X - 012

319 16 0
                                    

Halo semuanyaa! Selamat datang lagi! Minta tolong tinggalkan jejak berupa Vote dan Komen yaaa ! Masih sepi nih lapak 🤧🤧 terima kasihh ! 😇😇😇


















🐇🐇🐇

"RENJUN!"

Seketika aku memejamkan mataku dan memeluk bayiku dalam dekapanku agar bayiku ini tidak direbut paksa lagi olehnya.

Grep..

Aku merasakan sesuatu yang hangat telah memeluk tubuhku. Aku tidak berani melihatnya tapi aku penasaran. Akhirnya aku membuka satu mataku agar aku bisa tahu siapa yang memeluk tubuhku ini.
Saat mataku perlahan terbuka satu, aku melihat suamiku, Jeno, tengah tersenyum lebar ke arahku. Ternyata yang memelukku adalah suamiku sendiri.

"J-Jeno?"

"Sayang ... aku senang bisa bertemu denganmu lagi, aku telah menunggu lama kedatangan mu dari rumah sakit," ucap Jeno langsung padaku.

Aku yang mendengarkan ucapan Jeno barusan seketika bingung lagi. Apa maksudnya dia mengatakan itu padaku? Kemarin dia sangat marah dan menduga aku telah melahirkan bayi yang bukan dari darah dagingnya, dan mengancam akan menceraikan aku. Sekarang apa ini? Apa aku sudah ketinggalan sesuatu?

"Ada apa denganmu, Jeno? Apa kau ... melupakan sesuatu?" tanyaku agar dia mengingat kembali ucapannya tempo lalu padaku.

"Aku melupakan apa sayang? Aku pikir aku tidak melupakan apapun?" balas Jeno. Aku melihat wajahnya seperti mengingat-ingat sesuatu. Aku yakin pasti omongan nya beberapa waktu lalu padaku.

"Ah yang itu ya." Akhirnya Jeno mengingatnya. Aku lega sekali.

Aku mengangguk pelan tanpa bersuara dan mataku langsung tertuju pada bayi kecilku. Aku tidak mau melihat ke arah Jeno, aku masih terlalu takut padanya.
Tiba-tiba tanpa babibu dia langsung mengambil alih bayi yang ku timang dan menimang nya dalam dekapannya. Aku terkejut dan takut bayiku akan dibawa pergi lagi oleh nya. Dan baru saja saat aku akan berbicara, Jeno mulai berbicara duluan.

"Aku minta maaf padamu ya, Renjun? Aku telah salah melakukan semua hal buruk padamu."

"Minta maaf soal apa, Jeno?" tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Tempo hari, aku pernah mengatakan padamu kalau aku akan menceraikan mu, 'kan? Gara-gara bayi ini bukan dari darah daging ku? Sekarang ... aku telah mencabut perceraian itu dan kita tidak akan bercerai. Bayi-bayi ini adalah hasil dari kita berdua bercinta."

Aku merasakan rona wajahku memerah ketika Jeno mengatakan kata-kata di akhir itu. Aku merasa sangat bahagia karena Jeno mempercayainya jika bayi ini adalah hasil dari hubungan diantara kami.

"Kau ... serius 'kan, Jeno? Tidak akan menceraikan aku? Aku tidak mungkin menodai pernikahan ini." Aku bersuara dan mengatakan jika aku tidak mungkin menodai pernikahan kami.

"Iya aku serius Sayang. Aku mencintaimu selalu. Beberapa waktu lalu, saat kau masih pingsan di rumah sakit, Kak Mark dan Haechan mengantarkan aku dan bayi-bayi kita ke rumah sakit untuk memeriksa tes DNA, apakah bayi ini adalah anak aku apa bukan."

Aku tidak menyangka Jeno akan menjelaskan semuanya padaku. Dan aku merasa sangat bahagia sekali. Oh Tuhan terima kasih! Akhirnya suamiku mempercayai apa yang selama ini tidak diketahuinya.

"Aku bersyukur sekali kau percaya Jeno. Aku ... mencintaimu selamanya."

Di sana Jeno menaruh bayi kami kembali di boksnya bersama kembarannya dengan pelan juga hati-hati. Setelah menaruh bayi kami di boks, Jeno langsung menatapku tanpa kedip. Aku bingung, apa yang akan dia lakukan padaku? Aku agak takut dibuatnya, dan aku juga merasakan perutku rada nyeri karena jahitan ini masih basah bagiku, dan takutnya malah robek seperti waktu itu.

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang