2. Hari Sabtu

1.1K 176 51
                                    

"Ciluk, ... , Ba!"

Jay tertawa nyaring melihat Ibunya yang membuka dan menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Telma pun ikut tertawa senang melihat anaknya yang sudah mulai sehat.

Telma mencubit ringan pipi tembam Jay. "Anak siapa sih, ini? Kok ganteng banget?" Telma merapatkan bibirnya dan mengecup lama pipi anaknya.

"Anak Daddy dong," ujar Johnson yang baru bergabung setelah menerima telpon.

"Nggak, anak Mommy lah. Kan Mommy yang ngelahirin kamu, main sama kamu, ngurusin kamu yang lagi sakit sendirian." Telma berkata seraya tersenyum manis menatap anaknya yang tersenyum juga. Seolah menyetujui ucapan Ibunya.

Johnson menghela napas lelah. "Itu kan idah lama, kamu bilang udah maafin aku. Kenapa dibahas lagi?"

Telma menatap suaminya dengan sebelah alis terangkat. "Maksudnya?"

Si suami mengalah. Tidak ingin berdebat. "Kita ke waterpark, yuk," ajak Johnson mengalihkan pembicaraan.

"Lagi males main air. Kamu aja."

"Oke. Tolong siapin perlengkapan Jay. Kamu boleh me time."

Telma menatap terkejut ke arah suaminya. "Serius?"

Johnson mengangguk yakin. "You are doing great. Kamu bisa ngerawat Jay di tengah kesibukan kamu. Sedangkan aku cuman bisa janji tanpa bisa ditepatin. Just a little reward for you. My card in your wallet."

Senyum lebar tampil di wajah Telma. Ia memberikan kecupan singkat di pipi suaminya. Segera meninggalkan dua kesayangannya ke kamar, menyiapkan keperluan anak dan suaminya untuk di kolam renang nanti.

.
.
.

Taliya menjentikan jarinya pada kening Julio. Merasa kesal luar biasa dengan suaminya. Kesal dan marah karena Julio terus menganggunya yang sedang bekerja. Taliya harus mengakui jika Julio adalah orang yang sangat jahil.

Julio mengaduh dan menutupi keningnya. "Aku gak tau flashdisc kamu di mana, Li."

Mata Taliya menyipit curiga. Sama sekali tidak ingin percaya ucapan suaminya. "Demi apa?"

"Demikian dan terima kasih."

Setelahnya, Julio langsung berlari menjauh dari Taliya dengan suara tawa beratnya. Sangat kekanakan. Taliya hanya bisa menghela napas melihat suaminya kabur seperti itu. Dapat dipastikan, Julio menyembunyikan flashdisc miliknya.

Kaki Taliya melangkah pelan menyusuri rumah. Mencari Julio yang bersembunyi di tempat yang Taliya tahu dengan pasti di mana. Taliya semakin berjalan menuju belakang rumah. Biasanya, Julio akan bersembunyi di dalam gudang.

Taliya membuka pintu gudang yang terletak di belakang rumah. Berjalan semakin ke dalam gudang tanpa berniat menyalakan lampunya. Semua Taliya lakukan dengan perlahan, agar Julio tidak mengetahui keberadaannya.

Seringai kecil tampil di wajah Taliya saat mendengar suara dering panggilan telpon. Itu bukan ponsel milik Taliya, karena perempuan itu meninggalkan ponselnya di kamar. Sudah jelas milik Julio. Sinar kecil dari ponsel karena berusaha mematikan panggilan tertangkap penglihatan Taliya. Perempuan itu berjalan dengan perlahan tanpa meninggalkan suara sama sekali. Ingin mengejutkan suaminya.

"WA!"

"AKH!"

Taliya tertawa keras saat Julio ternyata terkejut dengan kehadirannya. Perempuan itu sampai terduduk di lantai saking puasnya mengejutkan sang suami. Bagaimana tidak, Julio itu bisa dikatakan tidak pernah terkejut. Baru kali ini Taliya melihat Julio terkejut.

Desperate Housewives  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang