🌠🌠🌠
Malam harinya...
Akhirnya toko tempat kerja Renjun dan Jaemin pun tutup di jam sebelas malam. Mereka berdua kini tengah berbenah toko sedikit. Setelah berbenah selesai, mereka pun segera keluar dari toko. Renjun yang mengunci toko sementara Jaemin sudah lebih dulu berjalan ke parkiran.
"Si Jaemin tidak mau menungguku ih!" Renjun menggerutu karena temannya itu sudah ngacir ke parkiran lebih dulu darinya.
"Renjun, aku duluan ya!" Jaemin mengendarai motor sportnya lalu berhenti sebentar di depan Renjun.
"Yasudah sana pergi! Kau tadi kenapa jalan duluan dan tidak menungguku dulu sih!" seru Renjun menatap kesal ke arah temannya yang dari tadi cengengesan menatapnya.
"Maaf ya Renjun, soalnya suamiku sudah menungguku di rumah. Hehe!" balas Jaemin dengan tertawa kikuknya.
"Dasar kau ini. Yasudah hati-hati dijalan ya." Akhirnya Renjun memaafkan Jaemin.
"Oke, aku duluan!" Setelahnya Jaemin langsung memacu motor sportnya pergi menjauhi Renjun.
.
Dan sekarang di malam yang sudah amat gelap ini akhirnya Renjun sendirian. Dia menunggu jemputan dari Guanlin tapi sudah hampir sepuluh menit, tunangannya itu tidak sampai-sampai di area tokonya.
"Guanlin." Renjun menggumam agak resah. "Kau kemana? Kenapa lama sekali?"
Renjun pun melihat jam yang melingkar ditangannya. Dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Dan larut sekali.
Duuaarr!
Renjun menatap langit yang gelap gulita dan dia merasakan ada setetes air yang jatuh mengenai kepalanya. Dan itu semakin menambahnya agak cemas karena sudah sejak tadi Guanlin belum datang juga.
"Lin kau kemana? Apa kau lupa menjemput ku?" Renjun meratap. Wajahnya sudah menahan tangis karena dia teramat takut berada diluar sendiri apalagi sebentar lagi akan turun hujan. "Guanlin ...."
Akhirnya dengan penuh keberanian Renjun pun mulai berjalan pergi dari toko. Dia berjalan kaki pulang ke apartemen Guanlin karena kendaraan seperti bus dan taksi sudah tidak ada lagi di jalanan.
Zraaaasshhh
Akhirnya hujan pun turun dan Renjun pun kehujanan. Dia semakin tambah ingin menangis karena tunangannya tidak menjemputnya pulang. Hujan pun turun dengan derasnya sementara ia masih terus berjalan di jalanan yang terguyur oleh hujan. Pakaiannya sudah basah semuanya, dan ia tidak mau menepi disekitar ruko karena ingin cepat-cepat pulang ke apartemen.
"Kau kemana sih Lin? Kau tega tidak menjemput aku pulang ...." Renjun akhirnya menangis dengan perasaan kesal, dia tidak menyangka tunangannya akan melakukan ini kepadanya.
"Ya ampun kepalaku kenapa ini?" Renjun memegangi kepalanya yang agak berdenyut denyut. "Oh ... ini sakit sekali!Aaakkhh!"
Ditengah guyuran hujan yang deras, Renjun menghentikan langkahnya karena kepalanya sangat berdenyut nyeri entah kenapa, apa mungkin terlalu lama diguyur air hujan makanya ia merasakan pusing seperti ini?
"Aduuhh kenapa di saat yang seperti ini kepalaku sakit? Aaakkh!" Renjun merintih kesakitan memegangi kepalanya.
Tiba-tiba dari arah jalanan, sepasang lampu mobil mengarah ke arahnya. Atensi Renjun pun teralihkan oleh lampu mobil yang menyorot ke arahnya.
"Aduuh ... apakah aku akan ditabrak oleh mobil ituh, aduuhh!" Renjun meracau.
Mobil itu semakin dekat namun mobil itu tidak menabraknya, mobil itu pun berhenti tepat di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (Noren) 🔞 ✓
Romance[ SELESAI ] CERITA INI DIPERUNTUKKAN UNTUK PENYUKA BXB SAJA. SELAIN ITU JANGAN ADA YANG MEMBACA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI. ##### PHOBIA SAMA CERITA BL?? PLIS MENJAUH YA SAYANG JANGAN LANJUT BACA, KALAU MASIH NGEYEL, SAYA GAK TANGGUNG JAWAB ! ☺️💐🙏...