20. Kecemburuan Raygan

178 18 0
                                    

Hari ini merupakan hari bersekolah seperti biasanya, tidak ada perubahan siginifikan dari gedung sekolah Adipati. Tetap saja berdiri kokoh pada tempatnya tidak bergerak atau berpindah.

Kayla sejak tadi sudah mengikuti langkah kaki Mila yang tidak mau tenang dan terus menyeretnya bersama.

Dari awal Mila datang dia sudah membuat Kayla merasa bingung, Mila hari ini sangat berbeda. Dia terus berkeliling sekolah, entah melakukan apa saja asal memiliki kesibukan.

"Lo nggak kasian sama gue yang orang tuanya udah cerai."

Begitulah cara Mila membuat Kayla bertekuk lutut.

Perihal keluarga Mila. Ya menurut apa yang dikatakan Mila, berarti kedua orang tuanya sudah benar-benar berpisah. Tinggal menunggu waktu saja sampai Mila bercerita jika mau berbagi beban hidup.

Kayla tak akan memaksa bercerita, dan memilih menemani Mila melakukan apapun yang bisa membuatnya lupa masalah kehidupan yang berat.

"Gue denger minggu depan kita mau camping ya?"

Saat ini Kayla dan Mila sedang beristirahat di kantin.

"Tau darimana lo?" Kayla bertanya balik. Tidak tau berita terhangat yang sedang ramai dibicarakan masyarakatnya -murid Adipati.

Kayla kan Ratunya Adipati.

"Ck," decak Mila menyeruput minumannya sebelum mengedarkan mata.

"Lo kudet banget sumpah," gerutu Mila menatap Kayla. Setiap kali berbicara dengan Kayla sang sahabat satu-satu, pasti akan selalu berakir buntu atau tidak dengan sebuah perdebatan.

Terlalu bertolak belakang pemikirannya, namun hanya mereka berdua saling memiliki.

Kayla berkedik tak peduli, matanya ikut mengedar. Kenapa kantin tiba-tiba ramai didatangi murid-murid. Padahal jam masuk sebentar lagi akan berbunyi belnya.

"Lo," cegat Kayla tiba-tiba pada salah satu anak laki-laki yang hendak lewat di sampingnya.

"Saya Kak?"

Kayla mengangguk, tangannya masih teracung ke depan. Melambai memanggil, "Sini!"

Mila menunggu saja apa yang akan dilakukan Kayla.

"Kenapa rame-rame?" tanya Kayla ternyata penasaran.

"Baru aja ada poster di pasang di mading, Kak. Isinya tentang lomba fotografi."

Kayla mengerutkan dahi bingung. Terus kenapa? Begitu lah kata yang terlintas dipikirannya dan tergambar di raut wajahnya.

"Yaudah, sana." usir Kayla kemudian setelah berhasil mendapatkan informasi.

"Kenapa sih, cuma lomba fotografi kok heboh banget?" gumam Kayla terdengar sampai di telinga Mila.

Mila memajukan tubuhnya, "Lo nggak tahu ya rumor tentang Klub Fotografi?"

Kayla menggeleng. Memang apa?

"Ketua Klub Fotografi itu cowok yang curi roti langit lo, Araf!"

Kayla merasa tidak perlu memasang raut terkejut, karena pernah menemukan Araf berpetualang di pasar sedang memegang sebuah kamera. Meskipun ia tak pernah mengira jika cowok urakan itu bisa menyukai seni.

"Terus kenapa?" Kayla menyahut bingung.

"Klub Fotografi satu tahun terakhir katanya dibubarin," bisik Mila kepada Kayla. Badannya dicondongkan agar mudah berbagi informasi rahasia.

"Kenapa dibubarin?"

Kayla tidak terlalu tertarik. Tampak dari postur duduknya yang tetap tegak, dengan mata mengedar memperhatikan masyarakatnya. Namun telinganya mendengarkan Mila, dan mulutnya menyahut asal.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang