🌌Sixteen🌌

3.9K 304 11
                                    

Neruto melongo. Matanya terbuka lebar. Bahkan tangan nya dingin. Ini pertama kali nya dia melihat Hinata marah. Hinata dan kemarahan adalah suatu kemustahilan. Tapi seharusnya Naruto tau, tidak ada yang mustahil di dunia ini!

"Kemarahan perempuan itu menyeramkan -ttebayo" gumam Naruto.

Ada orang yang mengatakan. Berhati-hatilah dengan orang pendiam. Karena orang pendiam sangat jarang marah namun biasanya kemarahan orang pendiam lebih menyeramkan. Dan Naruto sudah melihat sendiri bukti nya.

"Kurasa aku juga harus sedikit berhati-hati dengan Shino" gumam Naruto lagi.

Naruto melesat meninggalkan tempat itu, orang-orang yang berbicara dengan suara pelan itu terdengar seperti gemuruh di telinga Naruto. Pasti mereka juga terkejut seperti hal nya Naruto.

Dan sekarang Naruto ingin mencari Hinata. Hinata langsung pergi entah kemana setelah mengucapkan peringatan itu.

Sampai akhirnya Naruto tiba di tepi danau dekat kawasan Uchiha. Kawasan ini sangat sepi sejak tragedi pembantaian beberapa tahun silam.

Dan Hinata ada disana, di tepi danau itu sedang bergumam sendiri.

'kurasa Hinata-chan perlu waktu, aku akan menunggu nya saja disini -ttebayo'
Naruto berdiri di balik pohon dekat duduk Hinata. Selain ingin memberi waktu, Naruto juga sedikit takut sebenarnya.

Sebagian besar wanita yang dia temui memang menyeramkan dan tidak segan memarahi atau memukul nya. Seperti Tsunade, Sakura, Ino, Tenten, bahkan Ibu nya Kushina. Selama ini Hinata adalah pengecualian, tapi ternyata kemarahan orang yang pendiam lebih menyeramkan.

"Kami-sama, maafkan aku!" Naruto mendengar Hinata menjerit pelan.

"Apakah aku tadi terlalu keterlaluan?"

"Apakah mereka tidak terluka?"

"Tapi mereka memang pantas mendapatkan nya! Mereka menyebalkan!"

"Tapi seperti nya aku tadi terlalu berlebihan"

"Tapi jika aku tidak tegas seperti itu mereka tidak akan perduli, dan malah akan menertawakan ku dari belakang!"

"Tapi seharusnya aku tidak perlu mengeluarkan chakra berlebihan seperti itu"

"Tapi itu lebih baik kan dari pada men-jyuuken mereka!"

"Huuaaa aku tidak tau!!! Maaf kan aku kami-sama!"

Hinata bermonolog sendiri. Beberapa kali menggeleng kan kepalanya kuat hingga Berucap frustasi, bingung apakah perlakuan nya tepat atau tidak. Bahkan ia menyatukan kedua tangan nya memintaa maaf kepada kami-sama.

Hinata harap tidak akan lagi yang berbicara jelek tentang Hanabi. Karena dia tentu tidak akan bisa merobek mulut seseorang.

Sedangkan Naruto terkekeh pelan dati belakang pohon. Merasa lucu dengan kelakuan Hinata dan racauan nya.

"Hinata tetaplah Hinata"

Naruto masih terus menunggu Hinata yang masih menenangkan diri nya. Hingga akhirnya langit perlahan berwarna jingga. Hinata berdiri dari duduk nya. Berjalan, berencana pulang. Namun eksistensi Naruto membuat nya terkejut dan menghentikan langkahnya tiba-tiba.

"Na-Naruto-san? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Hinata terkejut.

"Menemani Hinata-chan tentu saja -ttebayo" jawab Naruto riang.

"Ehh?"

"Hinata-chan akan pulang kan? Aku akan mengantar Hinata-chan" ucap Naruto mengabaikan keterkejutan Hinata.

Choose Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang