X - 005

411 16 0
                                    

🌚🌝🌚

Malam harinya...

Setelah selesai pembicaraan intim antara aku dan Jeno, akhirnya ku putuskan untuk menyetujui kemauannya untuk memiliki anak darinya. Aku tidak tahu harus apa karena sebentar lagi Jeno akan melakukannya dengan serius, dan aku harus siap menahan kesakitan ku lagi karena mungkin Jeno akan melakukannya dengan kasar dan penuh ambisi.

"Sudah malam, waktunya tidur. Besok kita sarapan bersama seperti ini lagi ya?" ucap Tuan Jaehyun kepada seluruh keluarganya.

"Baik Daddy."

Akhirnya setelah makan malam pun mereka semua membubarkan diri masing-masing. Kulihat Tuan Lee dan istrinya, Papa dan Mama mertua ku sudah meninggalkan meja makan bersama putra sulungnya. Dan Jeno, dia mengobrol serius dengan adik kembarnya yang bernama Eric. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka berdua obrolkan.

Dan ya, hanya aku yang tertinggal di sini. Aku melihat para pelayan segera merapikan piring-piring dan gelas di atas meja. Aku tidak tinggal diam, aku harus membantu pekerjaan mereka. Sewaktu aku kecil, Mama ku pernah mengajariku untuk saling membantu kepada sesama. Apalagi bergotong-royong itu suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan. Tanpa terasa aku merindukan Mama ku. Tapi mungkin Mama dan Baba ku sudah tidak menginginkan aku karena aku telah menikah dan memiliki keluarga.

Aku bangkit dari kursi lalu segera mengambil beberapa piring dan gelas di sana. Aku membawanya dengan hati-hati menuju ke arah dapur.
Sesampainya aku di dapur, para pelayan di sana terlihat terkejut melihat kedatanganku yang sudah membawa beberapa piring dan gelas.

"Ya Tuhan, Tuan ... Anda tidak perlu membawakan piring dan gelas ini ke dapur, itu sudah menjadi tugas kami?" ucap seorang kepala pelayan di sana yang datang padaku. "Nanti Tuan Jeno marah bagaimana, Tuan?"

"Tidak apa-apa Paman, aku hanya ingin meringankan pekerjaan kalian. Soal Jeno, aku akan bicara padanya, Paman dan teman-teman tidak usah takut." Setelah aku mengatakan demikian, Paman kepala pelayan itu tersenyum.

Dan mereka semua menerima baik aku di dapur. Aku pun membantu pekerjaan mereka sampai semuanya selesai. Ternyata seru juga ya bergaul dengan para pelayan keluarga Lee ini. Aku merasa sangat bahagia sekali.
Mereka semua mengajari aku banyak hal sampai akhirnya aku fasih dalam mengerjakannya walau hanya beberapa menit saja.

Setelah pekerjaan kami selesai, mereka semua pun makan malam bersama. Sementara aku? Ya, aku hanya melihat dari jauh mereka semua makan malam bersama. Kenapa hatiku sangat tersentuh dengan kebersamaan mereka semua ya? Rasanya aku ingin menangis haru melihatnya.

Brak!

Aku langsung menolehkan kepalaku ke arah belakang. Kulihat Jeno datang dengan mata yang nanar mencari keseluruhan ruangan dapur yang luas ini dan sampai akhirnya, mata elang itu melihat ke arahku. Dia datang menuju arahku dengan tidak sabaran.

"Sedang apa kau di sini? Aku sudah mencari mu di mana-mana, Sayang?" ucap Jeno dengan napas yang memburu.

"Jeno tenanglah? Dari tadi aku di dapur membantu para pelayan di sana?"

"Kenapa kau malah membantu mereka? Mereka bisa bekerja dengan baik. Kupikir kau sudah berada di kamar!" Jeno seperti frustasi dan menahan emosinya padaku.

"Maafkan aku Jeno, ini salahku." Akhirnya aku menundukkan kepalaku dan merasa amat bersalah. Seharusnya aku tadi langsung pergi ke kamar dan menunggu nya.

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang