Pagi-pagi sekali, Hinata sudah sibuk didapur. Bersenandung kecil. Hinata menata rapi makanan kedalam kotak bekal nya. Dia tersenyum puas melihat hasil karya nya.
Memasukan makanan itu dalam sebuah tas. Hinata berjalan keluar mansion Hyuga sembari memeluk tas berisi bekal tersebut.
Hinata melangkahkan kaki nya kesalah satu unit apartemen sederhana di desa Konoha, menemui sang pria yang beberapa bulan ini menjadi kekasih nya. Siapa lagi jika bukan sang pahlawan desa, Uzumaki Naruto.
Tanpa perlu repot-repot mengetuk pintu. Hinata langsung membuka pintu dengan kunci yang dia bawa sembari mengucapkan salam. Naruto memberi satu kunci rumahnya kepada Hinata.
"Ohayo Naruto-kun" Hinata menyapa Naruto yang masih bermalas-malasan diatas tempat tidur nya, enggan membuka mata nya.
Hinata mendudukan dirinya diujung kasur.
"Naruto-kun bangunlah, bukankah hari ini kau ada misi? Aku telah membawa sarapan dan bekal untuk mu" Hinata berucap seraya menggoyang lembut punggung Naruto.
"Aku malas Hinata-chan. Aku ingin bersantai seharian saja dengan Hinata-chan" Naruto berucap manja seraya meletakan kepala nya di paha Hinata dengan lengan memeluk pinggang Hinata.
"Padahal dulu Naruto-kun sangat rajin melakukan misi" jawab Hinata seraya mengelus rambut pirang kekasih nya ini.
"Aku mengambil banyak misi agar bisa menikahi dan menghidupi Hinata-chan. Tapi sekarang aku benar-benar tidak ingin jauh dari Hinata-chan" ucap Naruto yang setengah ngantuk sembari mengeratkan pelukannya dengan Hinata.
Hinata tidak bisa tidak memerah mendengar ucapan Naruto. Dia merasa bahagia dan tersentuh.
"Tapi Naruto-kun sudah mengatakan akan melakukan misi. Sakura-san bisa marah lagi jika Naruto-kun tiba-tiba membatalkan ikut misi" ucap Hinata lembut.
Waktu itu juga Naruto pernah membatalkan misi nya dengan tim 7 karena lebih memilih ikut misi dengan Hinata yang saat itu juga akan menjalankan misi dengan tim 8.
Sakura ngamuk bukan tanpa alasan, misi tim 7 saat itu adalah misi sulit yang membutuhkan Naruto sebagai ninja terkuat. Akhirnya Naruto diseret paksa oleh Sakura walaupun Naruto merengek ingin ikut Hinata.
Naruto cemberut.
"Aku akan menyelesaikan misi dengan cepat. Hinata-chan sambut aku saat pulang nanti ya" ucap Naruto manja.
Hinata mengangguk seraya tersenyum. Naruto kadang bisa menjadi bayi besar yang imut. Namun kadang juga menjadi pacar yang protektif, posesif, dan keren.
"Naruto-kun mandi dan bersiap lah. Aku akan menyiapkan sarapan dan tas misi Naruto-kun"
Naruto bangun walau enggan. Hinata menyiapkan sarapan yang dia bawa ke piring. Lalu memasukan kotak bekal, kunai, shuriken, dan beberapa barang lain ke tas misi Naruto.
Naruto keluar dari kamar mandi dengan seragam misi nya. Dia duduk di sebuah kursi seraya tersenyum dan menatap Hinata intens.
"Hinata-chan sudah seperti istri ku saja -ttebayo" ucap Naruto dengan cengiran nya.
"Jangan berkata seperti itu Naruto-kun" cicit Hinata seraya menundukkan wajah nya dengan pipi memerah.
"Sarapan lah Naruto-kun" ucap Hinata.
"Sarapan untuk Hinata mana?"
"Aku sudah sarapan saat dirumah" ucap Hinata lembut seraya tersenyum.
"Benarkah?" Tanya Naruto dengan tatapan menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Destiny (END)
Fanfiction[NaruHina] Memperhatikan Naruto nya, mataharinya dari jauh. Tapi tak ada yang berubah dari kisah cintanya. Cinta Hinata ke Naruto yang masih tidak berubah, dan posisinya yang masih dibelakang Naruto. Naruto yang semakin kuat dan terkenal, Naruto ya...