🌌Four🌌

4.1K 355 10
                                    

Hari semakin malam. Mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan mereka dan pulang kerumah masing-masing.

Ino telah pulang dengan di antar Sai. Dan Tenten pulang bersama Lee karena mereka juga datang berdua tadi.

Sebelum pulang, Hinata melangkahkan kaki nya ke arah Naruto. Menyodorkan hadiah nya kepada Naruto. Syal buatan nya. Syal yang dia rajut dengan sepenuh hati. Syal yang dia rajut dengan senyuman walaupun jari nya beberapa kali terluka.

"Selamat ulang tahun Naruto-kun. Aku membuat hadiah ini untuk mu" ucap Hinata sembari menyodorkan hadiah nya.

Hanya hadiah, tidak ada pernyataan cinta, tidak ada surat cinta.

"Wahh terima kasih Hinata-chan" Naruto berbinar menerimanya. Ia mengintip kedalam nya dan menemukan kain rajutan yang dirajut rapi.

"Apakah ini syal Hinata? Kau membuat nya sendiri?" Hinata mengangguk menjawab pertanyaan Naruto.

Naruto merasa hati nya menghangat. Dengan alasan yang tidak dia ketahui. Namun, dia sangat menyukai hadiah pemberian Hinata.

"Terima kasih Hinata-chan. Hadiah mu sangat berkesan buat ku" ucap Naruto dengan senyum lebar khas nya. Hinata tersenyum tipis membalas senyuman Naruto.

"Baiklah, aku akan pulang. Terima kasih makanan nya" ucap Hinata sebagai basa basi perpisahan nya.

"Ah Hinata" langkah Hinata terhenti. Sakura memanggil nama nya.

"Kau akan pulang? Kalau begitu biar Naruto mengantar mu" ucap Sakura sembari menyenggol Naruto. Sedangkan Naruto yang disenggol hanya menatap bingung Sakura.

Sakura menyadari nya, Hinata yang memang pendiam menjadi lebih pendiam sejak perkataan bodoh Naruto saat bermain tadi. Bahkan senyuman nya saat memberi hadiah pada Naruto tadi tidak seperti biasa nya.

"Tidak apa Sakura-san. Aku bisa pulang sendiri" balas Hinata berusaha menolak secara halus permintaan Sakura.

"Tidak apa Hinata-chan, walaupun kau ninja hebat tapi kau tetap perempuan. Biarkan Naruto mengantar mu" ucap Sakura lagi. Meyakinkan Hinata agar diantar Naruto.

Sedangkan Shikamaru, Choji, Kiba, dan Shino hanya diam. Mereka tau maksud Sakura.

"Kiba-kun dan Shino-kun akan mengantar ku" balas Hinata membawa nama Kiba dan Shino, rekan satu tim nya.

Sakura menatap Kiba dan Shino. Memberi kode ke mereka untuk menolak ajakan Hinata agar Hinata bisa pulang diantar Naruto.

"Kami yang akan mengantar Hinata sampai rumah. Ayo Hinata!" Ucap Kiba yang langsung keluar kedai.

Sakura melotot. Apa si Kiba itu tidak mengerti kode mata nya. Dan Shino juga. Dia hanya diam dan mengikuti Kiba.

"Ayo Hinata" ucap Shino pada Hinata. Shino dan Hinata pun menyusul Kiba keluar kedai dan berjalan pulang.

"Kami pulang duluan" ucap Hinata pada teman nya yang tersisa seraya membungkuk 90°. Tata Krama klan Hyuga.

Sebenar nya Kiba mengerti maksud Sakura. Tapi dia masih kesal. Satu kalimat yang diucapkan Naruto. Yang menurut Naruto adalah kalimat biasa. Tapi berdampak buruk pada perasaan Hinata. Dan Kiba pun kesal sendiri melihat nya. Dia telah bersama Hinata sedari genin, dia tau bagaimana suka nya Hinata pada Naruto.

Hinata tidak mengatakan apapun dan berusaha menutupi perasaan nya yang memburuk. Tapi Kiba dan Shino juga tau, bahwa Hinata sedang merasakan perasaan sesak di hati nya.

"Hahh mendokusai. kita pulang juga. Ayo berdiri Choji" ucap Shikamaru. Mereka ber empat pun keluar kedai.

"Kau mau ku antar Sakura-chan?" Tanya Naruto pada Sakura.

"Tidak! Aku bisa pulang sendiri!" Ucap Sakura ketus. Dia langsung melesat pulang.

"Ada apa dengan Sakura-chan? Bukan kah dia tadi yang bilang kalau perempuan harus di antar pulang? Kan hanya dia perempuan yang tersisa disini" ucap Naruto bingung.

"Kau harus belajar lebih peka' lagi Naruto" ucap Shikamaru yang berada disebelah Naruto.

"Apa maksud mu?" Tanya Naruto yang masih bingung.

Tapi bukan nya menjelaskan. Shikamaru malah hanya diam dan terus berjalan bersama Choji.

"Hey tunggu" Naruto berseru mengejar Shikamaru dan Choji yang sudah didepan.
.
.
.
.
.
"Masuklah Hinata. Kami juga akan pulang" ucap Kiba. Hinata, Kiba, dan Shino telah berada di depan pagar kediaman Hyuga. Mereka mengantar Hinata hingga ke rumah nya.

"Terima kasih Kiba-kun Shino-kun" ucap Hinata dengan senyum tulus nya.

"Santai saja. Bukan kah dari dulu kami juga sering meng-antar jemput mu" balas Shino.

"Hem benar. Kau adalah bungsu kami" ucap Kiba menimpali. Hinata tertawa pelan mendengar ucapan Shino dan Kiba.

"Ya, tapi aku bukan anak kecil lagi" balas Hinata.

"Tapi kau masih pendek" mendengar ucapan Shino seketika tawa Hinata hilang, sekarang dia cemberut. Ya memang sih dia yang paling pendek di antara teman nya yang lain. Tapi dia tidak sependek itu. Hinata masih masuk kategori tinggi bagi perempuan. Iya kan?

"Aku tidak sependek itu Shino!" Hinata kesal. Dan semakin kesal saat Kiba terus tertawa tak berhenti.

"Berhentilah tertawa Kiba" ucap Hinata pada Kiba.

"Kau tidak cocok dengan wajah cemberut sok imut itu Hinata" bukan nya berhenti Kiba malah semakin tertawa. Dan Hinata yang sudah cemberut semakin cemberut lagi.

"Sudah lah Kiba. Kita harus pulang" ucap Shino yang menengahi.

"Kami pulang dulu Hinata" pamit Kiba dan Shino pada Hinata.

"Ha'i, hati-hati dijalan" balas Hinata seraya melambaikan tangan nya pada Kiba dan Shino yang perlahan menjauh.

Namun bukan nya masuk karumah nya. Hinata malah jalan perlahan menjauhi perkarangan rumah Hyuga.

Hinata menatap sebentar pagar rumah nya. Lalu berjalan menjauh di tengah gelap nya malam.

Tujuan nya saat ini adalah taman yang pasti sedang sangat sepi di tengah malam begini. Hinata duduk disalah satu ayunan. Menunduk kan wajah nya. Dan secara perlahan air mata ny jatuh.

TBC


1 Januari 2023

Choose Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang