🌌Twenty five🌌

3.2K 261 7
                                    

Setelah beberapa menit memandang bintang dan merenung. Naruto akhirnya akan berbalik untuk istirahat sampai akhirnya mata nya menangkap eksistensi Kankuro.

Naruto kembali teringat bisikan Temari pada Gaara yang anehnya membuat Naruto penasaran dan kepikiran.

"Kankuro" panggil Naruto seraya melompat turun menghampiri Kankuro.

"Aku ingin bertanya" ucap Naruto dengan wajah serius.

"Eh, tanya apa? Kenapa wajah mu seperti itu?" Tanya Kankuro.

"Apa maksud ucapan Temari tadi?" Tanya Naruto to the point.

"Yang dikatakan Temari? Yang mana satu?" Tanya Kankuro bingung. Kakak nya itu juga banyak berbicara tadi, dia tidak tau apa yang Naruto maksud.

"Kenapa Temari mengatakan Hinata akan terus berada di Suna kepada Gaara?" Tanya Naruto.

"Ah itu.." Kankuro menggaruk rambut nya yang sebenarnya tidak gatal. Dia tidak tau, boleh memberitau Naruto atau tidak.

"Baiklah akan ku beritahu, tapi ini rahasia" ucap Kankuro seraya sedikit berbisik.

"Aku bisa jaga rahasia" ucap Naruto seraya berbisik juga. Dia jadi semakin penasaran.

"Gaara menerima rencana perjodohan dengan Hinata yang diajukan aku, Temari, dan petinggi Suna. Rencana nya, Suna akan mengirim langsung lamaran ke Hyuga" bisik Kankuro.

Naruto menegang, secara refleks dia menegakkan tubuhnya. Tanpa sadar tangan nya terkepal. Perasaan nya kalut
'lamaran?'
.
.
.
Matahari perlahan terbit. Disini Hinata sedang mempersiapkan barang bawaan nya. Dia akan kembali ke desa kelahiran nya sebentar lagi.

Tok tok tok
"Hinata" Hinata segera berdiri dan berjalan menuju pintu saat dia mendengar ketukan dan suara Naruto memanggil nama nya.

"Naruto-kun? Apa kau sudah siap?" Tanya Hinata saat melihat Naruto.

"Ya, semua barang ku sudah kusimpan didalam tas. Bagaimana dengan mu Hinata?" Tanya Naruto balik.

"Sedikit lagi. teman-teman memberi banyak hadiah, kurasa tas ku tak cukup" ucap Hinata sembari kembali mengatur barang nya ke dalam tas.

Naruto berjalan masuk kedalam apartemen Hinata selama di Suna. Ruang apartemen Hinata jauh lebih bersih dari pada milik nya, dan juga wangi lavender menyebar di ruangan ini.

"Naruto-kun, kenapa bawah mata mu hitam? Apa kau kurang tidur?" Tanya Hinata. Bukan hanya itu, Naruto juga terlihat lebih lesu daripada biasanya.

"Ah,, kurasa aku sulit tidur karena tidak sabar pulang ke Konoha" ucap Naruto seraya menggaruk pipinya. Tidak mungkin kan dia bilang kalau dia tidak bisa tidur karena memikirkan rencana lamaran Gaara kepada Hinata.

Naruto mendudukkan diri nya dikasur Hinata, lalu perlahan berbaring dengan lutut kebawah yang menggantung di kasur. Aroma lavender ini membuat Naruto perlahan merasa rileks. Membuat rasa ngantuk tiba-tiba datang menghampiri.

"Naruto-kun" panggil Hinata.

"Aku tidak tidur! Tidak tidur, aku tidak tidur" mendengar suara Hinata membuat Naruto refleks sadar dan bangkit duduk.

"Apa kau lelah Naruto-kun? Haruskah kita undur kepulangan kita?" Tanya Hinata.

"Ah ti-tidak perlu Hinata-chan. Aku baik-baik saja" balas Naruto. Dia tidak bisa membiarkan Hinata lebih lama di Suna, walau hanya satu hari.

"Kalau begitu aku akan siapkan sarapan, lalu setelah nya kita berangkat" ucap Hinata seraya bangkit menuju dapur minimalis yang ada di apartemen nya.

"Ha'i" balas Naruto merespon ucapan Hinata.

Choose Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang