Hari masih sangat pagi namun seorang wanita dengan perut besar itu sudah fokus berkutat dengan masakannya. Wajah nya masih sangat ayu dan manis.
Jika tidak melihat perut nya yang membesar, pasti orang akan mengira dia adalah seorang gadis remaja. Siapa lagi jika bukan ibu muda dengan anak 1, Hyuga Hinata.
Hinata terkejut saat merasakan pelukan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Namun dia tau pasti siapa orang itu.
"Selamat pagi, anata" ucap Hinata lembut seraya mengelus pipi sang suami yang sedang bertengger manja dipundak nya.
"Pagi Hinata" jawab Naruto dengan setengah mengantuk. Namun Naruto seketika membuka mata nya saat merasakan tendangan di perut Hinata.
"Selamat pagi juga Hima-chan" Naruto menelus perut besar istri nya.
Hinata sedang hamil anak kedua mereka dengan usia 8 bulan. Tsunade mengatakan anak kedua mereka berjenis kelamin perempuan. Dia dan Hinata sudah sepakat menamakan anak mereka Uzumaki Himawari.
"Hinata kenapa memasak banyak? Seharusnya kamu istirahat. Kamu tidak lihat perut mu sudah sebesar ini" ucap Naruto saat melihat banyaknya menu yang dimasak Hinata.
"Tidak apa, agar saat siang aku hanya perlu memanaskan nya saja" ucap Hinata menenangkan suami nya.
"Besok biarkan aku saja yang memasak" ucap Naruto lagi.
"Boruto bisa komplain lagi jika Naru-kun yang memasak" ucap Hinata seraya terkekeh geli.
Naruto cemberut. Mengingat kelakuan anak pertama nya itu.
Walau baru berusia 2 tahun, Boruto sudah sangat mengerti. Saat itu Naruto memaksa untuk memasak dengan alasan Hinata tidak boleh lelah. Boruto yang merasakan rasa makanan nya berbeda dengan biasanya seketika menunjukan ekspresi kecut nya. Saat tau sang ayah yang memasak, dengan lucu Boruto mengomel dan mengatakan
'Tidak mau makan macakan Tou-can lagi!'"Ohayo Tou-chan, Kaa-chan" Boruto datang dengan wajah ngantuk nya seraya mengucek mata nya.
Seorang anak kecil berumur 2 tahun muncul, berjalan dengan kaki kecil nya. Rambut kuning pirang dan mata biru persis seperti Naruto, namun dengan garis wajah seperti ibunya, Hinata.
"Putra Tou-san sudah bangun rupa nya" Naruto membawa Boruto kedalam gendongan nya. Dengan nyaman Boruto menyenderkan kepalanya dipundak ayah nya, dia masih mengantuk.
Inilah keluarga Uzumaki. Sepasang suami istri dengan masa kecil kurang menyenangkan dapat membuat sebuah keluarga yang harmonis, bahagia, dan saling menyayangi.
Saat ini keluarga kecil itu menghabiskan waktu bersama dengan menonton televisi. Hinata duduk menyenderkan kepalanya dipundak Naruto seraya mengelus perut nya. Dan Boruto dengan manja duduk dipangkuan ayah nya seraya bersender nyaman. Naruto dengan senang hati meladeni kemanjaan dua orang tersayang nya ini.
"Hinata, ingat yang nenek Tsunade bilang waktu itu?" Tanya Naruto membuka suara.
"Yang mana?"
"Kita diperbolehkan melakukan 'itu'" bisik Naruto pada Hinata.
Blush..
Wajah Hinata merah padam."Nenek Tsunade juga bilang, melakukan 'itu' dapat memudahkan persalinan" bisik Naruto lagi.
"Yaa! Naruto-kun mesum!" Jerit Hinata malu bahkan tanpa sengaja memukul wajah Naruto. Walaupun sudah menikah beberapa tahun, tetap saja Hinata masih suka merasa malu-malu.
"Ittaiii.." Naruto memegang wajah nya yang terasa kebas setelah kena tangan maut Hinata.
Sedangkan Hinata membalikan badan memunggungi Naruto seraya menutup wajahnya yang memerah malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Destiny (END)
Fanfiction[NaruHina] Memperhatikan Naruto nya, mataharinya dari jauh. Tapi tak ada yang berubah dari kisah cintanya. Cinta Hinata ke Naruto yang masih tidak berubah, dan posisinya yang masih dibelakang Naruto. Naruto yang semakin kuat dan terkenal, Naruto ya...