X - 023

257 14 0
                                    

"Aku tidak mau Jeno melakukan keburukan padaku lagi ... aku hanya ingin menemui anak-anakku tanpa harus bersatu lagi dengannya."

***

Pagi hari pun tiba, matahari bersinar masih hangat-hangatnya. Dan suasana di apartemen pagi itu masih terlihat sepi. Tapi ada sebagian penghuninya yang keluar dari unit apartemen mereka untuk melakukan aktivitas masing-masing.

Renjun, ia masih tertidur di atas sofa semalaman karena ia tidak diijinkan untuk tidur di dalam kamar bersama Guanlin. Karena ini kemauan Guanlin sendiri agar Renjun tidak tidur berdua dengannya. Ia pun keluar dari kamar, sudah habis mandi dan memakai baju rapi serta membawa dua koper besar barang milik Renjun. Guanlin menatap dengan tatapan penuh kesedihan yang mendalam, tapi wajahnya ia buat sangat datar agar Renjun tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

Tidak lama Guanlin keluar dari kamar sambil membawa dua koper besar, Renjun pun terbangun dari tidurnya. Ia melihat di sana Guanlin berdiri menatap ke arahnya dengan wajah yang sangat datar. Dan di sana ada dua koper besar miliknya. Setelah benar-benar tersadar, Renjun pun bangkit dari tidurnya di sofa lalu berjalan cepat menghampiri Guanlin.

"Lin? Apa maksud dari semua ini?" Renjun bertanya, tatapannya menatap penuh tanya pada Guanlin. "Kau benar akan melepaskan aku? Segampang itu kau menyetujuinya?"

Guanlin menghela napas dan menatap datar ke arahnya. "Maafkan aku, ini demi keselamatan kita semua."

"Keselamatan kita semua? Apa maksudnya? Kau bicara apa sih? Apa Jeno mengancam mu?" Renjun mendesak agar Guanlin mau bicara detail padanya.

Baru saja Renjun akan melanjutkan ucapannya lagi, dari arah luar unit apartemen terdengar suara bel yang dibunyikan. Guanlin dan Renjun pun berbarengan menoleh ke arah pintu apartemen yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdua berdiri.

"Ah itu pasti Tuan Jeno." Guanlin menggumam. Ia pun langsung pergi dari hadapan Renjun untuk membukakan pintunya.

"Tunggu Lin! Aku mohon jangan dibuka! Aku tidak mau dia masuk ke apartemen kita!" Renjun mencoba mencegah agar Guanlin tidak membuka pintu apartemen itu.

"Kau bicara apa? Biarkan saja Tuan Jeno masuk, agar kau langsung dibawa pulang olehnya." Guanlin menjawab dengan nada tanpa ekspresi di sana.

"Astaga Guanlin!" Renjun berteriak melihat Guanlin yang sudah berjalan menghampiri pintu untuk membukanya.

Dan setelah pintu apartemen itu terbuka. Benar saja, yang datang memang Jeno. Dengan senyum manisnya Jeno langsung masuk ke dalam apartemen karena Guanlin sudah mempersilahkannya masuk.

"Selamat pagi Tuan." Guanlin menyapa Jeno dengan wajah tanpa ekspresi.

"Ya selamat pagi." Jeno menjawab sapaan Guanlin dengan senyum manisnya. "Bagaimana? Apa semuanya sudah siap?"

"Sudah semua Tuan, dia ada di ruangan tengah." Guanlin menjawab pertanyaan Jeno dengan baik.

Jeno menganggukkan kepalanya lalu ia pun mulai berjalan masuk ke dalam apartemen untuk menjemput istrinya. Sementara itu, Renjun sudah sangat ketakutan sekali. Ia mendengar sebuah langkah sepatu pantofel pria yang sedang berjalan menuju arahnya berada. Ia hafal dengan suara langkah kaki seperti ini. Ini adalah suara langkah kaki milik mantan suaminya, Jeno.

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang