X - 027

130 10 0
                                    

Pagi harinya. Suasana di rumah keluarga Lee tidak begitu sibuk di pagi yang cerah ini. Tuan dan Nyonya Lee sudah berangkat menuju ke pekerjaan mereka masing-masing. Dan di dalam rumah sebasar itu hanya ada beberapa orang saja.
Mark dan Jeno kini tengah bersiap-siap untuk berangkat dalam rangka liburan keluarga.

Mark menyiapkan mobil yang terparkir di garasi, sementara Jeno, ia tengah meyiapkan barang-barang seperti cemilan yang akan dibawa untuk berlibur.

"Mama jangan lupa bawa baju hangat ku ya!" Jisung berlari mendekati Renjun yang tengah menyiapkan baju-baju yang akan dibawanya untuk berlibur.

"Baju hangat ku juga jangan lupa ya Mama!" Heesung ikutan mengatakan hal yang sama seperti adik kembarnya.

Renjun tersenyum menatap anak-anak kembarnya seraya menjawabnya. "Iya anak-anakku, Mama akan bawakan baju-baju hangat kalian ya? Terus apalagi yang mau dibawa untuk berlibur?"

"Mama apa aku boleh bawa PsP?" Heesung menunduk sambil memainkan tangan mungilnya.

"Boleh ya Mama? Aku akan bosan kalau tidak bawa PsP." Jisung menyetujui ucapan Heesung.

"Kenapa harus membawa game? Nanti liburan kita terhambat loh?" Renjun memberi paham kepada kedua anaknya agar tidak usah membawa game ke liburan mereka.

"Mamaa bolehin ya Maa.. aku nanti bisa bosan kalau tidak membawanya." Heesung bersikeras untuk membawa game PsP nya.

"Hmmm bagaimana ya? Apa Daddy kalian mengijinkan untuk membawanya?" Renjun juga tidak bisa serta merta untuk tidak mengijinkan kedua anaknya membawa game kesayangannya. Jika ia mengatakan tidak boleh membawanya, bisa-bisa kedua anaknya menangis lalu mengadu pada Jeno, dan akhirnya ia pun dimarahinya.

"Daddy mengijinkan kok, Mama." Jisung menjawab agak ragu.

"Jisung yakin?" ucap Renjun sambil menatap tidak percaya.

Jisung menggeleng.

"Yasudah kalau begitu, kalian pergi dan temui Daddy. Katakan, apakah boleh membawa game kesayangan kalian ini. Mengerti?" Renjun berucap agar kedua anaknya pergi untuk menanyakan apakah mereka bisa membawa game kesayangan mereka itu pada Jeno.

"Mengerti Mama."

Akhirnya kedua anak itu pergi meninggalkan Renjun untuk menemui Jeno, sementara ia kembali melanjutkan membereskan barang-barangnya yang sempat terhenti.
Sesaat setelah menyelesaikan pekerjaannya, Renjun menghela napas lega. Akhirnya pekerjaannya selesai juga.
Beberapa menit pekerjaannya selesai, Haechan mendatangi kamarnya menemui Renjun.

"Renjun, apa kamu sudah menyiapkan semua barang yang akan dibawa untuk berlibur?" Haechan bertanya begitu ia masuk ke dalam kamar Renjun.

"Eh hei Haechan. Iya, aku sudah menyelesaikan semuanya kok. Kita tinggal jalan saja. Bagaimana denganmu?" Renjun menjawab pertanyaan Haechan sambil menanyakan juga apakah ia sudah menyelesaikan pekerjaannya apa belum.

"Aku sudah dari semalam menyiapkan barang-barang nya." Haechan membalas pertanyaan Renjun.

Renjun merasa, apa ia salah lihat atau apa. Ia melihat wajah Haechan seperti sendu sekali. Ia berpikir, apakah Haechan semalam bertengkar dengan Mark?
Baru saja Renjun akan membuka suaranya untuk menanyakan kabarnya, ada sebuah suara berat memanggil namanya dari arah luar kamar.

"Renjun!"

"Eh itu Jeno memanggilku, aku pergi menemuinya dulu ya," ucap Renjun yang bersiap untuk pergi menemui Jeno.

"Yasudah yuk, aku juga mau keluar nih nemuin suamiku." Haechan tersenyum manis menatap Renjun.

Renjun sempat terdiam beberapa detik karena melihat senyuman manis yang Haechan berikan padanya. Akhirnya kedua pemuda manis dan cantik itu pergi meninggalkan kamar untuk menemui suami mereka masing-masing.

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang