5. Sosok Asing

236 18 0
                                    

   Kayla tak menghentikan menatap penuh benci pada sosok perempuan lain selain dirinya di dalam rumah tersebut. Mengikuti langkah kakinya dari belakang, Kayla lantas ikut duduk di sofa yang kosong.

   Melipat kedua tangan di depan dada, belum berpaling sedikitpun sejak pandangannya menangkap sosok asing itu.

   "Daritadi di luar, Ya?" Rayhan bergabung di sofa yang diduduki Kayla.

   "Nggak kok Kak," jawab Raya sambil tersenyum.

   "Butuh minum nggak?"

   Kayla menoleh kesal pada laki-laki yang katanya menginginkan dirinya sebagai adik ipar. Tapi kenapa malah bersikap baik pada musuhnya.

   Rayhan sadar diperhatikan. Menoleh pada Kayla, mengedikkan bahu. "Gue cuma menerapkan etika menerima tamu." ujarnya membela diri.

   Kayla mendengus pelan.

   "Raygan," panggil Raya. Membuat Kayla ikutan menoleh.

   "Kenapa?"

   Kayla menggigit bibir bawahnya kesal. Sangat tidak ikhlas membiarkan Raygan berucap lembut pada perempuan lain selain dirinya.

   Kayla bergumam menyadarkan diri, "Nggak apa-apa Kay, berbagi rezeki jodoh yang baik. Nanti nggak bakal sudi lagi gue bagi-bagi." Berusaha tegar dengan kedua kepalan tangan yang kian mengerat.

   "Aku izin ambil minum ya?"

   Kayla mendelik lagi, astaga, bisa juling matanya nanti jika terus menerus seperti itu. Menantikan jawaban Raygan.

   "Silahkan," balas Raygan .

   "Jangan!"

   Raya yang baru saja berniat berdiri seketika terhenti karena Kayla mencegah. Semua pandangan terfokus pada Kayla yang mendadak berdiri.

   "Kenapa, Kay?"

   Kayla berpikir mencari alasan, ini bukan rumahnya. Bukan haknya memberi larangan pada orang lain, tapi Kayla tetap tidak ikhlas jika Raya bebas berkeliaran di rumah tersebut.

   "Bunda nggak suka dapurnya dimasukin orang lain, biar gue aja yang ambilin."

   Kayla sudah menghilang dari posisi sebelumnya yang duduk di sebelah Rayhan.

   "Bunda mana, kak?" tanya Raygan pada Rayhan yang asik bermain ponsel.

   "Bunda ada urusan di Bandung, tiga hari baru balik."

   Raygan ber oh saja, paham pasti bundanya ada urusan mendesak. Makanya tak menghubungi lebih dulu.

   "Mau ke mana, Ray?" tanya Raya ketika Raygan hendak berdiri.

   "Mau ambil minum," jawab Raygan.

   "Tapi, Kayla udah ambilin."

   "Gue bisa sendiri," balas Raygan sudah benar-benar berjalan mendekati area yang sama yang baru saja dimasuki Kayla.

   "Raygan anak bunda, nggak masalah kalo dia masuk dapur." celetuk Rayhan tanpa menatap langsung pada objek yang disindir.

   Tadi Rayhan bersikap lunak, karena dia menerapkan etika menerima tamu. Tak lebih dan tak mau lebih lagi.

   Raya tersenyum saja ketika diberi sindiran halus oleh pemilik rumah, menegarkan diri untuk bertahan dari rasa malu.

   "Eh," Kayla sedikit tersentak. Sebuah tangan tiba-tiba melesat masuk meraih satu buah kaleng yang berjejer rapi di dalam kulkas.

   "Padahal gue bisa ambilin," ujar Kayla berdiri. Sudah memegang tiga buah kaleng minuman bersoda.

   "Gue bisa sendiri," ujar Raygan meminum minumannya setelah dibuka dengan satu tangan.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang