🌌Thirty one🌌

3.1K 223 4
                                    

Mereka mendarat. Mereka sampai disebuah Gua yang dipercaya sebagai dimensi jalan masuk ke bulan.

"Haruskah kita berenang kedalam mata air ini?" Tanya Sakura.

"Mata air ini mungkin pintu masuk nya" ucap Sai.

"Aku akan masuk dahulu, setelah itu kalian ikuti aku" ucap Shikamaru.

Shikamaru masuk menyebur kedalam mata air itu, diikuti Sai, Sakura, dan terakhir Naruto dan Hinata.

Mereka berenang kedasar, terdapat sebuah cahaya yang menyilaukan mata. Tanpa mereka sadari, mereka malah masuk kedalam genjutsu.

Naruto merasa kebingungan, dia berada di desa kelahiran nya, Konoha. Tepat nya, dia berada di dalam kelas nya semasa akademi dulu. Didepan sana, ada Iruka-sensei yang menjelaskan materi.

"Jika akhir dunia akan datang besok, kalian ingin menghabiskan waktu dengan siapa?" Iruka-sensei bertanya.

"Akhir dunia tak akan terjadi -ttebayo" Naruto kecil itu berkata dengan nada tengil nya.

"Sensei kan berkata misalnya..! Tulis nama orang tersebut dalam sebuah kertas" Iruka-sensei kembali berbicara.

Naruto melangkah, ingin melihat nama-nama yang dituliskan teman-teman nya. Dia ingat waktu itu dia tidak menulis siapapun. Dia tidak punya siapapun yang bisa dia tulis nama nya.

'siapa yang akan Hinata tulis'
Langkah Naruto berhenti di sebelah bangku Hinata. Naruto melebarkan mata nya terkejut melihat nama yang ditulis Hinata kecil itu.
-UZUMAKI NARUTO-

Naruto melihat Hinata kecil yang tersenyum manis seraya menatap kertas yang telah ditulis nya itu.

"Seberapa lama? Sejak kapan kau menyukai ku Hinata" Naruto bergumam seraya menatap Hinata kecil itu.

Naruto akan menyentuh kertas itu namun sesaat tiba-tiba Naruto berpindah tempat. Kepalanya pusing seakan berputar.

"Siapkan dirimu Naruto!" Kiba berseru kepada Naruto.

"Apa?! Bersiap apa?!" Tanya Naruto terkejut. Dia melihat dirinya dan Kiba yang saling berhadapan dan siap menyerang.

"Tunggu, ini.. ujian Chuunin"

Naruto meringis melihat serangan Kiba. Tiba-tiba dia teringat rasa nyeri yang dia rasakan saat melawan Kiba diujian Chuunin waktu itu.

Dia memenangkan pertarungan ini.
Naruto menatap Hinata yang dengan malu-malu menyodorkan salep kapada Naruto kecil. Salep khas klan Hyuga, bahkan Naruto masih menyimpan tempat salep itu dirumahnya.

Naruto tersenyum. Dia merasa terenyuh melihat perhatian Hinata. Hati nya menghangat.

Seakan bumi berputar, seketika lagi dia berpindah tempat. Naruto melebarkan mata nya saat tau ini dimana. Ini adalah saat dimana dia melawan Pain.

"Tidak! HINATA!" Naruto berteriak, melebarkan mata nya melihat Hinata yang terlempar jatuh oleh Pain.

"Tidak.. jangan ini" Naruto kembali merasakan perasaan terguncang seperti yang dia rasakan saat dulu melihat langsung Hinata yang terluka parah oleh Pain.

Naruto berlari menghampiri Hinata, tanpa memperdulikan dirinya yang lain sedang berubah menjadi Kyubi dan akan mengamuk.

Namun belum dia dapat menggapai Hinata, lagi-lagi dia berpindah tempat.

Naruto tersungkur. Mengepalkan tangan nya yang tidak bisa menggapai Hinata.
"Hinata~"

Naruto mendongak saat mendengar alunan senandung lembut seorang wanita. Naruto dapat melihat Hinata yang sedang merajut berlatarkan cahaya bulan seraya bersenandung merdu.

Choose Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang