X - 00

2.2K 67 0
                                    

"Aku tidak akan pernah menganggap bayi ini adalah anakku!" ucapnya padaku yang sudah menangis sesenggukan di tempat ku. "Kau sudah keguguran dua kali, dan sekarang kau bisa hamil karena kau telah bermain dengan Guanlin dibelakang ku! Mengaku saja kau!"

"Tapi Jeno? Percalah padaku? Aku tidak melakukan hubungan apapun dengan Guanlin? Bayi ini adalah anakmu? Percayalah?" Aku berusaha meyakinkan suamiku jika bayi yang telah ku lahirkan ini adalah anak biologisnya.

"Aku tidak menyangka kau berbuat begitu padaku, Renjun! Kau anggap apa aku selama ini? Kau malah bermain dibelakang ku! Sial!"

"Jeno! Aku mohon! Ini anakmu betulan! Aku tidak mungkin melakukan hal itu! Aku istrimu?!" Perasaanku saat ini antara takut kehilangan Jeno dan juga sangat kesal karena dia tidak mempercayai jika bayi ini adalah darah dagingnya sendiri.

Kulihat Jeno menghela napas panjang lalu dia menatap dengan tatapan marah padaku.

"Aku akan menceraikan mu, Renjun. Aku tidak mau hidup bersamamu lagi. Anak sialan ini akan tinggal bersamaku untuk aku jadikan pelayan di mansion ku."

"Apa?!" Aku tidak menyangka jika aku akan diceraikan oleh Jeno dan anakku akan dijadikan pelayan di mansion nya? Ini gila!

"Tidak Jen! Tunggu! Kumohon jangan ceraikan aku? Aku mohon kau percayalah, bayi itu adalah anak biologis mu?" Aku berusaha berlari mendekat padanya walaupun perutku agak sakit karena bekas luka jahitan saat melahirkan bayiku. "Jeno! Kumohon!"

"Jangan dekati aku! Kau bukan lagi istriku! Kau hanyalah sebuah jalang brengsek yang harus dilenyapkan dari mansion ini."

Plak!

Aku menampar wajah Jeno karena hatiku teramat sakit sekali mendengarnya. Aku tidak percaya dia mengatakan aku jalang yang brengsek. "Aku katakan padamu Tuan muda. Aku bukan jalang brengsek tapi ... aku adalah istrimu. Istri yang telah melahirkan darah daging seorang yang saat ini ada di hadapanku."

"Ku perintahkan kau untuk pergi dari mansion ini! Aku tidak sudi melihat wajah sialanmu! Sana pergi!!"

"Aku tidak akan pergi! Aku ingin bersama anakku!" Aku keukeh untuk tidak pergi dari mansion ini, karena anakku baru saja di lahirkan olehku, dan pasti badannya masih merah. Aku tidak akan pernah meninggalkan anakku.

Di sana Jeno menatap tidak suka padaku, lalu dia dengan cepat berjalan menuju boks bayi di mana bayi kami berada lalu Jeno mengangkatnya lalu direngkuhnya dalam dada bidangnya.

"Mau kau apakan bayiku! Letakkan kembali pada tempatnya!" kataku dengan nada waspada.

"Aku akan bawa bayi sial ini ke mansion. Walaupun ini bukan anakku, aku akan jadikan dia pelayan di mansion ku. Kau! Pergi dan jangan pernah kembali ke mansion ku lagi! Mengerti!"

Setelah mengatakan itu Jeno pergi membawa bayiku. Aku berusaha mengejarnya tapi perutku teramat sakit dan perih. Aku terjatuh di lantai yang dingin sambil memegangi perutku yang ternyata telah banyak darah. Oh tidak! Jahitan di perutku robek! Darah semakin banyak dan aku meraung kesakitan. Aku pun meringkuk di lantai sambil menahan kesakitan ini.

Apakah inilah akhir hidupku? Aku belum sempat memberikan nama untuk anakku. Oh Tuhan, ijinkan aku untuk selalu bersama anakku ....

You are Mine (Noren) 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang