X - 029

318 14 1
                                    

9 Bulan kemudian...

Akhirnya Renjun melahirkan dengan proses caesar dan selamat. Suara tangisan bayi menggema keseluruh isi ruangan operasi. Sementara Jeno menunggu di ruangan tunggu pun lega karena bayi itu berhasil dilahirkan dengan selamat. Sekarang ia mulai mencari keberadaan Guanlin. Kemanakah Guanlin? Seharusnya dia sudah berada di sini saat Renjun akan melahirkan anaknya.

"Kemana dia?! Kenapa dia tidak datang kemari dan menjemput anaknya!" Jeno menggumam agak kesal, pasalnya Guanlin terlambat untuk datang dan menjemput anaknya yang baru lahir.

Dokter pun keluar dari ruang operasi dan berjalan menemui Jeno yang masih dengan gerutuan nya.

"Tuan Lee, selamat atas kelahiran bayi Anda. Bayinya berjenis kelamin perempuan, dan saat ini sedang ditangani oleh para suster yang ada di dalam sana untuk dibersihkan dari sisa-sisa darah yang masih menempel di badan bayinya."

"Baiklah Dokter, terima kasih. Lalu, istriku! Apa dia baik-baik saja? Apa saya boleh melihatnya?" Jeno mulai menanyakan keberadaan Renjun pada sang dokter.

"Keadaan istri Anda baik-baik saja, dan sekarang ia sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Anda bisa melihatnya." Kata sang dokter, sementara Jeno mengangguk tanda mengerti.

Setelah dokter mengijinkannya untuk bertemu dengan Renjun, Jeno pun langsung melesat pergi menemui Renjun yang saat ini sudah berada di dalam ruang perawatan.
Sesampainya di ruang perawatan, Jeno pun masuk ke dalam ruangan rawat Renjun tanpa menimbulkan suara. Ia tidak mau mengganggu waktu istirahat Renjun karena ia mungkin masih merasakan kesakitan karena habis operasi melahirkan bayinya.

Jeno melihat dengan seksama, di sana Renjun tengah tertidur di atas bangsal dan melihat perutnya sudah tidak besar lagi. Ia pun berjalan mendekati Renjun, bermaksud ingin tetap ada didekatnya.
Beberapa langkah lagi Jeno akan mendekatinya, Renjun pun membuka matanya perlahan. Ia melihat kedatangan Jeno yang sudah hampir mendekat padanya.

"Jeno... Aku...hh...."

"Stop jangan katakan apapun Sayang. Istirahatlah yang tenang, sebentar lagi bayinya akan diantar ke sini." Seperti biasa Jeno menempelkan jari telunjuknya pada bibir ranum Renjun.

Setelahnya Renjun pun menganggukkan kepalanya menurut saja apa yang Jeno katakan padanya. Tidak lama setelahnya, suster pun datang dengan kereta berisi bayi kecil yang sudah diberikan bedong, dan sedang tertidur pulas di sana.

"Permisi, saya mengantar bayi Tuan Renjun Lee." Suster itu berucap begitu ia sampai di ruangan rawat Renjun.

"Anakku, bawa kemari Suster... Aku ingin melihat bayiku ...." Renjun meminta agar suster itu mengantarkan bayi itu kepadanya.

"Baik Tuan." Setelahnya, suster itu berjalan mengantar bayi itu pada Renjun.

Jeno memperhatikan kala suster memberikan bayi kecil itu pada Renjun. Hatinya terenyuh ketika akhirnya Renjun dapat menerima bayinya dan langsung menimangnya di dada. Ia menjadi teringat dengan saat-saat ketika Renjun melahirkan dua anak kembarnya, dan ia saat itu dalam posisi murka pada Renjun karena mengira bahwa Renjun melahirkan anak dari Guanlin dan membuatnya hampir celaka.

Dan sekarang ... Renjun benar-benar melahirkan putri kecilnya Guanlin dengan selamat. Jeno benar-benar menyadari kesalahan fatalnya itu. Gara-gara ulahnya sendiri, ia tega menceraikan istrinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya dulu jika benar ia melahirkan anak-anaknya.

Tapi ia masih berpikir, kemanakah pria tinggi itu? Kenapa ia tidak datang-datang ke sini?
Renjun yang masih asyik menimang bayi kecilnya pun sontak langsung melirik ke arah Jeno yang terdiam menatap bayinya tanpa kedip. Renjun yang kebingungan pun langsung bersuara,

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang