🌌Thirty🌌

3.1K 258 12
                                    

Hinata tertunduk lemas. Dia duduk di samping tempat tidur Hanabi. Sekarang hampir pagi, dan Hinata sama sekali tidak memejamkan mata nya semalaman.

Dia memikirkan kejadian semalam, saat dia pulang sebentar ke mansion Hyuga untuk mengambil perlengkapan Hanabi sementara Natsu menjaga Hanabi.

Dia mendengar perkataan yang membuatnya marah sekaligus sedih. Tetua Hyuga itu berbicara tentang Hanabi yang tak layak menjadi ketua klan setelah kehilangan byakugan nya.

Hinata mengingat bagaimana Hanabi yang berusaha keras menjadi kuat dan semakin kuat lagi. Dia berlatih tanpa kenal waktu. Dan sekarang apa semuanya akan sia-sia karena Hanabi kehilangan mata nya?.

Hinata berdiri dari duduk nya, suara decitan bangku dengan lantai membuat Natsu yang tertidur di sofa terbangun.

"Hinata-sama, anda belum tidur?" Tanya Natsu parau seraya mengucek mata nya.

"Natsu-san, tolong jaga Hanabi ya" bukan nya menjawab. Hinata berkata seperti itu lalu melangkah keluar ruang inap Hanabi. Yang membuat Natsu menatap Hinata bingung.

Hinata menuju ke ruang Hokage, dia ingin menemui Kakashi. Hinata tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka diruang inap ayah nya. Dia ingin melihat keadaan ayah nya tepat saat Shizune tergesa-gesa masuk hingga tidak menutup rapat pintu itu, sehingga Hinata dapat mendengarkan pembicaraan mereka.

Hinata juga ingin ikut dalam misi ke bulan. Dia.. akan mengambil mata Hanabi kembali.

"Hokage-sama" Hinata memanggil Kakashi saat melihat nya di lorong kantor Hokage bersama Tsunade, dan Shizune.

"Ya, ada apa Hinata. Kenapa kau mencari ku sepagi ini?" Kakashi maju selangkah menjawab panggilan Hinata.

Hinata menunduk, dia meremas jari-jari nya.

"To-tolong ijin kan saya mengikuti misi ke bulan!" Seru Hinata setelah sebelumnya ragu berbicara.

Kakashi diam sejenak.
"Hinata, Otsutsuki itu menginginkan mu, misi ini tidak akan aman buat mu" ucap Kakashi mencoba menolak secara halus.

Shizune mengangguk dengan ucapan Kakashi, dia menatap Hinata sedih. Semalam klan nya diserang bahkan adiknya sampai kehilangan mata berharga nya.

"Tapi.. Hanabi.." Hinata bergumam sangat pelan dengan wajah menunduk.

"Biarkan saja dia ikut" Tsunade berucap santai. Kakashi menoleh kebelakang mendengar ucapan Tsunade, dan Hinata mengangkat wajah nya memandang Tsunade penuh harap

"Tsunade-sama!" Shizune menegur atasan sekaligus guru nya itu.

"Emang kenapa?" Tanya Tsunade santai.

"Membiarkan Hinata kebulan sama dengan memberikan umpan kemarkas musuh" ucap Shizune.

"Toneri menginginkan Hinata pasti bukan tanpa alasan bukan. Hyuga adalah kerabat jauh Otsutsuki bulan. Mungkin saja Hinata bisa menemukan sesuatu yang tidak bisa ditemukan ninja lain. Termasuk ninja terkuat Naruto dan Ninja terjenius Shikamaru" ucap Tsunade menjelaskan.

Kakashi dan Shizune diam. Tidak bisa tidak merasa setuju dengan perkataan Tsunade.

"Tapi mungkin Hiashi-sama akan melarang keras Hinata pergi" ucap Kakashi lagi.

"Kau Hokage nya, kau yang memutuskan ninja mana yang pergi. Lagipula Hinata sendiri yang ingin pergi misi ini bukan?" Lagi-lagi Tsunade menjawab.

Kakashi kembali menghadap Hinata.
"Hinata, bersiaplah. Misi akan dilakukan setelah matahari terbit" ucap Kakashi.

"Ha'i!" Hinata sedikit membungkuk sebelum berlari menjauh. Dia harus bersiap.
.
.
Hinata masuk ke kamarnya membersihkan diri dan bersiap dengan pakaian misi nya. Lalu dia menyiapkan beberapa perlengkapan bekal selama perjalanan. Hinata menyiapkan alat-alat ninja, dan beberapa hal yang biasa dia bawa dalam misi.

Choose Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang