22. Terungkap untuk Kayla

102 16 0
                                    

    Kayla sejak tadi merasa gelisah, ia merasa tidak tenang tanpa mengetahui alasan penyebabnya.

   Posisinya sekarang sedang berada di ruang tamu rumahnya. Duduk di sofa panjang yang menghadap langsung pada televisi yang menyala, matanya mengarah pada televisi, namun pikirannya berkelana memikirkan sang pacar yang tidak ada kabar sampai saat ini.

   Ponselnya dibiarkan tergeletak di atas meja, sudah diambil beberapa kali dan diletakkan kembali, tetap saja pesannya berceklis satu. Raygan tidak online sejak pulang sekolah tadi.

    Kalian bisa menyebut Kayla lebay. Karena baru tidak mendapat kabar beberapa jam saja ia sudah seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

   Kayla memiliki trauma dengan hilangnya seseorang tanpa kabar.

    "Raygan gue jambak lo kalo ketemu!" gerutu Kayla meremas bantal menyalurkan rasa cemas. Ini sudah pukul delapan malam, kenapa Raygan masih belum aktif. Bukannya Raygan tidak ada kegiatan di sekolah, itu artinya Raygan senggang dong malam ini.

   "Haduh Kayla!" Mila menyeru pada sang sahabat yang sejak tadi sore terus menerus menggerutu ini dan itu.

   Nama Raygan selalu disebut.

   Mila datang dari arah dapur, mengambil beberapa camilan dan minuman untuk menemani menonton.

    Mila memang menginap malam ini, besok juga, dan besok-besoknya lagi mungkin. Alasannya sih, karena masalah orang tuanya yang belum benar-benar selesai. Mereka masih berada di rumah, dan secara otomatis membuat Mila harus tahan telinga agar tidak meledak mendengar percekcokan. 

   Kayla tidak masalah, ia malah senang karena memiliki teman di rumah besar yang ditinggali hanya olehnya seorang.

    "Raygan belum ada kabar Mil," laporkan Kayla menatap Mila bersedih.

   Mila menatap prihatin, sangat mengerti isi kepala dan hati Kayla.

   "Raygan baik-baik aja, gue jamin deh."

   "Nggak mempan Mila, gue tetap khawatir!" kesal Kayla karena Mila seolah bercanda dengan kecemasannya yang nyata.

   Mila cengengesan, niatnya adalah menghibur Kayla. Bukan malah menambah kekesalan.

   "Maaf Kay," sesalnya.

   "Sorry, gue cuma beneran khawatir sama Raygan." sesal Kayla juga karena sudah berteriak pada Mila.

   Mila berjalan mendekat kemudian duduk di sebelah Kayla. "Coba lo telefon orang rumah Raygan." usulkannya.

   Kayla memang sempat berniat ingin menelfon Kak Rayhan dan bunda Raygan. Tapi ia teringat, jika Raygan sekarang tinggal di apartement.

   "Tapi Raygan sekarang tinggal sendiri Mil," balas Kayla terus menatap ponselnya yang tergeletak tak bernyawa di atas meja.

   "Coba aja dulu, siapa tau kan lo dapat informasi." sarankan Mila sembari membuka bungkus kemasan camilannya. Menatap televisi di depannya yang menampilkan cuplikan iklan.

   "Yaudah deh," cetus Kayla setelah berperang batin. Ia meraih ponselnya, membuka aplikasi kontak, hendak menekan nama Kak Rayhan.

   Sebuah notifikasi mendadak muncul. Membuat Kayla memekik terkejut, membuat Mila yang berada di sebelahnya berseru terkejut juga.

    "Astaga!" Mila untung saja gesit menangkap kembali bungkusan snacknya yang terlempar.

    "Lo kenapa sih? Ada panggilan setan ya?"

    "Ada balasan dari Raygan!" pekik Kayla terlampau senang.

   "Balas deh," sahut Mila lanjut mengunyah. Menatap Kayla yang terus memekik pelan kegirangan.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang