Saat ini Hiashi Hyuga sebagai ketua klan Hyuga bersama beberapa tetua Hyuga sedang berkumpul di ruang pertemuan untuk membahas pertarungan yang baru saja terjadi sekaligus penentuan ketua klan selanjutnya.
"Secara teknis Hanabi yang memenangkan pertarungan. Hinata tidak bangun saat serangan terakhir Hanabi" ucap salah satu tetua.
"Tapi bukan kah kita sudah melihat sendiri? Hinata lebih unggul dalam pertarungan tadi"
"Hinata baik dalam menyerang dan bertahan. Banyak serangan nya yang mengenai Hanabi tadi"
"Tapi Hinata tidak bisa mengenai titik vital Hanabi"
"Bukan tidak bisa, tapi tidak mau. Teknik byakugan Hinata sangat tepat. Bahkan yang aku dengar jarak pandang Hinata lebih jauh dari pada Neji"
"Aku tetap lebih memilih Hanabi"
"Kenapa? Hinata juga anak pertama. Bukan kah itu juga salah satu alasan kuat? Menjadi ketua klan adalah takdir nya"
"Hinata sudah berkembang dengan sangat pesat. Dia adalah ninja yang kuat. Kurasa dia layak menjadi ketua klan Hyuga selanjut nya"
"Saya sedang tidak membicarakan tentang kekuatan. Hinata memang sangat kuat. Tapi hati nya yang sangat lemah. Dia tidak akan bisa menjadi pemimpin yang tegas!"
"Hah benar. Hinata tidak bisa bersikap tegas. Dia akan merasa tidak enak hati, kasihan dan lain sebagainya. Hal itu akan merepotkan dirinya sendiri"
Ucapan salah satu tetua itu membuat ruangan hening sesaat. Mereka tidak bisa menyangkal itu.
Sifat alami Hinata yang lemah lembut memang menjadi salah satu halangan. Klan Hyuga dikenal dengan klan elit yang sangat di segani dan di hormati. Klan Hyuga adalah klan yang sangat tegas dengan segala peraturan.
Para tetua khawatir. Menjadikan Hinata yang lemah lembut menjadi ketua klan dapat merusak citra klan kedepan nya.
Mereka khawatir Hinata tidak dapat tegas dalam membuat keputusan dan hal itu dapat menyulitkan Hinata sendiri dan klan kedepan nya.
"Hanabi dapat menjadi ketua klan yang tegas. Dan Hinata bisa menjadi Bunke yang menjaga klan dan Hanabi dengan kekuatan nya"
Ucapan terakhir salah satu tetua klan sedikit memancing emosi Hiashi. Walaupun bersikap tidak peduli. Tetapi Hiashi berharap kedua anak perempuan nya tidak ada satu pun yang akan disegel.
Tapi peraturan tetap lah peraturan.
"Baiklah sudah diputuskan. Hanabi yang akan menjadi ketua klan selanjut nya" ucap Hiashi membuat keputusan akhir.
"Kapan kita akan melakukan peresmian Hanabi? Dan kapan waktu Hinata akan disegel?"
"Tidak perlu terburu-buru. Hanabi masih anak-anak. Dia masih 12 tahun. Peresmian nya akan dilakukan saat dia menginjak usia dewasa. Selama itu aku akan lebih benyak dan lebih keras melatih nya. Dan untuk menyegel Hinata... Hinata akan di segel tepat setelah Hanabi resmi menjadi ketua klan. Kurasa sudah cukup sampai disini" ucap Hiashi mengakhiri pertemuan ini.
Satu persatu para tetua keluar ruangan, menuju kediaman nya masing-masing. Hiashi masih duduk diam. Memandang cangkir nya dengan tatapan yang sulit di mengerti.
Namun sentuhan dipundak kanan nya membuat dia menoleh.
"Hinata itu, sangat mirip dengan mendiang istri mu ya" ucap tetua Hyuga itu. Tetua itu merupakan tetua yang paling di hormati Hiashi. Sikap nya yang sangat bijak menjadi panutan Hiashi.
Helaan nafas berat terdengar dari Hiashi.
"Tanpa sadar aku telah membuang Hinata dari kecil. Mengaggap nya lemah, tidak pernah lagi melatih atau pun berada di sampingnya sebagai ayah nya. Hinata tumbuh kuat tanpa diri ku"
"Masih beberapa tahun lagi Hiashi. Kau juga tau kan, ada cara agar Hinata tidak disegel" ucap tetua itu lagi.
"Dari kecil kebahagiaan mereka telah di regut. Aku hanya berharap kedua putri ku dapat menemukan kebahagiaan mereka" ucap Hiashi pelan.
.
.
.
.
.
Naruto baru saja habis berlatih sore ini, di tempat latihan tim 7 biasa berlatih. Dia hanya berlatih sendiri. Sakura sedang sibuk di rumah sakit, sedangkan Sai tak tau kemana.Naruto berjalan santai di jalanan desa Konoha. Dengan kedua tangan nya di belakang kepala dan sesekali bersiul.
Hingga langkah nya otomatis berhenti saat matanya menyapa sebuah bangunan luas dengan papan nama bertuliskan 'Hyuga'.
Mengingat Hyuga, pikiran Naruto langsung menggambarkan seorang Hinata Hyuga. Gadis cantik dengan wajah menenangkan, wajah yang sering kali memerah yang entah Naruto pun tidak tau kenapa, dengan mata amethyst khas klan hyuga. Namun Naruto merasa mata Hinata lebih berkilau dengan pandangan lembut, juga rambut nya berwarna indigo yang berbeda dengan Hyuga lain nya.
"Hoy Naruto!" Naruto di buat terlonjak kaget dengan seruan tiba-tiba itu.
"Kiba! Akamaru! Kau mengagetkan ku -ttebayo" protes Naruto pada Kiba yang datang bersama Akamaru dan Shino. Sedangkan Kiba hanya tertawa puas melihat reaksi Naruto.
"Apa kau tidak melihat ku Naruto? Apa aku tidak kelihatan?" Ucap Shino dengan aura suram.
"Eh? Hehehe maaf Shino" ucap Naruto seraya menggaruk belakang kepala nya yang tiba-tiba gatal.
"Ekspresi kaget mu tadi terlalu berlebihan Naruto" ucap Kiba santai yang langsung dibalas tatapan kesal oleh Naruto.
"Apa yang kau lakukan disini Naruto?" tanya Shino penasaran.
"Tidak ada. Aku hanya lewat setelah latihan sendiri. Tapi melihat rumah Hyuga membuat ingat. Sudah lama aku tidak melihat Hinata. Kalian tidak bersama Hinata?"
"Kami baru saja ingin menemui nya" ucap Kiba santai lalu berjalan dengan di ikuti Akamaru dan Shino dibelakang nya.
"Benarkah? Kalau gitu aku akan ikut" Ucap Naruto semangat seraya mengikuti dibelakang Kiba, Shino, dan Akamaru.
Namun tiba-tiba Kiba berhenti dan berbalik.
"Tidak! Tidak boleh! Jangan muncul kan wajah mu di depan Hinata" ucap Kiba yang tiba-tiba sinis kepada Naruto. Dia tiba-tiba ingat dengan wajah sedih Hinata saat membicarakan Naruto beberapa hari lalu.
Sedikit terkejut. Naruto jadi canggung sendiri. Ini pertama kali nya melihat Kiba berbicara dengan ekspresi se serius ini.
"Kenapa -ttebayo? Kau tidak bisa melarang ku ketemu Hinata. Hinata kan juga teman ku -ttebayo"
Tidak menghiraukan ucapan Naruto, Kiba dan Shino bersama Akamaru lanjut berjalan. Naruto yang keras kepala juga tetap mengikuti langkah tim 8 itu.
Tapi saat di depan gerbang utama Hyuga, Kiba Shino dan Akamaru tetap lanjut berjalan. Naruto berhenti, menatap bingung anggota tim 8 itu (-hinata)
"Bukan kah kalian ingin bertemu Hinata? Kalian ingin kemana -ttebayo?" Tanya Naruto bingung. Kiba dan Shino tidak memperdulikan Naruto dan tetap lanjut berjalan.
Walaupun bingung Naruto tetap lanjut melangkah mengikuti Kiba, Shino, dan Akamaru. Dia tidak berani memasuki kawasan Hyuga sendiri. Mengingat tampang datar dan mengintimidasi para anggota klan Hyuga terutama sang ketua klan Hyuga Hiashi, membuat Naruto ciut sendiri.
'emang ya, anggota klan Hyuga yang paling manis itu cuman Hinata' batin Naruto di dalam hati nya entah sadar atau tidak.
TBC
9 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Destiny (END)
Fanfiction[NaruHina] Memperhatikan Naruto nya, mataharinya dari jauh. Tapi tak ada yang berubah dari kisah cintanya. Cinta Hinata ke Naruto yang masih tidak berubah, dan posisinya yang masih dibelakang Naruto. Naruto yang semakin kuat dan terkenal, Naruto ya...