29. Pagi yang buruk

68 12 0
                                    

   Raygan sadar sepenuhnya sadar bahwa ia sudah melakukan kesalahan, diamnya Kayla terhadapnya pasti karena suatu kesalahan. Kayla sudah menghilang lebih dari seminggu, tanpa kabar dan tanpa komunikasi dengannya.

   Dua hari ia jatuh sakit, karena terlalu larut dalam pemikiran mengenai kemana hilangnya Kayla. Bertanya pada Mila malah semakin menambah beban pikiran, karena sosok perempuan yang menyandang status sebagai sahabat sang pacar malah berkata tidak tahu mengenai keberadaan Kayla.

   Raygan mengirimkan pesan namun tidak dapat terkirim, hanya centang satu yang didapatkan. Mencoba menghubungi malah suara operator yang terdengar membalasi.

    Pikiran buruk pun menghampiri Raygan, ia mulai berasumsi sendiri.

   Lebih baik jika Kayla marah dengan mengomel, karena diamnya seseorang yang ceria lebih menyeramkan.

   Seperti Kayla contohnya.

   Setelah kemarin hari terakhir waktu izinnya habis, maka hari ini Raygan pun memutuskan untuk kembali masuk bersekolah.

   "Udah mau berangkat?"

   Raygan beralih perhatian, Rayhan tampak sudah siap juga dengan baju santai yang terkesan rapi.

   "Iya," jawab Raygan kembali melanjutkan langkah yang tertunda.

  "Bareng Raya lagi?"

   Rayhan memang mengetahui apa yang dilakukan Raygan seminggu belakangan sejak tidak hadirnya Kayla, adiknya itu sibuk bergaul dengan tetangga mereka.

   "Dia cuma nebeng ke sekolah," balas Raygan terus melangkah.

   "Jangan buat Kayla sedih lagi," ucap Rayhan berhasil menghentikan langkah Raygan.

   "Jangan ikut campur," desis Raygan menoleh sekilas. Terganggu dengan ucapan sang kakak yang terlalu memperdulikan pacarnya.

   Rayhan menghela napas, Raygan memang sudah kembali. Selalu sensitif jika menyangkut Kayla pacarnya.

   "Jangan sampai lo lakuin kesalahan yang sama kedua kalinya," ingatkan Rayhan seraya menepuk bahu Raygan pengertian.

   "Dan sebaiknya Kayla tau bahwa ingatan lo udah balik," cetus Rayhan sebelum sepenuhnya menghilang dibalik pintu rumah kediaman Adipati.

   Raygan hanya terdiam menatap punggung Rayhan sampai menghilang di balik pintu, helaan napasnya tidak terdengar menandakan bahwa ia benar-benar berada dalam tekanan.

♡♡♡

   Kayla berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya, suasana masih gelap di luar rumah. Matahari belum menunjukkan sinarnya walau hanya secercah.

   Apa tujuan Kayla, dia hanya ingin merasakan ketenangan. Waktu pagi hari tanpa kebisingan kendaraan, perempuan dalam balutan seragam sekolahnya itu melajukan motor matic dengan tenang. Membelah jalanan ibu kota yang masih tampak lengang, belum ada kendaraan milik manusia sibuk.

   Mila sendiri masih ada di rumahnya, masih lelap tertidur meski sudah dibangunkan berulang kali.

   Jawaban Mila ketika Kayla pamit lebih dulu adalah, ia akan menyusul lima menit lagi.

   Mila hanya sekedar menggumam. Mana bisa ia menyusul Kayla dalam lima menit, mandi saja belum.

   Perjalanan ke sekolah dari rumah Kayla memang memakan cukup banyak waktu, setidaknya setengah jam lah yang diperlukan.

   Sedangkan Kayla melajukan motornya dengan kecepatan pelan, maka matahari sudah berada di atas barulah dia sampai di sekolah Adipati.

   Biasanya Kayla menggunakan ojek online untuk berangkat dan pulang sekolah, tapi untuk hari ini ia berinisiatif memakai motornya yang selama ini menganggur di bagasi rumah.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang