Tim 8 sudah keluar dari ruang hokage. Mereka berjalan bersisian berencana kerumah Kurenai sensei untuk mengunjungi nya dan Mirai.
"Shino-kun, maaf untuk yang tadi. Aku akan membayar ramen ku" ucap Hinata seraya merongoh saku nya untuk menjari uang.
"Tak perlu Hinata. Aku mentraktir mu" ucap Shino seraya mengusap puncak kepala Hinata.
"Eh apa itu? Jadi kau hanya tidak ikhlas membayar ramen ku?" Tanya Kiba.
"Ya!" Balas Shino singkat, padat, jelas, dan sinis.
"Tapi aku ingin membayar nya Shino-kun" ucap Hinata yang tidak enak hati kepada Shino.
"Kau bisa membayarnya dengan membawa makanan lezat buatan mu untuk misi besok" bala Shino.
"Benar Hinata! Bawalah bekal yang banyak!" Sahut Kiba semangat, mengabaikan tatapan Shino.
Bagaimapun menurut Kiba, Shino, bahkan Akamaru. Masakan Hinata adalah salah satu makanan favorit mereka. Semua orang akan mengakui bahwa Hinata memang pandai memasak.
"Tentu! Aku akan masak banyak untuk misi besok" ucap Hinata dengan senyum manis nya.
.
.
.
Tim 8 telah sampai di rumah Kurenai Yuhi, mantan guru pembimbing tim 8 dahulu. Walaupun Kurenai telah lama sudah tidak menemani misi tim mereka lagi, mereka masih sering berkumpul bersama. Apalagi sekarang ada si kecil Mirai, anak Kurenai-sensei dengan Asuma-sensei."Kami datang berkunjung sensei" ucap Kiba riang saat Kurenai membuka pintu rumah nya.
Kiba, Shino dan Akamaru langsung masuk ke rumah Kurenai untuk mencari Mirai.
"Senang melihat mu Kurenai-sensei" ucap Hinata seraya memeluk guru nya itu
Tanpa mengatakan apapun Kurenai memeluk erat Hinata seraya mengusap punggung nya. Dia sudah tau tentang Hanabi yang akan menjadi ketua klan selanjut nya. Hiashi Hyuga sendiri memberitahu nya. Kurenai memang berhubungan baik dengan Hyuga, bahkan dia sudah dekat dengan Hinata sebelum Hinata memasuki akademi ninja.
Hiashi mempercai nya untuk menjaga dan melatih Hinata."Ayo masuk dan menyusul Kiba Shino" ucap Kurenai setelah pelukan mereka terlepas.
Bukan nya menjaga Mirai, Kiba dan Shino sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Shino yang sedang memperhatikan beberapa lebah yang hinggap di bunga yang di rawat Kurenai. Sedangkan Kiba sibuk mencari cemilan di dapur.
Mereka membiarkan Akamaru menjaga Mirai sendirian.
"Kalian membiarkan Akamaru menjaga Mirai sendiri?!" Ucap Kurenai seraya berkacak pinggang.
"Tenang saja Sensei. Akamaru adalah penjaga yang baik" ucap Kiba santai seraya membuka toples cemilan yang dia dapat.
Akamaru menggonggong protes mendengar ucapan Kiba. Seperti nya Akamaru was-was menjaga Mirai yang sangat aktif agar tidak lecet sedikit pun.
Mirai yang berusia hampir 2 tahun itu sedang dalam masa aktif-aktif nya. Bayi itu banyak bergerak dengan keingintahuan yang tinggi.
"Kau penjaga yang baik Akamaru" ucap Hinata seraya mengusap kepala Akamaru. Hinata lalu menggendong Mirai yang sedang merangkak kearah nya.
"Itu cemilan Mirai, Kiba!" Kurenai menjewer Kiba yang se enak nya memakan biskuit bayi milik Mirai.
"Sakit sensei" ucap Kiba seraya mengusap telinga nya. Kurenai mengabaikan protesan Kiba.
"Apakah kalian ingin makan malam di sini?" Tanya Kurenai.
"Ide bagus sensei!" Seru Kiba.
"Hinata, berikan saja Mirai pada Kiba dan Shino. Kau bantulah aku memasak" ucap Kurenai pada Hinata yang masih menggendong Mirai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Destiny (END)
Fanfiction[NaruHina] Memperhatikan Naruto nya, mataharinya dari jauh. Tapi tak ada yang berubah dari kisah cintanya. Cinta Hinata ke Naruto yang masih tidak berubah, dan posisinya yang masih dibelakang Naruto. Naruto yang semakin kuat dan terkenal, Naruto ya...