Tak terasa dua Minggu telah terlewati. Hari ini adalah hari nya. Hari penentuan ketua klan. Hari dimana dia akan bertarung sekali lagi dengan Hanabi.
"Haahh"
Hinata menghela nafas nya. Pernafasan nya terasa berat. Jantung nya berdetak panik. Hari ini adalah hari yang menentukan masa depan nya.Jika dia menang, dia akan mendapat pengakuan dari klan nya, dia tidak akan di anggap sebagai Hyuga yang lemah atau Hyuga gagal oleh orang-orang klan nya. Tetapi, dia tidak ingin menyakiti Hanabi, dia juga tidak ingin Hanabi mendapat segel Bunke.
Dan jika dia kalah, maka dia akan selalu di anggap lemah. Selalu kalah dengan adik nya yang 5 tahun lebih muda. Dan juga, dia yang akan di segel, menjadi Bunke.
"Hinata-sama, semua sudah menunggu" Kou datang memanggil Hinata.
Hinata mengangguk kepala nya pelan. Lalu berjalan menuju tempat latihan klan Hyuga.
Saat ini akhirnya tiba. Saat-saat yang menghantui Hinata beberapa hari ini.
.
.
.
Dan disinilah dia berdiri. Di tengah-tengah halaman latihan klan hyuga, dengan Hanabi yang tiga meter berada di depan nya."Lama tidak melihat mu Hanabi, bagaimana keadaan mu?" Ucap Hinata basa basi.
"Yah, kau tau? aku lebih menyukai masakan mu Nee-chan" balas Hanabi. Sudah dua minggu ini Hanabi tidak makan masakan kakak nya. Dia makan masakan yang di siapkan Bunke Hyuga.
Mereka diam beberapa detik sebelum Hanabi kembali berbicara.
"Tapi hari ini, kita lupakan sementara persaudaraan kita. Jangan memandang aku sebagai adik mu Hyuga Hinata. Pandang lah aku sebagai lawan mu. Jangan mengalah lagi pada ku. Hari ini... Kita keluar kan semua kekuatan kita. Bertarung dan melukai satu sama lain" ucap Hanabi panjang lebar.
Hinata jarang menyerang nya, bahkan saat latihan pun, Hinata lebih sering menangkis serangan atau mempertahankan diri.
Hinata diam sesaat.
"Baiklah.. hanya hari ini" ucap Hinata pelan merespon ucapan Hanabi.
Mereka sudah siap di posisi masing-masing dengan kuda-kuda nya, juga byakugan yang telah aktif. Hingga saat mendapat aba-aba mulai. Mereka langsung bertarung.
"Seperti yang ku perkirakan. Kau lebih banyak menangkis daripada menyerang Hyuga Hinata" ucap Hanabi sarkas sembari terus melayangkan pukulan-pukulan.
"Berhenti terus mempertahankan diri Hyuga!" Seru Hanabi dengan suara yang naik satu oktaf.
Serangan berhasil Hanabi layangkan ke bahu sebelah kiri Hinata. Hinata mundur tiga langkah.
Jika itu keinginan Hanabi. Hanabi ingin pertarungan yang sebenarnya bersama Hinata. Dia ingin Hinata benar-benar melawan nya.
Mereka diam sebentar sembari mengatur nafas. Hingga Hanabi kembali maju dan menyerang.
Tidak seperti sebelum nya, kali ini Hinata lebih aktif menyerang. Beberapa serangan nya lolos ke tubuhnya Hanabi. Bahkan sampai Hanabi terjatuh kebelakang.
Namun Hanabi langsung berdiri, menatap Hinata seraya tersenyum. Akhirnya, setelah sekian lama dia dapat bertarung sungguh-sungguh dengan kakak nya.
Tapi Hanabi sadar, Hinata menghindari titik vital nya. Hinata bisa saja langsung menyerang titik vital Hanabi, tapi Hinata tidak melakukan nya.
Hanabi kembali maju menyerang. Kali ini pertarungan semakin sengit. Gerakkan Hinata dan Hanabi semakin cepat dan mematikan.
Bahkan para Hyuga yang menonton termasuk para tetua langsung menegakkan tubuh mereka. Memperhatikan lebih seksama pertarungan ini.
Hingga beberapa lama pertarungan sengit itu berakhir. Hanabi yang kelelahan sehingga tidak fokus menangkis serangan Hinata. Hingga ia terlempar kebelakang. Hanabi menatap Hinata seraya memegang dada atas nya yang terkena serangan terakhir Hinata.
Hinata yang terbawa suasana dari pertandingan sengit tadi, menghampiri Hanabi dengan langkah perlahan.
Chakra ungu mengumpul di kedua tangan nya hingga membentuk kepala singa. Rambut Hinata berkibar terkena hawa chakra yang dia keluarkan. Dengan tatapan yang tajam dan urat-urat dari byakugan yang dia keluarkan semakin panjang. Para Hyuga tercengang menyaksikan itu.
Hinata berada tepat di depan Hanabi. Hanya tinggal sekali serangan maka dia akan menang.
Dia menatap langsung ke wajah adik nya. Namun seketika chakra Hinata bergerak tidak beraturan. Mata nya bergetar. Hingga perlahan Hinata menurunkan tangan nya. Chakra di tangan nya menghilang. Hinata menundukkan wajah nya. Dia... Tidak bisa.
"Kau selalu seperti ini nee-chan" ucap Hanabi dengan wajah sedih dan kecewa. Tiba-tiba Hanabi menyarang Hinata tepat di titik vital nya. Hingga Hinata sedikit memuntahkan darah dari mulut nya.
Hinata terlempar kebelakang. Jatuh terlentang dengan menatap langit yang siang itu sedikit mendung.
Hinata tidak pingsan, dia tidak menutup mata nya.
Namun, dia juga tidak punya seseorang atau sesuatu yang bisa membuat nya bangkit. Dia tidak punya motivasi kuat yang bisa membuat nya bertahan di pertarungan ini. Dia tidak punya. Lebih tepat nya, tidak ada lagi.
Hinata tersenyum tipis.
'biarlah semua nya berjalan seperti ini' batin Hinata, lalu dia memejamkan mata nya."Padahal aku ingin kau kembali bangun Hyuga Hinata uhuk" samar hinata mendengar ucapan Hanabi. Hanabi yang sempat berdiri kembali terjatuh dengan darah yang keluar dari mulut nya. Hingga akhir nya dia menyusul kakak nya, memejamkan mata nya.
Tidak ada salah nya kan menjadi Bunke?
Bahkan Neji Hyuga. Si jenius dari klan Hyuga juga merupakan seorang Bunke.
Jadi, tidak apa-apa jika dia menjadi Bunke.Itu yang dipikir kan Hinata saat itu.
TBC
7 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Destiny (END)
Fanfiction[NaruHina] Memperhatikan Naruto nya, mataharinya dari jauh. Tapi tak ada yang berubah dari kisah cintanya. Cinta Hinata ke Naruto yang masih tidak berubah, dan posisinya yang masih dibelakang Naruto. Naruto yang semakin kuat dan terkenal, Naruto ya...