24. Cemas pada Kayla

113 14 0
                                    

   Saat ini belum lah waktunya untuk pulang sekolah, masih bersisa hingga 3 jam lagi sampai bel pulang SMA Adipati akan berbunyi.

   Tetapi Kayla Ratu Atmaja sudah tampak berada di rumahnya.

   Kedua kakinya melangkah dengan gontai memasuki rumah minimalis yang bergaya modern. Tujuan pertamanya adalah dapur. Tasnya kelihatan masih tersampir di kedua bahu, tangannya ikut bergerak mengambil sebuah gelas dan menuangkan air dari dalam teko ke dalamnya.

   Kayla kemudian meneguknya sampai habis. Mencoba memberi kelegaan pada tenggorokan yang mengering karena terik panas matahari di luar tadi, juga rasa sakit perut yang belum memberikan rasa nyaman. Justru semakin sakit membuatnya beberapa kali mendesah dengan kesal.

   Kayla seketika menjadi menyesal karena telah mengkonsumsi sambal dalam porsi yang terbilang cukup banyak ketika memakan bakso di kantin Adipati saat istirahat.

   "Mbak Kayla?" Ibu berseru terkejut mendapati sosok Kayla yang tidak terduga berdiri di dapur pada jam tersebut.

   "Ibu," sahut Kayla berdiri sembari meremas perut yang makin terasa menjalar rasa sakitnya.

   Ibu seketika merasa panik dan berjalan cepat menghampiri Kayla, membantu sang anak majikan untuk berdiri tegap. Tangan Kayla yang lain menopang diri dengan bertahan memegang di pinggir meja.

   "Mbak Kayla kenapa?"

   Kayla menggeleng pelan, tak sanggup menjawab meskipun pendek-pendek. Ia merasa sangat lemas sekarang ini.

   "Kayla mau istirahat aja Bu," gumam Kayla meminta pertolongan.

   Ibu pun segera membantu, mengalunkan tangan Kayla di belakang lehernya. Menuntun si perempuan berjalan memasuki kamar.

    "Ibu buatin sup ya, Mbak?" tawarkan ibu setelah membaringkan Kayla dengan nyaman di atas tempat tidur.

   Kayla balas bergumam. Posisi tubuhnya dibuat meringkuk mencari posisi nyaman agar bisa menghalau rasa sakit perut yang melanda.

   "Mbak Kay tidur aja, nanti supnya udah siap baru Ibu bangunin."

   Sebelum keluar dari kamar Kayla, Ibu menyempatkan diri sebentar untuk meletakkan tas Kayla ke atas sofa. Membiarkan sang anak majikan beristirahat, ibu pun segera bergegas ke arah dapur membuatkan sesuatu yang bisa menenangkan perut yang bergejolak.

    .....

    Di sekolah kesayangan murid Adipati. Seorang laki-laki dengan tas kamera yang menggantung di leher, terlihat berjalan berkebalikan arah dengan orang-orang berseragam sama di koridor bawah.

   Tujuannya adalah kelas sang partner.

   "Kemana sih? Kan tadi udah dibilangin," dumel Araf terus melangkahkan kakinya. Tentu saja kesal, hampir setengah jam ia menunggu sendirian di taman. Menunggu Kayla Atmaja yang tak kunjung terlihat kehadirannya, sehingga menyebabkan ia harus datang menghampiri sendirian.

   "Gue cekek mampus." gumam Araf jelas hanya pelampiasan emosi. Mana berani ia mencekek Kayla, yang ada ia takut duluan melihat raut marah sang perempuan.

   Araf tiba di depan kelas Kayla. Terlihat ada beberapa murid yang berada di dalamnya, membuat Araf berani mengetuk pintu.

   "Permisi," ucap Araf mengedarkan pandangan. Satu yang menjadi sorotan, "Lo temennya Kayla." tangannya menunjuk pada Mila yang sedang memegang sapu.

   Mila menoleh terkejut, kenapa laki-laki pencuri roti langit Kayla ada di sini? Kira-kira seperti itulah isi pikirannya. Namun ia lantas teringat, dahinya ditepuk sebdiri menggunakan telapak tangan kanannya yang bebas.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang