21. Araf dan Cerita

132 13 0
                                    

   Kayla sejak tadi menggerutu di pinggir koridor, ia menunggu Araf yang katanya pergi sebentar mengambil kameranya di kelas.

   Seharusnya hari ini Kayla bisa pulang bersama Raygan, menghabiskan waktu beberapa jam bersama sang pacar dalam waktu pulang sekolah.

   Seharusnya lagi rencana Kayla tersebut dapat terlaksana, karena untuk pertama kalinya Raygan sedang tidak memiliki kegiatan mendadak. Seperti rapat misalnya yang selalu menjadi pengacau ketika ia dan Raygan membuat rencana kencan.

   Tetapi apa yang seharusnya terjadi justru tidak dapat terjadi. Bukan Raygan lagi yang membuatnya batal, melainkan Kayla.

   Kayla tidak mungkin menolak ajakan Raygan, semuanya gara-gara Araf. Permasalahan lomba fotografi, Araf mengajak Kayla untuk tetap tinggal di sekolah dan berkeliling melihat-lihat.

   "Lama banget sih," gerutu Kayla masih sebal karena rencananya batal.

   "Sorry lama," ucap Araf tiba di dekat Kayla dengan napas bersahut-sahut. Sepertihanya habis berlari.

   "Lama banget," sahut Kayla lalu berjalan mendekati taman di dekatnya.

   Araf menyusul sambil memeriksa kamera yang baru saja diambil.

   Kayla duduk begitu saja di atas rumput hijau tanpa ada alas apapun yang menunjang, tasnya diletakkan begitu saja di sebelahnya. Melupakan sejenak rasa kesalnya, berusaha profesional bekerja bersama Araf.

   Agar ia bisa pulang cepat.

   "Jadi apa rencana lo?" tanya Kayla.

   Araf mendongak sebentar menatap Kayla yang bertanya, tangannya masih mengotak-atik kamera. Ia lantas menunduk sambil menjawab Kayla, "Gue mau pastiin dulu keindahan sekolah bagian mana yang bermakna."

   "Taman bagus," Kayla memberikan komentar terhadap taman yang sedang mereka diami beberapa bagiaannya sekarang ini.

   "Boleh juga," sahut Araf mulai mengarahkan kameranya ke sembarang arah.

   "Udah oke," cetusnya tersenyum karena mendapat hasil foto yang bagus.

   Kayla menatap Araf yang kini berfokus pada kamera, Araf tampak senang memainkan kameranya. Kedua tangan Kayla ditumpukkan pada kedua paha sembari disatukan.

   Matanya tetap pada Araf. "Gue beneran penasaran, kenapa lo milih gue buat jadi partner lomba lo?" tanyanya berterus terang dengan apa yang menjadi sumber keriwutan di kepala.

   Araf tak menoleh, "Gue kepikirannya lo doang yang bakalan nolak."

   "Hah?" Kayla benar-benar tidak mengerti.

   Araf mendongak memberikan atensinya pada Kayla yang menyahut polos. "Iya Kayla, waktu gue dikasi tau harus ikut lomba Fotografi ini, gue mau nolak."

   "Tapi, pak guru udah bersikeras karena dihasut sama osis. Yaudah gue mikirin cara lain biar nggak ikutan, yaitu elo!"

   Kayla menunjuk dirinya sendiri. "Kenapa gue?"

   "Lo bodoh ya," decak Araf karena Kayla sangat lambat mencerna maksudnya.

   "Gue nggak tau jangan dikatain bodoh," balas Kayla mendengus sebal atas ucapan Araf.

   "Kalo lo nolak buat jadi partner gue, otomatis gue juga bakalan nggak bisa ikutan. Karena syaratnya harus berpasangan, dan," Araf menggantungkan ucapannya.

   "Gue kasi syarat harus Kayla Ratu Atmaja, nggak boleh yang lain."

   Kayla tercengang mendengar perkataan Araf. "Jadi maunya lo, gue nolak gitu?" Baru tersadar dengan rencana Araf.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang