🌌Six🌌

4.1K 326 2
                                    

Disinilah Hinata. Sedang berlatih beberapa teknik taijutsu klan hyuga. Berusaha lebih menajamkan serangannya agar lebih baik dari sebelum nya.

"Hinata? Kau disini?" Tiba-tiba suara Shino terdengar.

Hinata membalik kan badan nya. Disana ada Shino, Kiba, dan Akamaru yang berlari menerjang tubuh nya. Akamaru dengan riang menjilati wajah Hinata.

Hinata tertawa dengan kelakuan Akamaru seraya mengusap bulu halus nya.

"Apa kau merindukan ku Akamaru? Senang melihat mu juga" Akamaru menggonggong senang seraya menyamankan diri nya duduk di dekat Hinata. Seperti nya dia suka usapan Hinata di atas bulu nya.

"Seperti nya Akamaru lebih menyakai Hinata daripada kau Kiba" ucap Shino asal yang justru membuat Kiba kesal.

Kiba dengan di ikuti Shino debelakang nya melangkah menuju Hinata dan Akamaru yang terduduk di dekat pohon rimbun dilapangan itu.

"Tumben kau berlatih disini Hinata. Apakah akan ada sesuatu sehingga kau berlatih dengan keras disini?" Tanya Kiba sesaat setelah mendudukkan dirinya dengan bersender di batang pohon.

Yah emang setelah perang ninja ke empat mereka jarang berlatih bersama. Biasa nya mereka akan berlatih sendiri-sendiri. Dan Hinata lebih sering berada di kawasan klan nya sendiri.

"Yah begitulah. Dua minggu lagi pemimpin ketua klan akan ditentukan. Aku akan bertarung lagi dengan Hanabi" ucap Hinata. Walaupun dengan senyuman tipis di bibir nya. Tapi siapapun bisa melihat tatapan mata nya yang menyendu.

Kiba dan Shino saling tatap. Hyuga dan peraturan nya membuat mereka sakit kepala. Bahkan beberapa kali sejak mereka bertiga bersama sebagai tim, mereka melihat Hinata yang datang dengan kondisi fisik yang tidak baik.

Bahkan mereka sadar ekspresi Hinata jika membicarakan klan nya. Dan salah satu alasan Hinata giat berlatih adalah agar di akui oleh klan nya sendiri. Terutama sang ketua klan, ayah nya sendiri.

"Ah, kita bisa berlatih bersama Hinata. Kami akan membantu mu berlatih" ucap Kiba yang di angguki Shino.

"Sudah lama ya. Ayo kita berlatih bersama" ucap Hinata semangat sambil berdiri.

"Yoshh, aku akan menyerahkan semua tenaga ku. Aku tak akan mengalah. Ayo Akamaru" ucap Kiba semangat yang di balas gonggongan Akamaru.

"Aku juga tidak akan mengalah. Aku akan mengalahkan kalian" ucap Shino yang juga sudah siap dengan serangga nya.

"Kau terlalu percaya diri Shino. Aku akan mengalahkan mu kali ini" ucap Kiba lagi.

Hinata tertawa pelan melihat rekan-rekan nya yang bersemangat. Setidaknya ada kejadian menyenangkan hari ini. Berlatih dengan rekan tim yang telah seperti saudara bagi nya adalah salah satu hal membahagiakan bagi Hinata.
.
.
.
Mereka berlatih cukup lama, bahkan matahari sudah hampir menghilang di ujung sana.

Mereka berbaring di bawah pohon dengan nafas terengah. Latihan ini sangat melelah kan tapi juga menyenangkan.

Tak ada yang kalah di pertarungan ini. Mereka saling menyerang dan bertahan. Tetapi sebisa mungkin tidak menyakiti rekan yang telah seperti saudara ini. Sehingga mereka sama-sama berhenti karena kehabisan tenaga.

Masing-masing dari mereka mendapati beberapa luka goresan. Hinata mengeluarkan krim obat khas klan Hyuga. Lalu memberikan nya pada Kiba dan Shino juga untuk dioleskan ke luka mereka.

"Wah obat ini. Hinata selalu membawanya apalagi saat melakukan misi. Obat ini benar-benar bekerja dengan bagus" ucap Kiba seraya mengoleskan obat nya ke luka-luka yang ada di tubuh nya.

"Tapi daripada obat, aku lebih suka bekal Hinata. Bekal yang Hinata bawa saat misi adalah yang terbaik. Sampai saat ini aku belum menemukan rekan yang membawa bekal sebaik masakan Hinata" ucap Shino membalas ucapan Kiba.

"Ya benar. Bahkan kita lebih memilih memakan bekal Hinata daripada bekal kita sendiri" ucap Kiba lagi sambil mengenang memori menyenangkan saat mereka masih aktif sebagai tim.

"Guk guk guk"

"Bahkan Akamaru menyukai bekal Hinata" ucap Kiba lagi menerjemahkan gonggongan Akamaru.

"Hahh rindunya. Aku ingin kita melaksanakan misi bersama lagi" ucap Hinata seraya berbaring menatap langit orange yang perlahan menggelap.

"Kita bisa mengajukan pada hokage untuk mengerjakan misi bersama. Mungkin nanti saat kau sudah tidak sibuk dengan klan mu" ucap Kiba.

Hinata mendudukkan diri nya.

"Mungkin kita sudah bisa mengerjakan misi bersama dua Minggu lagi" ucapan Hinata membuat Kiba merasa bersalah karena membuat Hinata mengingat lagi tekanan dari klan nya.

"Apapun yang terjadi. Kami akan tetap di samping mu sebagai teman mu. Kau tau itu kan Hinata?" Ucap Shino sambil mengacak puncak rambut Hinata.

Hinata tersenyum menatap tiga teman nya termasuk Akamaru, seraya merapikan rambut nya yang berantakan karena Shino.

"Aku tau. Karena kalian adalah sahabat yang sudah seperti saudara laki-laki ku" ucap Hinata tersenyum menatap teman nya.

Mendengar jawaban Hinata, Shino tersenyum tipis, Kiba dengan senyum lebar nya menunjukkan gigi taring nya. Sedangkan Akamaru meng gonggong seraya meletakkan kepala nya di pangkuan Hinata.

"Ah Hinata, si bodoh Naruto tadi pagi mencari mu kau tau? Dia bilang ingin mengucapkan terima kasih karena hadiah yang kau berikan" ucap Kiba.

Sebenarnya Kiba ingin menghibur Hinata. Karena mereka tau bagaimana suka nya Hinata pada Naruto sedari dulu. Walaupun terkadang kesal karena ketidak pekaan Naruto yang membuat mereka menghela nafas.

Tapi Kiba, Shino, dan semua nya tidak tau jika Hinata sedang berusaha melupakan cinta nya ke Naruto.

"Aku... Aku sudah memutuskan untuk berhenti terhadap Naruto-kun" ucap Hinata dengan kepala menunduk.

Kiba dan Shino terkejut, bahkan mereka membola kan mata nya.

"Haha kurasa pendengaran ku sedang buruk haha" ucap Kiba seraya mengorek kuping nya dengan jari kelingking nya.

"Kurasa kau tidak salah mendengar Kiba-kun" ucap Hinata lagi seraya menatap Kiba dengan tersenyum.

"Kenapa? Sejak kapan?" Tanya Shino. Sedangkan Kiba dengan serius mendengar kan. Dia juga ingin tahu alasan nya.

"Sejak... Pulang dari Yakiniku" ucap Hinata pelan. Hinata menunduk kan kembali kepala nya.

"Apa karena permainan menyebalkan itu Hinata?" Tanya Kiba hati-hati.

"Bukan hanya karena itu. Aku terlalu sering mendengarkan perkataan orang-orang tentang perasaan Naruto-kun pada Sakura-san. Kurasa kalian berdua pasti tau kan" ucap Hinata pelan dengan tertawa miris di ujung kalimat nya.

"Aku takut jika perasaan ku akan merusak hubungan ku dengan Naruto-kun atau sakura. Aku juga takut jika Sakura-san menolak Naruto-kun karena perasaan ku pada Naruto-kun" ucap Hinata lagi.

Kiba dan Shino masih diam. Lebih memilih mendengarkan. Bahkan Akamaru juga berdiam menatap Hinata seakan ikut mendengarkan.

"Dan juga sekarang Naruto-kun sudah sangat terkenal. Aku bukan lagi satu-satunya orang yang memberikan perasaan cinta pada Naruto-kun" ucap Hinata lagi.

"Kau dapat melakukan apapun yang menurutmu terbaik Hinata. Kami selalu mendukung keputusan mu" ucap Shino.

Hinata tersenyum.

"Terima kasih. Lagipula masih banyak hal penting yang perlu aku pikir kan dan lakukan daripada menguntit Naruto-kun" ucap Hinata dengan tertawa kecil. Berusaha menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.

"Baiklah, ayo sekarang kita makan bersama ke ichiraku. Aku lapar sekarang. Shino bilang akan men-traktir kita" ucap Kiba mencair kan suasana.

"Apa?" Shino tidak pernah bicara seperti itu. Kiba selalu se-enak nya.

"Ayo Hinata Akamaru"

Belum Shino melakukan protes, Kiba sudah menarik Hinata dengan akamaru menyusul kebelakang nya. Hinata tertawa, Kiba sangat jahil.

Akhirnya Shino pasrah. Tak apalah sekali-kali untuk menghibur Hinata.

TBC

5 Januari 2023

Choose Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang