dengan Anna yang berada di dalam rumah.
"Ayo kita ke rumah saya untuk bahas ini dengan tenang," ajak Pratama dengan lembut.
"Gak!" tolak Leila dan Karen bersamaan.
"Saya apa, Mas? Mas gak pernah sayang sama saya selama ini? Dengan segala perbuatan saya untuk Mas Tama, bisa-bisanya Mas Tama lamar Mirna?" Karen berujar dramatis.
"Terus, Mas nganterin saya pulang untuk apa kalau Mas gak sayang sama saya?" Leila menimpali ucapan Karen.
Karen menatap Leila dan Pratama bergantian. "Mas pernah anterin Leila pulang juga?"
Pratama menghela napas. "Saya anterin kalian berdua pulang juga karena gak mungkin biarin tetangga saya berdiri di pinggir jalan sendirian tengah malem nunggu pesanan ojek online-nya dateng. Kita gak pernah tau kan supirnya bakal berbuat kaya gimana. Lebih baik saya berbuat baik ke tetangga saya."
Karen mendengus. "Saya kira, saya spesial."
.
.
.Julio tersenyum senang melihat pakaian yang digunakan Ali saat ini. "Siapa yang mau jajan sama Dyli?"
Ucapan Julio tersebut hanya dibalas dengan sebuah erangan khas bayi.
Julio terdiam dan berpikir. "Menurut kamu, aneh gak kalau aku dipanggil Dyli? Gimana kalau Didi aja?"
Julio menatap Ali yang berada di gendongannya seolah-olah meminta pendapat. "Aku tuh sebenernya mau dipanggil Daddy. Cuman kan itu panggilan Jay buat Johnson. Aku pengen beda, Li," ujar Julio kepada Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperate Housewives ✓
RandomIni cerita keluarga yang berada di sebuah Town House Rengganis. Cerita ini akan mengisahkan bagaimana peran seorang istri dan Ibu di keluarga yang tinggal di Town House Rengganis Season 2 dari; Dicari: Suami Series