X - 019

284 16 0
                                    

🌹🌹🌹

Keesokan harinya...

Setelah melakukan hubungan intim kemarin malam, kini mereka berdua telah terbangun dari tidurnya dengan rambut Renjun dan Guanlin yang sudah acak-acakan. Mereka masih berada di atas ranjang dengan tubuh yang masih full naked dan hanya diselimuti oleh selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh keduanya.

"Anak-anakku." Renjun menggumam sambil menggigiti kukunya dan pikirannya terbang mengingat bahwa ia memang sudah memiliki dua orang anak kembar dengan suami terdahulunya.

Guanlin menoleh ke arah Renjun, lalu ia menganggukkan kepalanya. "Maafkan aku Sayang. Seharusnya dulu, aku sudah menceritakan semua ini padamu tapi ... aku tidak ada keberanian untuk menceritakannya."

"Guanlin." Kini Renjun menoleh ke arah tunangannya dengan wajah sendu. "Terima kasih karena kau sudah menceritakan ini padaku." Renjun tersenyum tulus. "Aku tidak marah dan kecewa padamu. Dan sekarang memori ku telah kembali dan memenuhi isi kepalaku."

"Sayang." Guanlin menggumam dan ia masih menatap tunangannya yang persis berada disampingnya.

"Sekarang yang ada di dalam kepalaku kini adalah ... apakah anak-anakku baik-baik saja diasuh olehnya?" ucap Renjun yang masih menggigiti kukunya. "Apakah mereka tumbuh dengan baik kala tidak ada seorang Ibu di samping mereka?"

"Aku yakin Sayang, anak-anakmu baik-baik saja diasuh olehnya. Aku yakin dia tidak sekejam itu pada anak-anakmu." Guanlin dengan pelan menarik Renjun ke dalam pelukannya.

"Sekarang aku tahu. Dua anak laki-laki kembar yang memeluk diriku di dalam mimpi adalah ... anak-anakku sendiri. Dan dengan bodohnya aku melupakan mereka. Aku bodoh! Sangat bodoh!" Renjun mulai menangisi kebodohannya.

"Sayang sudahlah jangan seperti ini." Guanlin terus memeluk erat Renjun dan mengelus surai hitam milik tunangannya.

"Seharusnya aku sadar jika anak-anak kembar itu adalah anak-anakku sendiri! Jisung dan Heesung!" Renjun masih menangis histeris merutuki kebodohannya. "Maafkan Mama anak-anakku! Mama menyesal!"

"Sayang, stop! Aku tidak mau mendengar kau merutuki kebodohanmu seperti ini. Aku tidak suka!" Guanlin melepaskan pelukannya lalu ia tangkup wajah Renjun yang sembab dan dibanjiri oleh air mata.

"Jika kau mau, aku bisa bicara pada mantan suami mu kalau kau ingin menemui anak-anakmu. Aku masih berhubungan baik dengannya, walaupun tidak sedekat dulu ketika ... aku menjadi asisten pribadinya." Guanlin menjelaskan panjang lebar pada Renjun yang masih menangis sesenggukan di sana.

Dan seketika, Renjun berhenti menangis lalu ia menatap ke arah Guanlin dengan mata yang masih mengalirkan air mata di sana. "K-kau bisa mempertemukan aku dengan anak-anakku? Sungguh, Lin?"

"Apapun untuk tunangan ku, aku lakukan demi membuatmu bahagia." Guanlin berucap sambil menatap wajah Renjun yang masih ditangkup olehnya.

Dan tanpa aba-aba, Guanlin mencium bibir Renjun dengan lembut. Renjun yang mendapatkan kecupan manis dari Guanlin sontak memejamkan matanya, merasakan sentuhan lembut Guanlin.

🌹🌹🌹

Setelah pembicaraan itu, Guanlin dan Renjun juga sudah bersiap menuju ke tempat kerja masing-masing. Dan Guanlin sudah lebih dulu mengantar Renjun ke tempat kerjanya.

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang