Sore hari pun tiba. Dan benar saja, Jeno mengajak serta keluarga kecilnya untuk datang ke rumahnya bersama Renjun. Saat ini mereka semua sudah berada diperjalanan menuju ke rumah keluarga Jeno.
Di dalam mobil, Renjun lebih sering untuk diam karena ia masih canggung dengan Jeno. Maka dari itu ia memilih untuk duduk dibelakang bersama Jisung, sementara Heesung duduk di kursi depan bersama Jeno.Suntuk dengan suasana sunyi seperti ini, akhirnya Jeno pun membuka suaranya agar memecahkan keheningan di dalam mobilnya.
"Jisung dan Heesung apa sudah makan sebelum berangkat?"
"Aku sudah makan kok, Daddy." Heesung menjawab.
"Aku juga sudah makan Daddy, aku disuapin sama Mama." Jisung ikut menjawab.
"Wah enaknya kamu ini disuapin," ucap Heesung menoleh ke arah kursi belakang menatap Jisung, kembarannya. "Aku tadi makan sendiri, dan tidak disuapin Mama."
Renjun refleks melihat ke arah Heesung lalu menjawab ucapannya. "Eh? Jadi tadi Heesung mau disuapin juga? Kenapa Heesung tidak bilang Mama, kalau mau disuapin?"
"Aku ... malu, Mama." Heesung menunduk malu.
"Kenapa kamu harus malu, Nak? Kalau mau ya katakan saja pada Mama." Jeno menanggapi ucapan anaknya.
"Hehe kamu iri ya?" Jisung mengejek Heesung dengan senyum polosnya.
"Tidak! Aku tidak iri!" Heesung merengut, lalu ia kembali membalikkan badannya ke posisi semula sambil melipat kedua tangannya di dada kecilnya.
"Renjun?" Jeno menggumam, tatapannya menatap lurus ke arah kaca spion mengarah pada Renjun yang ada dibelakangnya.
"M-maafkan aku. Aku pikir Heesung sudah mandiri mau makan sendiri tanpa disuapi olehku." Renjun menjawab sambil menunduk takut.
"Kau jangan takut. Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku tidak marah kok." Jeno membalas ucapan Renjun dengan lembut.
"Terima kasih." Renjun masih menundukkan kepalanya sambil menarik Jisung ke pelukannya.
Akhirnya Jeno pun melanjutkan untuk kembali menyetir sampai menuju rumahnya yang sebentar lagi akan sampai.
..
Sesampainya di sebuah kompleks perumahan mewah. Mobil Jeno pun sampai di area pekarangan rumah keluarga Lee. Renjun melihat dari dalam jendela mobil, ternyata perumahan mewah ini masih sama seperti dulu, dan tidak ada yang berubah.
Dan akhirnya, tibalah mereka di depan pintu gerbang yang sangat besar dan megah di sana. Pintu gerbang itu terbuka otomatis karena ada petugas yang sudah menekan tombol agar pintu gerbang itu terbuka dengan sendirinya.
Setelahnya mobil pun berhenti. Jeno pertama kali membuka pintu mobilnya lalu ia berjalan ke arah pintu mobil lain untuk membukakan pintu untuk anak-anaknya juga Renjun."Nah kita sudah sampai di rumah Kakek dan Nenek!" ucap Jeno pada anak-anaknya dengan nada yang dibuat gembira.
"Asyiikk! Sampai di rumah Nenek dan Kakek!" Jisung bersorak begitu senangnya.
"Daddy, apakah kak Chenle dan kak Mingrui sudah datang juga?" tanya Heesung dengan nada polos khasnya.
"Makanya coba kamu cek sendiri ke dalam bersama Jisung, ya?" Jeno menyuruh agar Heesung mengecek sendiri ke dalam rumah, apakah dua orang yang dimaksud itu telah datang apa belum bersama Jisung.
"Yasudah. Ayo Jisung kita masuk ke dalam untuk memastikan kalau kak Chenle dan kak Mingrui sudah datang." Heesung langsung menggenggam tangan kembarannya, Jisung, agar mereka masuk bersama ke dalam rumah.
"Baiklah ayo." Jisung pun menyetujuinya.
Akhirnya kedua anak kembar itu berjalan sambil bergandengan tangan masuk ke dalam rumah megah itu bersama dua pengasuh mereka. Sementara itu, Jeno dan Renjun masih ada diluar karena Renjun belum mau untuk masuk ke dalam rumah karena ia masih canggung dan merasa takut jika ia tidak diterima oleh keluarga mantan suaminya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (Noren) 🔞 ✓
Romance[ SELESAI ] CERITA INI DIPERUNTUKKAN UNTUK PENYUKA BXB SAJA. SELAIN ITU JANGAN ADA YANG MEMBACA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI. ##### PHOBIA SAMA CERITA BL?? PLIS MENJAUH YA SAYANG JANGAN LANJUT BACA, KALAU MASIH NGEYEL, SAYA GAK TANGGUNG JAWAB ! ☺️💐🙏...